10. Precious Papa | Johnny Suh

7 3 0
                                    

Halo, namaku Arabella. Kalian bebas memanggilku dengan sebutan apapun. Ara, Bella, atau Ella juga boleh.

Aku ingin berbagi sedikit kisah tentang hidupku.

Kata bunda, yang mengurus ku dahulu saat aku di panti asuhan. Katanya, aku serahkan ke panti karena kedua orang tua ku tidak menginginkan kehadiran aku di dunia ini, Ya, kalian benar gadis kecil yang malang bukan?

Tetapi, disamping itu aku juga bersyukur karena orang tua ku memilih untuk membawaku ke panti asuhan, setidaknya hidupku tidak menjalani hidup yang berat jika tinggal bersama mereka bukan?

Seiringnya waktu berjalan, aku di adopsi oleh seseorang lelaki dewasa yang belum menikah. Namanya, Diraga Fero. Aku, sering memanggil beliau dengan sebutan Papa.

Asal kalian tahu, Gadis ini sangat menyayangi papa Diraga. Papa adalah role model hidup aku selama ini, Papa yang mengubah cara pandangku terhadap dunia, Papa yang selalu ada untuk aku.

Papa sosok yang keren di mata aku. Walaupun papa memiliki sisi yang terlalu serius, tapi aku masih bisa memakluminya karena memang wataknya begitu mau bagaimana lagi?

Pernah suatu waktu, aku hanya menggerutu "Capek sama dunia."
dan "Dunia sulit dimengerti." tidak lama kemudian, Papa mengeluarkan kata-kata mutiara dari mulutnya.

Setelah itu, aku memutuskan untuk berbicara dengan hati-hati di depan Papa Diraga.

Kami mempunyai banyak kemiripan, sudah selayaknya anak dan ayah yang sedarah. Mulai dari sifat, zodiak, dan kebiasaan sama persis.

Oh ya, Papaku sedang bekerja dan belum pulang bahkan jam dinding sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

He's so workholic, lagi-lagi aku sendirian di dalam apartemen ini. Awalnya, kami berdua tinggal dirumah papa yang cukup luas tetapi, karena kesibukan papa yang tak ada habisnya dan jarak kantor yang lebih dekat dengan apartemen papa, jadilah kami berdua tinggal di apartemen.

Not bad, jadi aku tidak sendirian ditempat yang seluas di rumah.

Ah, aku merindukan papaku.

Aku membuka melirik ponsel yang berada di sebelah ku, tidak ada notifikasi yang aku dapatkan dari papa, sungguh menyebalkan.

Lagi-lagi aku diabaikan oleh pekerjaannya.

Tiba-tiba sesuatu yang dingin menyentuh pipi ku. "Serius banget nontonnya, sampai papa pulang aja gak sadar." Aku melihat papa yang duduk disampingku.

"Loh? Harusnya aku yang nanya. Papa masih ingatkah punya anak? Chat aku ga diread, ga dibales, ga diapa, cih." aku memutar bola mata dengan malas.

"Maaf, handphone papa lowbatt cantik. Itu papa beliin es krim di makan keburu cair."

Lihatkan? Memang akal papa banyak sekali agar aku tak merajuk!

"Nyogok?" Dengan tanpa merasa bersalah, papa mengangguk dengan semangat.

"Cih."

"Maaf sayang, jangan marah nanti papa temenin bobo. Sekarang papa bersih-bersih dulu. Kotor dari luar."

"Hm, terima kasih. Jangan lama-lama." Aku menatap mata papa.

Papa mengangguk, lalu mengusak-ngusak rambutku yang sudah aku sisir dengan susah payah.

"PAPA!!" hanya suara tawa kemenangan papa terdengar karena sudah berhasil menjahili aku.

"JANGAN LAMA-LAMA, KANGEN!!"

"OF COURSE, MISS YOU TOO SAYANG!" sahut Papa yang tak kalah keras dari kamar milik kamarnya.

Aku bahkan tak bisa mengungkapkan betapa besarnya rasa sayangku kepada papa, sedalam apa cintaku untuk papa.

Yang jelas, semestaku adalah papa.

•••••
290323
©beviyla

Johnny suh as Diraga

Johnny suh as Diraga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 28, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ONESHOT NCTWhere stories live. Discover now