part 18

61 7 1
                                    

Allah misahin kalian biar kalian nggak makin jauh, Allah sayang sama kamu,

/╲/\╭(•‿•)╮/\╱\

"Pada masuk pondok nggak ya?"

"Bina sih bilangnya iya. Tapi kalau Vina kan ikut kakanya yang udah nikah disana" Asiy menganggukkan kepalanya untuk menanggapi.

"Lo serius mau masuk jurusan PWK?" Tanya Asiy, sebenarnya jurusan tahfiz di An-Nur itu sebenarnya jurusan IPA yang dimodifikasi dengan dikurangi beberapa jam untuk pelajaran tahfiz.

"InsyaAllah. Udah ketrima juga kan?"

"Iya sih, bismillah aja lah ya"

"Iya. Pasti itu mah"

"Mau langsung pulang apa kemana dulu?" Tanya Asiy setelah puas mengelilingi tempat yang akan menaunginya beberapa tahun ke depan.

"Ke rumah Vina aja yuk. Kalau Vina udah ke Jakarta belum tentu bisa kumpul kumpul"

"Ya udah yuk berangkat sekarang" Asiy membonceng Aqila menuju rumah Vina yang lumayan dekat dengan pondok ini, karena memang terletak di pusat kota Semarang.

/╲/\╭(•‿•)╮/\╱\

Azan maghrib berkumandang sesampainya Asiy sampai rumah. Ia tak sadar keasyikan di rumah Vina sampai sore begini, soalnya ada Bina juga disana jadi menambah keseruan.

"Lama banget mbak?" Tanya Uza melihat anaknya baru masuk rumah.

"Iya bu, tadi ke rumah Vina bareng Aqila sama Bina juga. Jadi kesyikan deh" Asiy menyalimi ibunya.

"Loh, memangnya Azim kemana?"

"Tadi Asiy suruh pulang karena ada Aqila disana. Mau mondok di An-Nawawi juga"

"Pasti ke kantor. Anak itu, sekarang jadi pekerja keras. Sering lembur" perusahaan Azim memang sedang berkembang pesat sekarang.

"Nggak papa lah bu, yang penting masih inget pulang nggak kayak bang Toyib" Asiy terkekeh.

"Kamu tuh"

"Asiy masuk kamar dulu bu, mau mandi" Uza mengangguk.

Saat Asiy masuk kamar, dia segera mengambil kaos lengan panjang, tapi begitu membuka lemari, tangannya malah mengambil sweater oversize berwarna putih, itu pemberian Arkan liburan kemarin, produk Visiger tentunya. Asiy jadi teringat pembicaraannya dengan ketiga sahabatnya tadi.

___

"Kamu gimana sama Arkan? Makin deket?" Tanya Bina, Asiy memang selalu menceritakan Arkan pada mereka, tanpa ditutupi. Eh ada yang ditutupi, tentang bagaimana perasaan Arkan padanya.

"Dia pergi"

"Dia ninggalin kamu?" Asiy menangguk.

"Dia tuh sebenarnya serius nggak sih sama kamu?" Aqila bersungut sungut.

"Tapi serius juga tetep nggak bakal jadi satu" ucap Vina yang memang benar adanya.

"Dia pergi kuliah di Jerman. Empat tahun nggak akan pulang, kamu tau kan dia calon pengusaha besar. Penerus perusahaan keluarganya"

"Tqpi Siy, ini memang yang terbaik. Allah masih menyayangimu" ucap Vina membuat atensi ketiga orang itu mengarah padanya.

love you in my prostrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang