÷19. What's Wrong with Jeno?

22 7 0
                                    

:: What's Wrong with Jeno? ::

::
::
::

MENGERJAKAN tugas hingga larut malam menyebabkan Luna bangun ke siangan, terlebih ada tukang reparasi yang sedang memperbaiki kran air di kamar mandi makin membuat Luna jengkel sendiri.

Harusnya pukul delapan tadi, Luna sudah harus berangkat ke rumah Anka untuk menemani Avin. Namun kenyataannya ia masih duduk di ruang tamu menerima telepon dari sahabatnya dengan wajah ditekuk kesal.

"Kalau udah ketemu pertigaan, belok ke kanan, lurus aja. Nanti kalau ketemu rumah bercat putih, pagarnya dikelilingi tanaman bunga kertas, itu rumahku," jelas Luna memandu perjalanan Anya dan Gio yang hendak ke rumah untuk menjemputnya.

"Dari tadi aku nggak denger suara Vania. Dia nggak sama kalian."

"Nggak, tadi kita pisah di persimpangan jalan. Nggak tahu itu anak mau ke mana."

Luna bisa merasakan kekesalan Anya pada Vania melalui intonasi bicara gadis ibu kota itu yang terdengar ketus.

"Oalah. Ngomong-ngomong, aku kok, ngerasa aneh, ya. Aku sering banget lihat para staff Skydream memperlakukan Vania beda sama yang lain. Kayak apa-apa yang berhubungan dengan Vania itu dimudahin gitu."

"Kekeke." Luna mendengar suara kikikan tawa Anya dari seberang. "Jelaslah, orang aku sama Kak Gio juga dapat izin keluar dari Skydream karena Vania."

"Maksudnya?" Luna mengeryit bingung. Ia semakin tidak mengerti dengan keanehan yang sering terjadi pada sahabat-sahabatnya.

"Gue belum bilang ke lo ya, Lun. Soal Vania."

"Bilang apa?"

Cukup lama keheningan terjadi. Luna hanya mendengar suara samar klakson kendaraan di sambungan telepon. Bisa ditebak, kalau Anya menggunakan mobil milik kerabat Gio yang bekerja sebagai staff  Administrasi Skydream.

"Sebenernya, Vania itu anak tunggal pemilik sekolah Skydream. Pamannya Kak Gio, ya 'kan Kak?"

"Hmm!"

"Apa?"

Luna buru-buru memeriksa ponselnya, takut ada gangguan jaringan saat Anya berbicara hingga menyebabkan dia salah dengar.

"Kamu bilang apa, Nya? Vania anak tunggal pemilik Skydream? Vania?" Luna bertanya dengan nada tinggi karena pengaruh keterkejutan yang begitu mengagetkannya.

"Iya, BOLOT!!"

"Heh? Apa?"

Sulit bagi Luna untuk mempercayai Anya. Gadis berambut dora itu kini spontan berdiri dengan raut tegang dan sebelah tangan berkacak pinggang.

"Wah, jadi selama ini aku dibohongi lagi?" ujar Luna kala mengingat bagaimana kedua teman sekamarnya itu berpura-pura tak mengenal Anka dan juga bersandiwara seolah tak tahu siapa anak pemilik Skydream yang sesungguhnya.

"Keterlaluan kalian. Selama ini kalian masih mempermainkan rasa percayaku?! Tega ya?"

"Heh bukan begitu Lun. Gue lupa ngasih tahu lo. Dan sekarang, kan, lo udah tahu siapa Vania. Sama aja, kan?"

SKYDREAM 2012 [✔]Where stories live. Discover now