8# Kekejaman Steven

37 4 1
                                    

Dua hari berlalu. Suasana malam kali ini sungguh berbeda dari biasanya, malam ini cukup dingin.
Tanpa memberi tahu maksud apapun, mereka berjalan terus, seakan sudah mendapatkan pesan dari seseorang.

"Dia belum sadar tuan!" Ucap orang suruhan Steven.

Sebuah gudang yang dua hari lalu mereka tinggalkan, terlihat masih sama.

"Bara periksa dia!" Perintah Steven yang kini sedang duduk bersama Alden yang menatap kegiatan Bara.

Dengan cekatan Bara memeriksa keadaanya gadis itu, iya Callista gadis yang dua hari lalu ditembak Steven sampai saat ini belum sadar. Bahkan darah yang berada di tangan dan kakinya sudah kering bukan itu saja dilantai pun sudah kering.

Bara menghelakan napas, lalu ia beranjak dari situ.

"Masih hidup!" Acuh Bara yang pergi dari ruangan itu.

2 jam mereka menunggu gadis itu sadar akhirnya membuahkan hasil.

Tubuh lemah gadis itu menatap permusuhan kepada tiga orang yang sedang menatapnya tajam.

"Gue pikir sudah mati!" Steven berdiri dan berjalan mendekati Callista.

Callista engan menjawab ia hanya diam.

"Loh tau? Kenapa loh bisa ada disini?" Tanya Steven saat sudah berada di dekat gadis itu.

Callista berpikir apa salahnya, selama ini ia tidak ada urusan dengan mereka.

Lama Steven memandang gadis itu, ia berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan gadis itu.

"Apa yang loh lakuin di gudang sekolah?"

Degh

Callista memberanikan diri menatap lelaki gila itu, ternyata ini yang membuat mereka semarah itu.

"Apalagi kalo bukan mencari sesuatu!" Tantang Callista.

Steven tertawa sinis.

"Sebenarnya tubuh loh mau gue kasih ke anjing itu." Tunjuk Steven pada anjing dalam kandangnya. "Tapi sepertinya belum saatnya loh pergi!"

"Dasar iblis" Maki Callista.

"Iya iblis, dan iblis ini bisa saja robek mulut sampah loh itu" Steven menarik dagu gadis itu.

"Aaagrr...." Pekik Callista saat lelaki yang ada dihadapannya meremas kuat dagunya.

"Gue suka teriakan kesakitan" Steven kembali meremas dagu gadis itu, dan kali Steven mencekik leher Callista sehingga membuat gadis itu susah bernafas.

"Stev!" Lagi-lagi Bara mencegah tindakan gila Steven.
Tapi lelaki itu seolah olah tuli.

"Gadis yang malang!" Ucap Steven yang melepaskan cekikannya.

Callista menghirup udara dengan tersendat-sendat.
Ia hampir kehabisan napas. Dan lihat ia kembali menatap benci lelaki itu yang kini sedang memegang pisau.

"Jangan ikut campur!" Cegah Alden saat Bara hampir mendekat kearah Steven.

Bara menatap tajam Alden.

"Aaargg__" Teriak kesakitan gadis itu.

***
Keesokan harinya

Tiga orang lelaki baru saja keluar dari mobil, mereka berjalan dengan coolnya. Mereka sama-sama memakai baju hitam, celana hitam, sepatu hitam dan berkaca mata hitam. Mereka berjalan menuju ruangan Ceo di perusahaan ternama di jakarta, pesona mereka mampu membuat para pegawai menjadi perbincangan hangat saat bekerja.

"Selamat siang!" Ucap Steven yang baru saja masuk kedalam ruangan Ceo itu dan diikuti oleh sahabatnya.

"Siang, Stev! Bagaimana?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STECALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang