Pandora's Box

1.3K 153 14
                                    

Jaehyun POV

"Haaachiiii.... Haaachiiii" Renjun terus menggosok hidungnya yang merah, ia terlihat seperti Rudolf

"Berhenti menggosoknya terus Ren, hidungmu semakin merah"

"Tapiii hyung... Hidung Renjun gatal sekali" ia terus mengucek hidungnya dengan tisu

"Sepertinya kau sudah tidak malu-malu lagi dengan hyung"

"Buat apa, hyung juga menerima injun apa adanya" ujarnya santai, aku tak atau apa arah pembicaraan kita sama atau berbeda. Yang penting aku menikmati saat ini

"Ren, sudah bilang baba dan papa kalau kau menginap di tempat hyung?"

"Ssssrtttt......" Ia membuang tisu yang telah ia gunakan ke tong sampah didekatnya. Ia menarik tong sampah untuk dekat dengannya

"Ren?" Panggilku lagi

"Sudah hyung, maaf injun merepotkan hyung lagi" suaranya semakin parau

"Berbaringlah hyung buatkan cream soup untuk menghangatkan" aku berjalan menuju dapur dan membuatkannya cream soup dan segelas coklat panah

Semejak kepindahan Renjun aku lebih sering berada di apartemen, aku juga lebih banyak menyiapkan bahan-bahan makanan

Aku masih ragu untuk memperjelas hubunganku dan Renjun, aku sendiri belum menceritakan hal ini pada keluargaku terlebih keluarga Renjun.

Rasanya keluarga Renjun sekedar tau jika Aku lebih dipercaya menjaga Renjun dari pada tidak ada orang sama sekali. Keluarga kami saling mengenal, terlebih setelah Renjun dan Jeno telah berhubungan hampir mencapai tahap serius. Mungkin itu juga yang kedua orang tuaku pikirkan

Aku kembali fokus pada bahan dihadapanku, memotong sayuran dan menyiapkan kaldu sebagai bahan cream soup. Kompor sudah menyala, sembari menunggu air mendidih aku melihat sekeliling dapur. Hingga padanganku tertuju pada tanggal di kalender

20 Desember

Waktu berjalan cukup cepat, sudah tiga bulan lebih semenjak kematian Jeno. Hubunganku dan Renjun semakin membaik, untaian benang merah yang melingkari kelingkingku semakin merah dan nyata tidak seperti dulu yang pucat dan samar

Seandainya aku bisa menemukan pasangan Jeno lebih cepat, mungkin hal seperti ini tak perlu terjadi... Mungkin

Aku melamun cukup lama sampai tak sadar aku terkena cipratan air mendidih, aku langsung membuka laci dan mengambil obat untuk lukaku. Aku kembali memfokuskan pada masakanku, aku mulai memasukkan jamur dan beberapa sayuran

Beberapa kali aku mencoba rasa dari soupku agar tidak terlalu hambar atau malah keasinan. Aku puas dengan hasil masakkanku meski harus mengorbankan tanganku itu

Aku membawa nampan berisi cream soup dan coklat panas ke meja ruang tengah, di sofa aku melihat Renjun yang tertidur pulas. Sungguh aku tak tega untuk membangunkannya, tapi tak ada pilihan lain. Ia harus makan dan meminum obat, aku tak mau ia tidur dalam kondisi perut kosong

"Ren.... Bangun Ren.... Makan dulu" ucapku menepuk pipinya pelan

Ia malah mengembungkan pipinya dan malah membalikkan badannya membelakangiku, hanya ada satu cara untuk membangunkannya

"Ren... Bangun dan makan dulu, nanti hyung beliin Moomin yang banyak" aku seperti membujuk anak kecil

"Janjiiii....." Ia bangun dan mengucek matanya, bangaimana aku tidak ragu jika melihat sosoknya seperti ini

Aku merapikan selimut yang terjatuh saat ia bangun, ia sendiri mengambil mangkok dan mulai menyedokkan makanan. Uap panas membuat pipinya memerah dan ia terlihat semakin imut bagiku

Red StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang