Chapter 55-[Sirius]

6.3K 355 68
                                    

Akhirnya Aca memilih untuk pergi dari taman itu namun karena merasa lapar jadi dia mampir sebuah minimarket untuk memberi beberapa makanan.

"Aca." Suara itu membuat Aca yang tengah membayar di kasir membeku sesaat, setelah itu dia membalikan tubuhnya matanya bertemu dengan mata hitam legam bersinar itu membuat jantungnya berdegup kencang.

Sudah lama Aca tak mendengar suara itu, matanya mengabur karena airmata entah karena sedih atau karena terlalu merindukan suara itu.

DIa mengerjapkan matanya beberapakali, Kemudian Aca segera membayar dan hendak pergi meninggalkan Bintang.

"Aca tunggu" Ucap Bintang sambil menahannya tangannya.

Disinilah mereka sekarang berjalan menyusuri jalan menjauh dari rumah Bintang setelah mengantarkan titipan bunda Bintang, kebetulan minimarket itu tak jauh dari rumah Bintang.

"Aca lo.." panggil Bintang melihat ransel cukup besar di punggung Aca.

"Simpan semua pertanyaan yang ada di kepala lo Bintang, gua mohon" Potong aca seolah paham pertanyaan yang akan di lontar Bintang.

"Plis bersikap seolah semua baik-baik aja"

Kemudian Bintang hanya mengangguk.

Kemudian Aca menghentikan langkahnya saat melewati sebuah TK dan kemudian Aca memilih duduk di bangku di depan TK itu, bangku yang biasa digunakan siswa saat menunggu bus sekolah mereka.

Bintang menyusul duduk di samping Aca.

Dua belas tahun lalu, seorang anak laki-laki mengancam akan memukul anak perempuan di depannya agar berhenti menangis,seorang gadis kecil yang tengah menangis kecewa karena tak satu dari orang tuanya yang mendatangi pesta perpisahannya.

Bukannya mereda tangis gadis itu semakin menjadi saat sosok laki-laki di depannya itu mengancamnya akan memukulnya jika dia tak berhenti menangis.

Anak kecil laki-laki itu panik mendengar tangis gadis itu semakin kuat, memutuskan duduk di samping gadis kecil itu dan menghapus air mata yang membasahi pipi gadis itu, menenangkan gadis itu dengan berjanji akan meminjamkan kedua orang tuanya pada gadis kecil itu. Berakhir mereka menghabiskan acara itu bersama.

Ayah Bintang, Ibu Bintang, Bintang dan Aca.

"Bintang makasi waktu itu lo udah minjamin gua orang tua lo." Ujar Aca setelah ingatan itu berputar di kepalanya.

"Dasar gadis kecil cengeng" Ujar Bintang seolah ingatan itu kembali berputar didepan mereka.

"Makasi pernah jagain gadis kecil cengeng itu." Ujar Aca menatap lurus ke depan.

"Makasi berkat lo gadis kecil itu bisa merasakan bagaimana rasanya disayang." Batin Aca.

"Maaf gua." Belum sempat melanjutkannya Aca kembali memotong Bintang.

"Liat, tadi gua dicakar kucing padahal gua udah baik beliin dia sosis" Ujar Aca mengalihkan pembicaraan.

"Random banget lo ca "Kekeh Bintang ternyata sudah sangat lama bintang tak mendengar cerita random gadis itu.

"Gua kangen bahas hal-hal random dan kadang gak penting sama sekali bareng lo. Akhir-akhir ini pembahasan kita terlalu berat." Batin Aca.

"Iya gua kesal banget, padahal gua pengen berbuat baik" Lanjut Aca.

"Gua tau kenapa lo di cakar" Ujar Bintang.

"Kenapa?"Tanya Aca serius.

"Dia gak suka sama rasa sosis yang lo kasih."

"Tapi itu sosis best seller asal lo tau."

"Hahaha, goblok banget sih lo ca."

"Lebih goblok lo, masih ladenin cerita gua"balas Aca sambil tersenyum.

SIRIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang