[[[[[SELESAI]]]]]]
Tentang,
Kamu dan aku yang saling melawan masa lalu.
Masa lalu yang membawa kamu padaku sebagai penyembuh.
Masa lalu yang memberikan arti bahwa cuma kamu yang selalu ingin aku tuju.
@nct
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Naraya celingak-celinguk saat sudah berada di luar gedung event untuk mencari Kavi. Dan seketika matanya menyipit tatkala melihat Kavi yang duduk di halte tak jauh dari gedung tersebut, ia pun segera bergegas menghampiri lelaki itu.
"Woy,"
Kavi pun menoleh kaget saat Naraya datang lalu dengan santai duduk di sebelahnya.
"Lagi ngapain?" Tanya Naraya.
"Duduk."
"Gue pikir tidur."
Kavi tergelak pendek menatap Naraya dari samping lalu matanya tertuju kepada paha gadis itu yang terekspos karena gaunnya yang pendek. Kavi pun berdecak sembari membuka jaketnya lalu melemparnya ke paha Naraya sebelum membuang muka ke arah jalanan yang berlalu lalang.
Naraya tersenyum, "Makasih." Ia pun memperbaiki letak jaket Kavi di pahanya.
"Gimana Jeno?" Tanya Kavi tiba-tiba.
"Ganteng."
"Cih,"
"Baik juga." Lanjut Naraya. "Pokoknya tadi gue sama Jeno nyambung banget waktu ngobrol."
"Ngobrolin apaan emang?"
"Kok kepo?"
"Ya kalo gak mau jawab juga gak pa-pa."
"Ya emang gak mau jawab."
"Yaudah." Jawab Kavi cuek membuat Naraya pun terkekeh dan bergeser mendekat ke arah Kavi membuat bahu mereka saling berdempetan, "Ngapain deket-deket?" Kavi melirik Naraya.
"Emang gak boleh?"
"Gak,"
Naraya pun semakin terkekeh sebagai respon, tak menjauh tapi pandangannya pun tertuju kepada jalanan dengan kendaraan yang masih sibuk berlalu lalang di malam hari.
"Lo kenapa disini? Bukannya masih ada segmen berikutnya?" Tanya Kavi membuat Naraya kembali meliriknya.
"Lo sendiri kenapa?"
"Gue-gerah." Jawab Kavi asal.
"Terus Karina mana?"
"Gak tau."
"Parah banget di tinggalin gitu aja!"
"Lah elu? Jeno mana? Lo tinggalin juga, kan?"
"Yaiya, cuma gue udah izin sama dia buat cabut duluan. Lo sendiri udah izin belum sama Karina?"
