Part 7 : Pasar Mawut

2.7K 192 2
                                    

Hari ini bu laksmi merasa tidak enak badan kepalanya pusing , bu laksmi meminta nirmala untuk menggantikan dirinya belanja dipasar.

Lokasi pasar lumayan jauh dari omah panti sekitaran 45 menit berjalan kaki. Namanya “PASAR MAWUT” begitulah orang-orang menamainya karena pasar mawut tak pernah sepi pengunjung.

Pasar mawut diapit oleh dua desa, dijaman itu tak banyak orang memiliki toko seperti sekarang jadi semua orang harus datang ke pasar untuk belanja.

Awalnya nirmala menolak karena selama ini nirmala tidak pernah keluar rumah, apalagi dengan kondisi wajahnya yang maaf bisa terbilang cacat ia tak ingin nantinya jadi pusat perhatian.

Belum lagi jika ia mendapat cemooh’an dari orang-orang , nirmala belum siap untuk hal itu. Tapi nirmala tidak bisa menolak permintaan bu laksmi karena kondisi bu laksmi sedang tidak sehat dan hanya dirinya di omah panti yang usianya paling tua.

Bu laksmi memberi catatan apa-apa saja yang harus nirmala beli, setelahnya nirmala bergegas menuju ke pasar.

Nirmala menutupi kepalanya dengan tudung berwana hitam, ia berjalan menunduk menghindari orang-orang agar tak melihat wajahnya. Tak disangka perasaan tak nyaman itu lama-lama mulai meredup, nirmala menikmati aktivitas barunya hingga matanya teralihkan kearah penjual bunga.

“Sinok arep tuku kembang, monggo teseh suegerrr iki kembange”.(Adek mau beli bunga, silahkan masih segar ini bunganya).
“Mbah niki kembang nopo geh?”.(Nek ini bunga apa ya)
“Iki jenenge kembang kantil, nanging kantil siji iki udu kantil sembarangan”.(ini namanya bunga kantil, tapi kantil yang ini bukan kantil sembarangan).

Nirmala terjerengat ada orang disebelahnya, entah dari mana datangnya dan sedari kapan ia berada disamping nirmala.

Ada yang aneh, nirmala melihat sekeliling yang tadinya ramai hiruk pikuk orang sedang tawar-menawar, tertawa, atau sekedar berbincang-bincang tiba-tiba terasa sunyi senyap.

Nirmala seakan-akan berada di dimensi lain.Hanya ada nirmala dan orang asing disebelah nirmala. Apa yang terjadi ???? Sesaat setelah si mbah penjual bunga menepuk tangan nirmala semua kembali normal, dan orang asing itu tersenyum menyeringai.

“Nok, ojo ngalamun rak ilok”.(Dek jangan ngalamun gak baik)
“Ning peken kuwi isine ora mung menungso, iso wae sing rak ketok melok ning kene”.(Di pasar itu gak cuma ada manusia, bisa saja yang tidak terlihat ada disini).

Nirmala merasa merinding, seolah-olah merasakan hadirnya makhluk lain.
“Mbah koyok bisa nggeh”.(Nek seperti biasa ya)

Nirmala pergi menjauhi orang asing dan penjual bunga, tak ingin ada yang lebih aneh lagi jika ia berlama-lama disana.

Perasaan aneh itu kembali muncul, seperti ada yang mengikuti nirmala tengkuk lehernya terasa dingin sesekali nirmala berhenti untuk sekedar memastikan jika tidak ada yang sedang mengikutinya.

Nirmala mempercepat langkah kakinya agar segera sampai dirumah. Sesampainya di omah panti nirmala kembali memastikan apakah ia benar-benar diikuti atau hanya perasaannya saja.

Aneh didekat pohon randu nirmala seakan melihat orang asing yang ia temui tadi dipasar. Orang asing itu seakan-akan tersenyum sembari mengangguk  kepada nirmala.

“Ndok awakmu wes bali, ngopo ngadek mbegegeg ning lawing”.(Nak kamu sudah pulang, ngapain kamu berdiri mematung dipintu).
“Emmm anu buk, ono sing ngadek ning kono kae mandengi nirmala”.(Emmm itu buk, ada yang berdiri disana ngeliatin nirmala).

“Ahhhh ndak ada siapa-siapa, wes ayok mlebu ojo lali wisuh”. (Ahhh gak ada siapa-siapa, udah masuk jangan lupa cuci kaki).

“Tapi buk, kae……”.
Bu laksmi menarik tangan nirmala untuk segera masuk kedalam rumah. Apa bu laksmi tidak melihat apa yang nirmala lihat??. Nirmala begegas ke sumur untuk membasuh tangan dan kakinya, ia juga membasuh mukanya.

“hmmmm segar sekali”.Nirmala masih bertanya-tanya siapa sebenarnya orang asing itu, mengapa dia begitu mengerikan.

Hari mulai gelap nirmala tak kunjung bisa tertidur ada perasaan gelisah tapi entah apa yang membuat nirmala menjadi segelisah ini.

Setiap kali ia mencoba memejamkan mata wajah orang asing itu selalu saja muncul. Nirmala mencoba membuang jauh-jauh pikirannya dari orang asing itu, dirinya harus segera tidur karena besok pagi ia harus pergi ke pasar.

Rutinitas kepasar sekarang sudah diberikan bu laksmi kepada nirmala dan entah apa alasannya nirmala menyetujui.  

Jam menunjukkan pukul 01:00 dini hari nirmala terbangun dari tidurnya, peluh keringat bercucuran dari keningnya dada nirmala terasa sakit, sakit sekali rasanya seperti ada orang yang menekan.

Nirmala meraih kendi menuangkan isi kendi kedalam gelas meminumnya hingga habis. Bu laksmi memang sengaja menyediakan kendi air disetiap kamar agar anak-anak yang terbangun karena haus tidak perlu pergi kedapur.

KANTIL IRENG NIRMALAOnde histórias criam vida. Descubra agora