40 | Seblak

102K 12.6K 1.1K
                                    

[ Happy reading ]









Mata Althan mengerjab pelan kala mendapatkan tepukan yang cukup keras dipipinya. "Masih ngantuk, sayang." ucap Althan seraya menarik kembali selimutnya.

"Cepet bangun Althan. Kita kan mau kerumah Mama!"

Laki-laki itu langsung mengubah posisinya menjadi duduk diatas ranjangnya seraya mengucek-ngucek matanya.

"Jangan di kucek, nanti sakit matanya!" tukas Zea.

Althan turun dari tempat tidur. Cowok itu mengecup pipi Zea cukup lama. "Istri aku perhatian banget sih!"

Laki-laki itu berniat untuk mencium pipi Zea kembali. Namun dengan cepat Zea mendorong bahu Althan.

"Udah sana. Cepet mandi!" ujar Zea seraya melangkah turun dari kamarnya.

"Kamu mau kemana?" tanya Althan.

Zea menoleh menatap suaminya sekilas. "Mau kebawah." jawab cewek itu yang langsung diangguki Althan.

"Mommy!" teriak bocah yang baru saja keluar dari kamarnya.

Zea tersenyum tipis. Perempuan itu berniat untuk menggendong tubuh balita itu. Namun, Elgara menolaknya.

"El udah besal Mommy, nanti dedenya akit." tolak bocah itu.

Zea terkekeh mendengarnya. "Ayo mandi. Badan abang pasti bau!"

Elgara cengengesan sendiri, lalu bocah itu berlarian untuk masuk kedalam kamarnya kembali.

☆☆☆☆



Zea menatap jalanan yang cukup ramai, perempuan itu tampak berbinar ketika melihat penjual seblak dijalanan itu.

"Althan mau seblak!" ujar Zea seraya menunjuk pedagang makanan itu.

Althan meminggirkan mobilnya, laki-laki itu berniat untuk keluar dari dalam mobilnya.

"Mau ikut!" rengek Zea seraya menarik kuat ujung baju Althan.

"Kamu disini aja, ya. Diluar soalnya panas!"

Zea tetap menggeleng dan semakin kuat menarik ujung baju cowok itu. "Mau ikut!"

Althan mengangguk pasrah. "El sama papa aja sini."

bocah itu langsung mengangguk dan naik keatas gendongan Althan. "Mau bobo?" tanya Althan kepada balita itu.

Elgara menggeleng pelan, bocah itu menyembunyikan kepalanya diceruk leher Althan.

"Ayo!" ajak Althan seraya menggandeng tangan Zea.

"Mau yang pedes ya!" ujar Zea semangat.

Althan langsung menggeleng keras. "Kemarin kan udah rujak, sekarang seblak. Jangan terlalu banyak makan yang pedes-pedes!" tegur Althan.

"Tapi pengen yang pedes!"

Althan menghembuskan nafas kasar, perempuan itu memang benar-benar keras kepala.

Mereka duduk dikursi panjang ditempat itu, menunggu seblak yang baru saja mereka pesan.

"Ini seblaknya, silahkan dimakan." ucap penjual itu sembari menyodorkan dua mangkuk seblak yang berbeda rasa.

Zea menatap seblak dihadapnya itu, perempuan langsung menyantap seblaknya dengan tidak sabaran.

"Pelan-pelan Zea!" peringat Althan.

Althan menatap balita yang sedang asik menatap jalanan. "Abang mau?" tanya Althan.

Balita itu menggeleng keras. "Nanti El akit pelut. Buat papa aja!"

ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang