{6} Mitra Kerja

274 36 6
                                    

Asap nikotin mengudara terbang di seret angin, hingga uap tembakau pun tercium tajam menembus indera penciuman perokok pasif yang kini duduk berhadapan dengan perokok aktif yang tampak tenang mengisap puntung rokoknya. Hisapan demi hisapan dan hembusan demi hembusan, asap nikotin telah berulang kali lolos dari mulut dan hidungnya, dan selama itu pula kebisuan masih loyal bertahan di antara keduanya, mereka tampak belum minat untuk membuka sepatah kata, seperti halnya lelaki bersurai eboni yang santai dengan rokoknya, maka begitupula dengan lelaki bermata jeladri yang saat ini tampak sibuk membaca majalah popular yang kabarnya adalah edisi terbaru pada bulan ini.

Merasa mulai jenuh akan keheningan diantara mereka, Naru pun meletakkan majalah di meja, lalu menempatkan atensinya kepada lelaki di hadapannya yang tampak masih santai menghisap rokok, bahkan kini ia terlihat asyik dengan ponselnya dengan sesekali tersenyum tipis.

Naru mendengkus, "jika tujuanmu kemari hanya untuk mencemari udara segar di kamarku ini dan juga memamerkan senyum yang menjijikkan itu lebih baik kau pulang saja sekarang. Kurasa kau tahu betul letak pintunya, silakan keluar, aku mau istirahat." Tutur Naru geram, atensi Sasuke langsung saja beralih memandang sahabatnya itu, ponsel kini ia taruh di atas meja begitu pula dengan puntung rokoknya yang tersisa setengah batang jua ia simpan kedalam asbak yang tersedia di atas meja.

Sasuke terkekeh pelan, "tumben sekali kau ketus. Kau terlihat seperti errr ... wanita yang sedang datang bulan. Persis sekali, wanita kalau datang bulan selalu jutek, mudah emosi, cuek, mood swing ... eumm apa lagi ya?" Sasuke tampak berpikir sembari mengetuk-ngetuk dagunya pelan, sedetik kemudian dia menjentikkan jari telunjuknya dengan mulut sedikit terbuka. "Aaaa! Oh, yah, mereka juga bakal super sensitif mungkin cenderung sentimentil, yah itu sudah biasa sih pasalnya kan hormon estrogen mereka meningkat naik ... jadi wajar sih jika mereka seperti itu. Tapi kau yang seorang lelaki masa iya kau juga mengalami hal yang sama. Hahaha... itu tidak mungkin kan? Hahaha.. mustahil sekali." Sasuke tertawa lepas memandang ekspresi Naru yang terlihat sama sekali tak terpengaruh akan leluconnya yang pada dasarnya memang terkesan jayus.

"Haahh.. lupakan. Jadi begini, tujuanku kemari ingin mengetahui alibimu. Kenapa tadi malam kau tidak datang ke bar Fiddich? Padahal kami menunggumu sampai larut loh, bahkan Kiba sampai mabuk berat karena saking lamanya menunggumu, dia minum tak henti-henti. Sai dan aku bahkan sudah melarangnya namun dia malah semakin menjadi-jadi dan sangat tak terkendali. Apa kau tahu? Aku dan Sai amat kerepotan tadi malam, Kiba di sepanjang jalan selalu berceloteh tidak jelas, kami pusing mendengarnya. Atas dasar pertemanan tentu saja kami tak tega membiarkannya menyetir sendiri, palingan bukannya sampai rumah dengan selamat dia malah tamat di jalanan. Yah, dengan sedikit keterpaksaan kami mengantarnya pulang walau sepanjang jalan telinga kami hampir tuli mendengar ocehannya. Dan yang lebih parahnya lagi ... mobil Kiba malah pakai mogok segala lagi di jalanan sepi. Kau tidak tahu Naru betapa kerepotannya kami tadi malam. Haahh.. mengingatnya saja benar-benar membuatku kesal setengah mati, bagiku insiden tadi malam adalah hal tersial dalam hidupku."

Sasuke bercerita dengan raut penuh kejengkelan, menggali memori tadi malam yang begitu jelas di ingatannya membuat dia benar-benar dilanda kekesalan ketika mengingat betapa kepayahannya dia dan Sai mengantarkan Kiba pulang dengan selamat, terlebih lagi mobil Kiba berulah di jalanan yang lumayan sepi hingga akhirnya Sai harus kembali lagi ke pelataran bar Fiddich guna mengambil mobilnya yang terparkir di sana. Nasib mereka sungguh naas karena tidak mendapatkan transportasi konvensional maupun online, bengkel terdekat juga tak terdapat di jalanan sepi itu. Namun, mereka masih cukup beruntung, karena adanya ojek yang masih melintasi jalanan sepi itu sehingga Sai pun bisa menumpanginya, demi mengambil mobilnya di pelataran bar Fiddich.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 26 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sweet In Bitter [Hiatus]Where stories live. Discover now