Kini orang tua Kayla sudah pergi dari pondok 20 menit yang lalu. Mira dan Syifa sedang mengajak Kayla melihat-lihat pondok Nurul Huda.
"Kenapa pagar di sini Mir? terus yang itu apa?" tanya Kayla.
"Oh ... kalau itu pondoknya santriwan Kayla," jawab Mira.
"Peraturan di pondok ini, kita tidak boleh memasuki area santriwan begitu juga sebaliknya. Terkecuali anti sendiri ada keperluan dan sudah meminta izin pada pak kyai atau umi," ucap Syifa.
Mereka pun kembali berjalan memasuki area masjid. Tiba-tiba Kayla mendengar lantunan surat Ar-Rahman yang sangat merdu di telinganya. Ia mengikuti suara tersebut hingga ia melihat seorang pria sekiraan berumur 20 tahun memakai sarung coklat dan baju kokoh juga yang sedang mengaji di dalam masjid tersebut.
"Itu siapa?" tanya Kayla.
"Itu namanya ustadz Kafka. Anak pak kyai dan umi," jawab Mira.
"Mungkin saat kamu melihat ustadz Kafka kamu bakal jatuh cinta deh Kay," goda Syifa.
"Apaan sih ... orang aku aja gak kenal," ucap Kayla sambil terkekeh.
"𝑺𝒖𝒂𝒓𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒓𝒅𝒖. 𝑷𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒂𝒎𝒑𝒂𝒏," 𝒃𝒂𝒕𝒊𝒏 𝑲𝒂𝒚𝒍𝒂.
*****
Jam menunjukkan pukul 18:00 dimana semua warga pondok melaksanakan ibadah maghrib berjama'ah.
Selepas mengambil wuduh Kayla tak sengaja menabrak salah satu lawan jenisnya. "Astagafirullah," ucap kompak Kayla dengan pria tersebut.
"Afwan ukhti, Afwan. Ana tidak sengaja," ucap pria tersebut.
Kayla yang terjatuh di lantai pun kaget lantaran ia sangat mengenal suara tersebut. Kayla pun berdiri.
"Afwan ... ana juga salah. Kalau begitu ana mau ambil wudhu ulang ustadz Assalamu 'alaikum," ucap Kayla seraya memberi salam.
"Kenapa dia seperti malu begitu," gumam ustadz Kafka sambil terkekeh.
Ustadz Kafka pun mengambil wudhu ulang. Sedangkan Kayla, gadis itu bukannya mengambil wudhu tapi ia mengamati wajahnya di balik di depan cermin. Sungguh pertabrakan tadi membuat jantungnya berdisko riah.
Kayla dan ustadz Kafka sudah selesai dengan wudhu mereka lah kembali berpapasan saat hendak ke dalam masjid.
"Afwan ukhti tunggu sebentar," ucap ustadz Kafka.
Kayla menghentikan jalannya tanpa menoleh ke belakang.
"Sepertinya ana baru melihat ukhti di ponpes ini. Maksud ana apa ukhti santriwati baru di sini?" tanya ustadz Kafka.
"Na'am ustadz. Ana santriwati baru di sini, dan jika tidak ada pertanyaan lagi afwan ana awalan. Assalamu 'alaikum," jawab Kayla dan berpamitan pada ustadz Kafka.
"Ya Allah ... cantik sekali ciptaan mu," gumam Kafka.
"Astagafirullah Kafka sadar. Tidak boleh membayangkan orang yang bukan mukhrim seperti itu," ucap Kafka sambil menampar pipinya.
𝐓𝐈𝐍𝐆𝐆𝐀𝐋𝐊𝐀𝐍 𝐉𝐄𝐉𝐀𝐊😍❤️

ŞİMDİ OKUDUĞUN
Dinikahi Ustadz Ganteng
RomantizmCerita yang mengandung unsur kebaperan, juga cukup menguras emosi. Hasil pemikiran sendiri, No Plagiat!