RT - Chapter 30

1.1K 67 17
                                    

“Tuhan itu adil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Tuhan itu adil. Jika memang hambanya taat maka balasan yang akan diterima pun tak terkira berharga."

-Rahasia Takdir

       Suara ketukan pintu terdengar sudah yang keberapa kalinya, Risna yang sedang anteng terbaring di kasurnya dibuat dongkol. Siapa yang sudah mengganggunya di tengah rasa tak karuan tubuhnya itu?! Dirinya hanya ingin istirahat dengan tenang tanpa ada gangguan, apakah permintaan sederhananya itu amat sulit?

Dengan berat hati ia berusaha bangkit walau kepalanya masih terasa pusing, jangan menyuruhnya untuk minum obat karena semua itu telah Risna lakukan. Minum obat, memakai minyak angin dan juga koyo yang dipasang pada kedua sisi keningnya dan juga belakang leher. Lengkap sudah penderitaannya sekarang. Ke dokter? Itu memang akan Risna lakukan tapi nanti menunggu sahabatnya dulu pulang kerja, kalau dengan Reno nanti tidak bisa diajak kompromi anaknya. Yang ada sepanjang jalan ia akan mendapatkan ceramah. 

Bunyi ketukan kembali terdengar, membuat rasa pusing itu semakin berdenyut. 

"Gak sabaran banget jadi orang." Desis Risna menyorot tajam pada pintu rumah. 

Saat hendak membuka pintu, gerakannya terhenti. Ia lupa memastikan sesuatu. Gadis itu mengintip di jendela ruang tamu, membuka sedikit gorden yang tertutup. 

"Ngga ada mobilnya, cuma taksi. Siapa sih?" Decak Risna kesal karena tidak bisa melihat orangnya, pasti dia berdiri tepat di depan pintu jadi susah untuk melihatnya. 

Risna kira yang datang itu Alex. Tapi ternyata bukan, syukurlah. Ia masih kesal dan juga malu berhadapan dengan pria itu. 

Tok! Tok! Tok!

"Iya sebentar."

Kening Risna berkerut saat mengetahui siapa yang bertamu padanya. Matanya beralih pada sebuah koper ukuran sedang yang berada di samping pemiliknya. Dari mana orang ini tahu alamat rumahnya? 

"Maaf sepertinya anda salah alamat." Datar Risna ingin menutup pintu kembali, namun segera orang itu tahan. Dengan mencekal lengan gadis gempal itu. 

"Risna, saya tahu kamu masih marah. Tapi saya perlu menjelaskan semuanya..tolong." Suara serak wanita berambut panjang itu akhirnya keluar. Entah memang benar atau perasaan Risna saja, suara Lauren terdengar menahan tangis. 

Ia melepaskan cekalan itu, menatap pada wanita yang sama saat malam kemarin. Menelisik dari penampilan Lauren saja sudah membuatnya kembali sadar diri. Pakaian yang dipakai wanita itu terlihat cantik pada tubuh indah modelnya, elegan, wangi dan wajah cantik yang terpoles make up tak berlebih semakin membuat Risna terjatuh, sadar akan dirinya. Lihat saja dirinya yang hanya mengenakan kaos oversize dan celana kulot, belum lagi bau minyak angin serta koyo yang menempel. Bisa Risna pastikan juga harga barang-barang yang melekat pada Lauren mampu untuk biaya kehidupannya selama beberapa bulan.

Rahasia Takdir (END ✔️)Where stories live. Discover now