Bab 44

5.9K 467 2
                                    

Beberapa minggu kemudian...

Kabar tentang kelahiran cucu pertama keluarga chaebol terkaya di Korea pun sudah tersebar luas dengan sangat cepatnya saat Ji-hyo lahir.

Dan ajaibnya pada wartawan itu tahu dimana Jennie dirawat bersama bayinya berada, bukankah itu hebat?

Karena sudah banyak wartawan yang membeludak diluar sana, mereka akan melakukan konferensi pers.
Lisa sedang bersiap untuk melakukan konferensi pers tentang kelahiran putri mereka sekarang.

"Jangan gugup" ucap Jennie.

"Aku sudah terbiasa dengan flash kamera mulai aku bersamamu jika kau lupa" ucap Lisa.

Jennie yang sedang menggendong Ji-hyo hanya tertawa mendengar ucapan Lisa tadi.

"Hwaiting Daddy" ucap Jennie.

Lisa tertawa lalu mendekat kearah mereka. Lisa mencium bibir Jennie lalu pipi gembul putrinya disana.

"Aku keluar sekarang" ucap Lisa.

Lisa keluar dari ruang inap dan berjalan bersama beberapa bodyguard disana.

Orang tuanya dan Jennie ada di ruang inap bersama Jennie sekarang. Appa Kim mengusulkan agar dia ikut tapi Lisa langsung melarang karena appa Kim akan kelelahan nantinya.

Saat keluar dari rumah sakit, para wartawan sudah menunggu Lisa dengan rapi didepan sana.

Lampu flas kamera langsung menerpa wajahnya dengan lumayan banyak dan silau, bisa-bisa dia buta jika begini.

"Annyeonghaseyo, ini Lisa. Terimakasih sudah repot-repot datang kesini saat cuaca panas seperti ini, aku sangat mengapresiasi semangat dan kebugaran tubuh kalian" ucap Lisa.

Para wartawan itu terkekeh pelan saat mendengar itu. Entah kenapa mereka mulai menyukai Lisa saat berbicara didepan seperti ini. Lisa sangat humoris dan ramah kepada siapapun.

"Lisa-ssi, apakah Jennie-ssi sudah melahirkan?" Ucap salah satu wartawan.

"Ah, nee. Kalian semua pasti sudah tahu kabar ini dari lama dan aku sangat terlambat melakukan acara seperti ini. Ya, Jennie sudah melahirkan beberapa minggu yang lalu dan melahirkan anak pertama kami" ucap Lisa.

"Laki-laki atau perempuan?" Ucapnya.

"Perempuan" ucap Lisa.

Mereka menjadi gaduh disana, perempuan? Kenapa bukan laki-laki?

"Kami kira laki-laki" celetuk seorang wartawan disana.

Lisa tersenyum mendengar itu.

"Sebenarnya kami tidak peduli dengan jenis kelamin bayi kami, kami hanya bersyukur dia lahir dengan selamat dan sehat. Lagipula Jennie dari dulu ingin sekali memiliki anak perempuan dibandingkan anak laki-laki" ucap Lisa.

"Kenapa begitu? Bukankah setiap orang-orang ingin memiliki anak laki-laki untuk mewarisi semuanya?" Ucapnya lagi.

"Begini, Jennie sungguh berbeda dari orang-orang lainnya. Aku juga bertanya kenapa tidak laki-laki? Dia hanya menjawab karena dia hanya lebih suka dengan bayi perempuan. Jennie ingin menjadikannya sebagai putri raja" ucap Lisa.

"Jennie-ssi sungguh mengejutkan" ucap wartawan itu sembari tertawa.

Lisa hanya tersenyum disana.

"Sepertinya sudah cukup untuk hari ini, sekali lagi aku mengucapkan terima kasih atas kehadiran kalian dalam konferensi pers hari ini" ucap Lisa lalu memberikan bow pada mereka.

Dia langsung berbalik dan masuk kembali kedalam gedung rumah sakit bersama beberapa bodyguard lainnya.

Saat dia masuk, Lia dengan heboh langsung mendekat kearah Lisa dan mengacungkan jempol pada kakaknya itu.

Lalisa Is My Personal BodyguardWhere stories live. Discover now