Part 21

156 21 1
                                    

Aisyah dan Aiden berjalan beriringin menuju Taman bunga, banyak sekali orang-orang yang berkunjung di Taman itu, kebanyakan hanya anak-anak muda seperti mereka. Di sekitar Taman, terdapat banyak pedagang yang menjajakan cemilan-cemilan.

Aisyah sedari tadi tidak berhenti tersenyum manis, gadis itu menghirup dalam, aroma bunga-bunga yang bermekaran. "Ini sangat menyenangkan," seru Aisyah.

Aiden tersenyum mendengarnya. "Baguslah kalau lo bahagia."

Aisyah mengangguk. "Aku bahagia, makasih udah ngajak aku kesini Aiden."

Aiden menatap penjual gulali. "Mau beli gulali?" tanya Aiden sembari menunjuk penjual gulali itu.

Aisyah mengangguk dengan semangat, gadis itu langsung berlari kecil menuju penjual gulali. Aiden hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Aisyah.

Aisyah menatap berbagi bentuk macam gulali yang dipajangkan, ada yang berbentuk bunga, love, hewan, dan lainnya.

"Lo mau yang mana?"

Aisyah melirik Aiden. "Boleh kamu pilihin buat aku?"

Aiden melihat macam-macam gulali itu, dia menggaruk pipinya, semua bentuk gulali itu sangat cantik. Dia tidak tau memilih yang mana untuk Aisyah.

"Gimana?"

"Gue gak tau milih, lo borong aja."

Sontak Aisyah langsung memukul pundak Aiden. "Sembarangan," ucap Aisyah.

Aiden meringis, laki-laki itu terkekeh kecil.

Pedagang yang sedari tadi diam, mengambil satu gulali dan memberikannya pada Aiden. "Bentuk gulali ini sangat cocok untuk kalian berdua," ujar pedagang itu.

Aiden dan Aisyah, sama-sama tersipu malu, melihat gulali berbentuk hati yang diberikan pedagang itu. Aiden melirik Aisyah yang menunduk, laki-laki itu tersenyum kecil.

Aiden mengambil gulali itu, dia tersenyum kepada pedagang. "Terima kasih banyak, ini uangnya." Aiden memberikan uang kepada pedagang itu.

Aisyah terkejut, dia hendak prostes pada Aiden. Namun, laki-laki itu dengan langkah santai berjalan pergi, Aisyah mendengus, dia berjalan mengikut Aiden.

"Udah aku bilang, jangan traktir aku lagi."

Aiden melirik Aisyah. "Gapapa, nih buat lo."

Aisyah dengan terpaska mengambil gulali itu. "Huft, makasih."

Aisyah dan Aiden berjalan mengitari taman, Aisyah sedari tadi tidak henti-hentinya memandang kagum bunga-bunga itu. "Aiden, aku pengen petik. Boleh gak?"

Aiden menghentikan langkahnya, matanya menelusuri sekitar taman. "Mungkin bisa, lihatlah gadis itu," ujar Aiden menunjuk seorang gadis kecil yang memetik bunga.

Aisyah tersenyum lebar. "Wah, berarti bisa. Aku pengen bunga mawar! seru Aisyah.

Aisyah hendak berlari, tapi ujung hijabnya sudah terlebih dahulu di genggam oleh Aiden. Aisyah menengok ke arah Aiden. "Kenapa?" tanya Aisyah bingung.

"Tck, jangan lari-lari. Lo bisa jalan santai kan?"

Raut wajah kesal Aiden, langsubg membuat Aisyah mengangguk-angguk.

"Yuk, ikutin gue." Aiden berjalan di depan Aisyah dengan masih mengenggam hijab Aisyah.

"Aiden, hijabku jangan ditarik," keluh Aisyah.

Aiden menghentikan langkahnya, dia menoleh kepada Aisyah. "Jadi? Gue tarik apa dong."

"Gak usah ditarik, aku bisa jalan sendiri."

Tasbih Dan Salib(SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now