31.Dia kembali?

1.8K 151 4
                                    

Update!!!
Mon maaf kalo ngelantur, gue ngetik apa yang terlintas di otak gue.







Hari ini saatnya Bella pulang dari rumah sakit.

"Eh paji kamu ngapain?" Jihoon menatap Bella sebentar dan kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Aku bisa sendiri Paji, biar aku aja." Bella merebut pakainya dari tangan Jihoon. Jadi jihoon tuh masukin barang Bella ke tas Bella.

"Udah gue aja lo mending duduk manis tunggu di sofa."Jihoon menarik tangan Bella dan mendudukkannya di sofa.

"Cuma ngemasin barang aja kok, nggak apa-apa aku aja."

"Inget lo nggak boleh capek."Bella terkekeh.

"Dih ketawa Lo." Heran Jihoon.

"Paji, cuma masukin baju ke tas nggak nguras tenaga."Bella masih tertawa. Jihoon berjongkok mensejajarkan posisinya dengan posisi Bella, dan Jihoon meraih kepala Bella untuk di elus.

"Please nurut sama gue."Katanya lembut. Pipi Bella merah karena perlakuan lembut dari Jihoon yang tiba-tiba, karena tersipu malu Bella hanya bisa mengangguk patuh.






Beberapa menit kemudian jihoon sudah selesai mengemas barang Bella,  Jihoon tersenyum meraih tangan Bella untuk digenggam.

"Yuk pulang." Ajaknya. Mata Bella membelalak, ada apa dengan Jihoon hari ini? apakah kepala Jihoon terbentur sebelumnya?

"Kenapa?" Jihoon menatap Bella yang masih terdiam."Ayo cepet lo harus istirahat." Lanjutnya lagi.

"Emm paji harus gandengan?" Polos Bella, Jihoon mengangguk.

"Pokoknya gue harus jaga lo lebih ekstra." Kata jihoon sambil nyengir.

"Tapi aku, aku nggak terbiasa."

"Makanya mulai sekarang lo ataupun gue harus terbiasa sama hal kayak gini,okay?"

"Kamu nggak galak lagi?" Mata Jihoon mengerjap.

"Gue janji gue bakal kontrol emosi gue." Jihoon tersenyum hangat. "Tapi lo harus nurut kalo gue kasih tau."

"Iya aku bakal nurut." senyum sumringah Bella kembali terukir di bibirnya. Aneh itu yg Jihoon rasakan, jantungnya berdetak kencang saat melihat wajah dan senyuman polos Bella .

"Pipi kamu kok merah gitu si?"Bella menyentuh pipi Jihoon dan refleks Jihoon menjauh kaget.

"Ah, em anu enggak kok ini hari ini panas banget nggak si? yaudah balik aja kita yok."Jihoon berjalan mendahului Bella. Bella mengedikkan bahunya heran, ada apa dengan Jihoon hari ini.

"Paji tunggu." Bella berlari kecil.

"Jangan lari!"Panik Jihoon, Bella hanya nyengir.

"Hehe maaf."

Drt drt drt.

"Paji hp kamu bunyi." Jihoon segera melihat siapa yang menelponnya, Jihoon mengerutkan keningnya melihat nama si penelpon.

"Siapa?" Kepo Bella.

"Ck, nggak penting, kita pulang aja lo butuh istirahat." Bella hanya tersenyum dan mengikuti langkah Jihoon.








Sesampainya di kediaman keluarga Park, Bella dan Jihoon sudah di sambut oleh keluarga besarnya, termasuk orang tua Bella.

"Bella sayang." Dengan semangat Bunda Jihoon menghampiri Bella dan memeluknya.

"Bunda."Dengan hangat Bella membalas pelukan sang Bunda.

"Gimana keadaan kamu? Masih ada yang nggak nyaman? Kalo ada apa apa kasih tau bunda ya." Bella tersenyum.

"Bella okay Bun liat." Bella berputar.

"Bella baik-baik aja makanya dokter izinin Bella pulang." Dengan sigap Jihoon menghampiri Bella.

"Jangan muter gitu."Khawatirnya. Semua orang yg melihat sikap overprotektif Jihoon terkekeh.

"Yuk ke kamar aja Istirahat."Bella menggeleng.

"Capek tiduran." Rengeknya. Pipi Jihoon bersemu.

"Anjg! Kenapa imut banget sih!"Batinnya.

"Kata dokter lo harus istirahat, nurut ya." Mohon Jihoon.

"Adehhh serasa dunia milik berdua sisanya ngontrak." Ledek Hyunsuk, karna dari tadi mereka berdua ribet banget dan seisi rumah cuma ngeliatin. Semua orang tertawa mendengar ejekan Hyunsuk dan sikap salah tingkah Jihoon.

"Udah kak jangan goda adiknya kayak gitu."Kata sang Bunda masih tertawa.

"Ma Yedam kapan di nikahin? iri banget liat scene uwu kayak gini." Sang mama mendelik.

"Hus ngomong apasi kamu! Masih kecil udah ngomongin nikah aja." Galaknya, Yedam nyengir.

"Becanda doang ma." Jawabnya sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Bercandannya nggak lucu yedam." Bella menjewer telinga Yedam.

"Aw Aw kak sakit."ringis Yedam, tapi Bella tak kunjung melepaskan jeweran nya. Semua orang melotot melihat Bella dan Yedam.

"Eh udah kuping adek kamu nanti lepas." Heboh sang Mama.

Drt drt drt.

Handphone Jihoon kembali berdering, dia pindah ke tempat lain untuk menjawab, Bella melepas jeweran dari telinga Yedam saat melihat Jihoon menjauh.







"Mau apa lo?" Suara Jihoon terdengar dingin.

"Paji hiks." Mata Jihoon membesar mendengar tangisan dari sembarang sana.

"Tolong,sakit."

"Lo kenapa? Tothepoint aja gue nggak suka bertele-tele."Jihoon masih meredam rasa khawatirnya.

"Aku di rumah sakit waktu aku gak lama lagi, Please temenin aku di sisa usia ku."

Jihoon mengerutkan keningnya,apa maksud dari perkataan wanita ini.

"Nggak penting, dan gue nggak perduli sama sekali!"

"Sebegitu bencinya kamu sama aku? tolong kasi aku kesempatan." Mohonya.

"Nggak bisa! Di hati gue udah ada orang lain! Dan gue sayang sama dia gue udah nggak butuh lo!" Jihoon memutuskan panggilan satu pihak.

"Siapa?" Jihoon tersentak kaget.

"Kaget gue!" Jihoon memegangi dadanya. "Bukan siapa-siapa yaudah gue anter ke kamar, lo istirahat." Bella lagi-lagi hanya mengangguk dia takut bertanya lebih jauh.








Gimana?
Kira-kira Bella denger gak ya?

CINTA DATANG?! |JIHOON OF TREASURE| END✅Where stories live. Discover now