2#Ditolak

129 14 2
                                    

Tok tok

Ketukan pintu dari luar mengalikan kearah gambar yang mungkin sebentar lagi akan ia eksekusi.

Dengan tatapan dinginnya Steven berjalan ke arah pintu lalu membukanya, seketika tatapan dinginnya berubah menjadi tatapan teduh.

"Mommy dari tadi nungguin kamu makan malam lo" Ujar Tania dengan senyum.

"Maaf ya Mom, Stev bikin Mommy menunggu!" Ucap Steven yang merasa bersalah.

"Ya udah ayo kebawa, Ayah udah nungguin kamu juga!"

Dengan rasa malas ia mengikuti Tania dari belakang, tiba-tiba perutnya terasa kenyang saat mendengar sang Ayah berada dirumah.

Setiba dimeja makan keadaan semakin hening, Steven mengalikan pandangan kearah lain saat orang yang sedang duduk itu menatapnya.

Tania yang merasa ada kecanggungan itupun langsung mengajak keduanya untuk menikmati makan malam, "Ayo Mas, Stev dimakan dulu nasinya sebelum lauknya pada dingin."

Dari dulu anak dan Ayah itu sama sekali tak akur entah apa yang membuat keduanya saling tatap-tatapan dingin seakan ingin membunuh, bahkan waktu pertama kali ia masuk rumah ini sudah dapat ia cap rumah mewah namun seram.

Ya Tania adalah Istri kedua Bram Abraham Vandes, Namun ada isu Istri pertama Bram meninggal secara Tragis entah apa yang terjadi yang jelas ia hanya mendengar sebagian dari orang terdekat keluarga Vandes.

Dulu awal ia masuk kerumah itu Steven sangat membencinya entah apa yang membuat anak remaja berusia 15 tahun menatapnya dengan tatapan horor tapi dengan seiringnya waktu Tania berhasil meluluhkan Steven.

Iya Tania adalah Mommy tirinya Steven, akan tetapi Steven sangat menyayangi Tania seperti ibu kandungnya sendiri. Karena Tania mencintai keduanya dengan tulus, tidak seperti....

Seketika ingatan Steven kembali dengan kejadian beberapa tahun yang lalu.

"Stev kenyang Mom"

"Steven malam ini nggak pulang" Ujar Steven yang baru saja meneguk air putih.

Tania mengalikan pandangannya kearah Steven, "Kok nggak pulang sayang? Mau kemana?"

"Stev nginep dirumah Bara! Stev keatas dulu," Ujar Steven yang kini sudah berjalan kearah tangga menghiraukan orang yang sedari tadi menatapnya.

Bram menghelakan napasnya pelan, entah bagaimana lagi cara ia meluluhkan hati anaknya itu. Ini bukan kesalahannya tapi ini murni kecelakaan.

"Udah Mas, kamu sabar dulu ya, mungkin Stev butuh waktu banyak lagi." Ujar Tania menggelus bahu Sang suami.

"Steven pergi dulu!" Ucap Steven yang baru saja turun dari tangga menatap kedua orang itu dengan tatapan berbeda.

***
"Stev, Lo beneran bakal kesana?" Tanya Bara.

"Hmm" Steven hanya berdehem ia lebih asik mendengar dentuman musik sambil melihat pemandangan wanita berpakaian seksi itu meliuk-liuk.

Mereka bertiga saat ini sedang berada didalam diskotik, mereka kali ini tidak minum melainkan hanya resperesing saja.

"Gila mengoda sekali cewek baju merah itu" Tunjuk Bara kearah Bar.

Steven serta Alden menoleh kearah Bar, benar apa yang dibilang Bara gadis baju merah itu sungguh menggoda dengan belahan dada tidak sepenuhnya terbungkus rapi didalam sarangnya dengan rok sebatas paha menampilkan kaki jenjang serta paha mulusnya yang menantang untuk dielus.

Steven yang membayangkan itu saja area bagian bawahnya sudah mengeras ingin keluar dari sarangnya.

"Shitttt...." Umpat Steven yang merasa kepalanya sudah ingin pecah.

STECALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang