Chapter 28

364 46 5
                                    

"there is still a chance so take it before you regret it all"























































































































Vincenzo membuka matanya yang sangat berat. Saat matanya terbuka semua tampak silau serasa ia tertidur sangat lama.

"Tuan vincenzo?! Kau sudah bangun??"

"Boss?! Kau tidak apa apa?!"

"Pengacara kka?"

Vincenzo melihat satu satu orang yang memanggilnya itu. Ia tersenyum tipis karena semua orang baik baik saja dan tidak terluka seperti dirinya.

"Chayoung? Chayoung dimana?"

Senyum luca dan yang lainnya luntur seketika. Mereka membuang muka dari vincenzo.

"Kenapa kalian semua terdiam? Chayoung! DIMANA CHAYOUNG?!"

Mereka semua masih terdiam.

"LUCA! PAK CHO! DIMANA CHAYOUNGGG?!!!"
Semuanya masih terdiam dan tak lama isak tangis pun mulai bermunculan membuat vincenzo ikut menetes kan air matanya.

"Maaf boss. Pengacara hong berhasil dibawa oleh arnoldo, sudah 4 minggu dia berada di tangan arnoldo, tapi tenang saja boss! Aku yakin pengacara hong tidak akan dibunuh oleh arnoldo dia akan baik baik saja"

Tiba tiba saja vincenzo berdiri dan meninju pipi luca.
"APA KAU BILANG?! BAIK BAIK SAJA?!!! BAGAIMANA BISA BAIK BAIK SAJA DI SAAT CHAYOUNG DI CULIK DAN DI SEKAP OLEH BAJINGAN ITU!"

"ARRGHHHH!" Vincenzo mencambak rambutnya. Semua orang terlihat sangat terkejut mendengar amarah Vincenzo. Matanya sangat tajam menjadi seperti bukan vincenzo yang mereka kenal. Mereka baru pertama kali melihat vincenzo seperti itu.

Lalu vincenzo mencabut semua infus yang menempel padanya dan pergi keluar.
"Kita berangkat ke italia sekarang!!"
Semua nya membuka jalan untuk vincenzo, luca dan pak cho pun mengikuti vincenzo dari belakang.

.
.
.
.

Malam tiba dan mereka baru sampai di italia.
"Kau sudah bisa melacak maria?!"

Luca menggelengkan kepalanya sambil menunduk.

"Kenapa kerja mu jadi tidak becus, ha?! Maria ternyata merencanakan semua nya dan berhasil melarikan diri, kita semua terkena jebakan arnoldo dan pengaca hong sampai terculik!"

Vincenzo membuang napas nya kasar. Hampir semua orang di bandara memperhatikan nya karena berbicara terlalu keras.

"Tuan vincenzo, harap tenang. Kita harus berhati hati, siapa tau banyak mata mata disekeliling kita" ujar pak cho menenangkan.

"Tentu saja ada mata mata disini, mereka sudah merencanakan semua matang matang dan berusaha merebut pulau malta dan menghancurkan diriku"

"---lebih baik kita cepat keluar dari bandara ini dan pergi ke hotel" vincenzo lalu melangkahkan kaki nya diikuti luca dan pak choi.

Luca hanya bisa menunduk sambil berusaha mencari terus keberadaan maria.

.....

"Mereka telah sampai ke sini" ucap arnoldo pada maria. Mereka kini berada diruang tamu.

"Aku yakin vincenzo punya rencana luar biasa. Dan kini kita tidak akan tau lagi rencananya karena dia tidak akan lagi mempercayai ku. Lalu apa rencana mu?"

Arnoldo terkekeh.
"Kita punya senjata hebat disini. Kelemahan vincenzo!"

"Hong chayoung? Kau juga harus memikirkan hal lain arnold! Hei! Kau melawan mafia terkuat di italia! Jika kau hanya memanfaatkan chayoung kau pasti akan kalah melawannya."

Arnoldo menggeleng.
"Vincenzo sudah berubah. Ia menjadi lebih kemanusiaan sekarang. Dia bahkan tertipu oleh perkataan bulus ku! Cih. Dasar vincenzo bodoh!"

"Kau benar. Tapi kita perlu berhati hati" balas maria.

Lalu arnoldo menghampiri maria dan membelai rambutnya.
"Tenang saja sayang, kita akan merebut malta dan membunuh vincenzo beserta semua keluarga nya"
Maria mengangguk. Mereka pun saling bersulang anggur.

BRAKK!

Sesuatu tiba tiba membuyarkan kegiatan maria dan arnoldo. Sepertinya suara itu berasal dari kamar chayoung. Sudah berkali kali itu terjadi, chayoung terus berusaha untuk kabur tapi tidak pernah berhasil.

"HEI!" Maria mendobrak pintu.

"Berusaha untuk kabur manis?" Bisik arnoldo pada chayoung.

Lalu maria menjambak ke belakang rambut chayoung.
"Kau ini! Bisa diam tidak?! Tiada hari tanpa membuat keributan didalam kamar mu! Tenang saja hong chayoung, sebentar lagi tunangan mu akan segera datang. Jadi hemat lah energi mu agar bisa melihat nya"

Chayoung menatap maria dengan tajam.

"Berikan dia makan, lakukan apapun agar dia tetap makan. Kita harus tetap membuat nya hidup." titah arnoldo lalu ia meninggalkan kamar itu.

.
.
.

Chayoung kembali melepehkan makanan nya. Ia tersenyum miring melihat kefrustasian maria.

"HEI! MAKAN LAH MAKAN! APA AKU HARUS MELAKUKAN HAL KASAR PADA MU?!"

"Kenapa kau mengkhianati nya?"

"SIAL. kenapa kau terus mengatakan hal itu, apa kau sudah gila. Tidak punya kata kata lain? Saat kita bertemu kau sangat banyak bicara dan menyombongkan diri mu. Liat sekarang yang terjadi kau terikat dengan penampilan lebih dari kata buruk" ucap maria.

"Tentu saja karena kau menyekap ku dan tidak membiarkan aku mandi. Kenapa kau mengkhianati nya maria? Kau tau kalau vincenzo sudah menganggap mu seperti adik sendiri? Harus nya kau bersyukur bisa punya kakak seperti nya"

Tengkuk maria mengeras mendengar kata kata itu.

"Karna perasaan mu tak terbalas, kau membalas luka yang terjadi kepada mu dengan menghancurkan dirinya. Apa kau tidak sadar apa yang telah kau lakukan?"

Sontak maria langsung menampar chayoung.
"Apa kau bilang?! Kau tau apa soal diri ku pengacara hong! Tutup mulut mu dan makan lah!"

"----berikan dia makan lagi!" Titah maria pada pelayan-pelayan yang sejak tadi berdiri di samping chayoung yang memberikan makanan secara paksa.

Chayoung kini menelan makanan nya.
"Kau tidak boleh seperti ini maria. Masih ada kesempatan satu kali lagi sebelum kau menyesali seluruh perbuatan mu. Vincenzo sangat menyayangi mu seperti adik sendiri, dia akan memberikan lagi kesempatan kepada mu"

Maria semakin kesal, ia meninju chayoung lalu menembakan peluru ke kaki chayoung.

"Obati dia nanti" ujar maria lalu meninggalkan kamar itu.

Chayoung hanya bisa menggigit bibir nya dan tergeletak di atas kasur dengan sakit yang menjalar ke seluruh tubuh nya. Ini kedua kali nya ia terkena tembakan tetapi masih terasa sangat sakit hingga seperti membunuhnya.

....

"AKU MENEMUKAN MARIA!" Sorak luca sambil membuka pintu kamar Vincenzo. Lalu vincenzo pun mengambil mantel nya dan mengikuti ke mana luca pergi.

VINCENZO SEASON II (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang