13. Somewhere in Between

470 83 29
                                    


Karina melangkah seorang diri memasuki Dream Cafe lalu duduk di kursi paling pojok dan langsung berkutat pada laptop di hadapannya membuat Jeno yang melihat itu tersenyum kecil sebelum membuat jus buah untuk gadis itu.

"Hai, Rin," Sapa Jeno lalu mendudukan diri di seberang Karina, "Sendirian aja?"

"Keliatannya?"

"Keliatannya lagi berdua sih sama gue. Keliatannya kita juga cocok."

Karina mendengus lalu matanya melirik gelas jus di mejanya, "Buat siapa?"

"Ya buat lo?"

"Kan gue belum pesen?"

"Kalo lo pesen sendiri takutnya lo malah pesen kopi terus ntar asam lambung lo bisa kambuh lagi." Kata Jeno. "Btw, soal yang waktu itu, maaf ya gue sok tau banget ngasih lo kopi. Gue gak tau sumpah lo punya asam lambung. Jadi, mulai hari ini lo tenang aja, lo gak bakal gue kasih kopi lagi karena gue bertekad untuk nyediaiin berbagai macam stock buah khusus buat lo hehe."

Karina berdecih lalu mengaduk jus buahnya sebelum ia minum dan kembali berkutat dengan laptopnya.

"Lo lagi ngapain?" Tanya Jeno yang memperhatikan Karina sedari tadi.

Karina mendongak, "Nugas."

"Tugas apa? Susah, gak? Mau gue bantu?"

Karina terkekeh, meledek, "Cowo yang cuma berpendidikan sampe SMA kayak lo mau bantuin gue nugas? Yang bener aja!" Karina tertawa lebar, "Udahlah, Jen. Sana gih urusin kopi-kopi lo. Jangan ganggu gue dulu."

Jeno menarik nafasnya, "Yaudah deh. Tapi kalo emang tugasnya susah dan bikin lo ngerasa pusing bilang gue, ya? Gue usahain bakal ngebantuin lo-"

"Gak usah! Kavi bakalan nyusul gue kesini bentar lagi dan gue bisa minta bantuan ke dia. Dan gue gak harus jelasin lagi kan ke lo kenapa gue harus milih Kavi buat bantuin gue nugas ketimbang lo?" Karina tersenyum miring lalu melipat tangannya di dada, "Kavi itu mahasiswa kedokteran loh, Jen. Sampe sini lo paham kan maksud gue?"

"....O-oke."

"Oke! Gih, sana! Lo bau kopi gue gak suka!" Usir Karina kasar sambil menutup hidungnya membuat Jeno tersenyum kecut.

Jeno pun pasrah dan berdiri dari duduknya tetapi Karina tiba-tiba memanggil Jeno dan menyuruh lelaki itu untuk duduk kembali.

"Kenapa?" Tanya Jeno bingung saat Karina menggeser laptopnya ke samping kiri dan menatap Jeno intens.

"Gue mau ngomong sama lo."

"Dari tadi bukannya lo udah ngomong?"

"Maksud nya gue pengen ngomong serius."

"Ngomong apa?" Tanya Jeno sedikit excited. "Eh, bentar, kayaknya gue ke belakang dulu deh ganti baju."

"Ngapain?"

"Hng.. kata lo gue bau kopi dan lo gak suka itu, kan?" Tanya Jeno hati-hati. "Takutnya bau tubuh gue bikin lo gak nyaman terus lo jadinya malah pusing dan gue bisa khawatir kalo lo sampe sakit gara-gara gue."

Karina mengatup bibirnya. Ia menatap wajah Jeno yang alih-alih memperlihatkan kekesalan, lelaki itu lebih terlihat seperti benar-benar mengkhawatirkan dirinya. Dan itu membuat ada segelintir rasa bersalah jauh di relung hati Karina.

Oiya, tentang perkataannya tadi, tentu saja ia berbohong. Jeno adalah salah satu cowo terwangi yang pernah ia kenal se-masa hidupnya. Lelaki itu memiliki aroma tubuh yang khas membuat Karina betah berlama-lama berada di dekat Jeno. Tetapi, entah kenapa kata-kata nya beberapa saat yang lalu berbanding terbalik dengan kata hatinya dan itu terlontar begitu saja dengan sangat kasar membuatnya tidak tahu ingin menjawab apa saat ini.

I OWE YOUWhere stories live. Discover now