06. Kilauan Cahaya | Mark Lee

11 6 13
                                    

Hamparan rumput luas mengelilingi danau. Kini aku dan Malvin bersantai di padang rumput.

Aku membaringkan tubuhku di rumput, "Kotor loh, nanti bajunya Sa."

Persetan dengan pakaian kotor atau tidak, toh dicuci juga akan bersih kembali kan? Malvin sangat berlebihan.

"Bodo amat, kan bisa dicuci Vin." Tak lama kemudian Malvin ikut membaringkan badannya di rumput ini.

Kami berdua menatap langit, ribuan bintang bersinar di atas langit pemandangan yang selalu aku rindukan.

"Lihat deh, bintang itu." Malvin menunjuk langit dengan jari telunjuknya.

"Yang mana?"

"Salah satu bintang yang cahayanya redup ditengah-tengah, lalu dia kelilingi oleh bintang dengan cahaya yang lebih terang darinya."

Aku mencari-cari bintang yang dimaksud oleh Malvin. Dan ya, aku menemukan bintang itu.

"Wow, bahkan bintang sangat solid dengan temannya mau berbagi cahaya agar dia tidak bersinar sendirian."

"Iya ya, malu dong manusia masa solidaritasnya kalah sama bintang?" celetuk Malvin lalu terkekeh dengan kata-kata yang baru saja ia lontarkan.

"Dibalik ribuan bintang yang bersinar dilangit, pasti setiap bintang memiliki kisahnya masing-masing kan?"

Malvin mengangguk, "Begitu juga dengan manusia, setiap insan memiliki  kisahnya masing-masing. Jadi jangan pernah membandingkan diri lo dengan yang lainnya ya, Sa." Malvin terdiam sejenak.

Sahabatnya tahu apa yang sedang ia alami saat ini, begitu banyak beban yang berada dipundaknya. Namun dunia selalu menuntut dirinya untuk tetap tegar walau pundaknya sudah sangat berat.

"Terkadang tidak apa-apa menangis, terkadang tidak apa-apa bersedih. Hal yang wajar jika merasa lelah. Lo dan gue itu manusia biasa jangan terlalu push diri lo untuk memenuhi keinginan orang lain. Penuhi dulu apa yang menjadi goals lo, jangan terpengaruh dengan ucapan orang lain karena itu hanya semakin membuat lo overthinking. Jalan aja dengan fokus ke depan jangan melihat yang lainnya hanya fokus kepada tujuan. Gue pikir, selama lo percaya diri lo sendiri dan optimis semuanya akan berhasil Sa."

Aku mencerna kata demi kata yang keluar dari mulut Malvin. Malvin memang sangat dibutuhkan saat aku dalam keadaan seperti ini.

"Kalau lelah, istirahat aja. Ngeluh ke gue juga boleh Sa. Asal setelah itu lo jalan lagi lanjut sampai goals lo tercapai. Kalo ada orang yg bilang jangan ngeluh, itu munafik. Karena, setiap orang pasti pernah mengeluh bukan?"

Lagi-lagi aku mengangguk mendengar ucapan Malvin.

"Kata siapa ngeluh itu dilarang? Siapa yang bilang jika kita mengeluh kita tidak mampu melakukan yang dikeluhkan? Mengeluh itu setidaknya bisa mengurangi rasa lelah kan. Kalau mau ngeluh, ngeluh aja asal kerjaan yang dikeluhkan setelah itu dikerjakan lagi. Tapi, kalau ngeluhnya berujung tidak mengerjakan pekerjaan yang dikeluhkan itu yang salah."

"Iya, lo bener Vin. Semua orang berhak mengeluh, berhak lelah dengan hidup yang dijalani asal tetap maju dan mencapai goals yang dituju semuanya akan baik-baik saja."

"Dan setiap orang berhak bersinar dengan cahayanya sendiri."

"Bersinar dengan cahaya yang menghasilkan kilauan indah dengan hasil jerih payah sendiri, bukan melalui cara kotor seperti, meredupkan cahaya orang lain demi bersinar karena kilauan orang lain."

Malvin benar, buatlah diri kamu bersinar dengan cahaya kamu sendiri hingga menghasilkan kilauan yang cantik dengan hasil kerja keras kamu sendiri.

Ya, Malvin benar. Setiap insan mempunyai kisahnya masing-masing tergantung bagaimana kita mengukir kisah itu menjadi kisah yang indah dan layak untuk digoreskan di buku.

Aku hanya perlu fokus terhadap tujuan ku, dan melakukan yang terbaik semampu aku.

Untuk aku di masa depan, semoga kamu menikmati hasil jerih payah kamu di masa muda.

••••••
©beviyla
030322

This work is inspired by Mark's song entitled Child

Mark as Malvin

Mark as Malvin

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
ONESHOT NCTOnde histórias criam vida. Descubra agora