Dari Jerman

214 21 6
                                    

Jaehyun tidak menyangka akan bertemu dengan teman lamanya di Jerman. Jaehyun tidak bodoh dan ia cukup menyadari bahwa bukan hanya dirinya dokter dari Korea Selatan yang diundang dalam seminar besar ini. Tentu saja kesempatan untuk bertemu teman lamanya selama masa sekolah kedokteran sangatlah mungkin mengingat sekolah mereka merupakan sekolah kedokteran terbaik di Korea Selatan. Bahkan seharusnya Kim Mingyu juga ada di sini, namun ia menunda keberangkatan mengingat kondisi istrinya yang tengah hamil tua. Dan ya bukan sembarang orang yang bisa hadir dalam seminar besar mengenai sistem kardiovaskular ini.

Terakhir ia mendapat kabar bahwa teman lamanya ini mengambil spesialis jantung dan memutuskan sekolah di luar negeri, entah itu di mana. Jaehyun tidak terlalu mencampuri dan ingin tahu mengingat hubungan mereka waktu itu sedang tidak begitu dekat.

"Apa kabar Jaehyun ?" Perempuan di depannya mengulurkan tangan. Jaehyun menerima uluran itu dengan baik.

"Aku baik, bagaimana denganmu dokter Park ?"

Park Chaeyoung. Perempuan di depannya ini tidak banyak berubah. Tidak, sepertinya Jaehyun salah. Park Chaeyoung tumbuh menjelma menjadi perempuan dewasa yang semakin cantik dan terlihat menawan. Dan Jaehyun tidak berusaha untuk memungkiri itu. Park Chaeyoung dulunya merupakan mantan primadona di masa pendidikan mereka. Banyak laki-laki yang selalu memuja Chaeyoung karena kecantikannya. Sepertinya predikat itu hingga kini juga masih melekat pada Chaeyoung. Di tengah banyaknya dokter perempuan dari berbagai negara yang hadir dalam seminar ini, Jaehyun akui Chaeyoung lah yang terlihat paling cantik.

Obrolan singkat mereka terpaksa terhenti karena seminar akan segera dimulai. Jaehyun dan Chaeyoung mengambil tempat duduk bersebelahan. Selama seminar, Chaeyoung tak memperhatikan apa yang tengah dibahas oleh dokter Aaric di depan sana. Ia lebih fokus memandangi wajah Jaehyun, teman lamanya ini terlihat semakin tampan. Proporsi tubuh Jaehyun juga sangat pas. Benar-benar pria idaman. Begitu pikir Chaeyoung. Seharusnya jika Chaeyoung lebih jeli dalam memperhatikan Jaehyun, ia pasti dapat melihat jika di jari manis Jaehyun telah melingkar sebuah cincin. Namun fokus Chaeyoung jauh lebih kepada wajah tampan Jaehyun. Jika Chaeyoung melihat cincin itu, mungkin ia akan berpikir dua kali untuk mengagumi wajah tampan seorang Jung Jaehyun.

"Kau tidak berubah, Jae. Selalu serius dalam situasi ini." Chaeyoung tiba-tiba menyeletuk. Mengingat masa lalu, di mana Jaehyun akan selalu fokus mendengarkan setiap mata kuliah mereka.

"Ya, aku harus pulang membawa hasil agar kepala departemenku tidak menyesal mengirimku ke sini." Jujur Jaehyun diselingi sedikit guyonan di akhir.

"Kepala departemenmu mengirim orang yang tepat."

"Kuharap juga begitu."

Chaeyoung harus berterima kasih pada kepala departemen bagian tempat Jaehyun bekerja karena sudah mengirim pria ini. Membuatnya dapat kembali melihat sosok yang sudah lama tidak ia temui. Padahal Chaeyoung sudah hampir satu tahun berada di Korea Selatan dan baru kali ini ia kembali bertemu dengan Jaehyun, di negeri orang pula bertemunya. Agaknya takdir Tuhan cukup menyenangkan.

~~~

"Beomgyu ayo sini, mommyku membuatkan dua bekal. Ini untukmu." Jay dengan semangat menarik Beomgyu yang malu-malu mengintip di depan kelasnya. Mereka berada di tingkat yang sama namun kelas yang berbeda. Choi Beomgyu merupakan anak dari Choi Wooshik dan Kim Dami. Wooshik ini merupakan sahabat baik dari ayah Jay, Kim Taehyung. Taehyung yang menyadari bahwa rumah tangga sahabatnya dalam masalah maka ia meminta Jay untuk menemani Beomgyu ketika di sekolah agar anak itu tidak terlalu merasa bersedih.

Jay lalu menuntun Beomgyu duduk di bangkunya yang persis bersebelahan dengan Jisung. Rencananya mereka akan makan siang bertiga sambil saling menukar bekal makan.

EVEN NOW [JAEYONG] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang