part 33

53 4 0
                                    

"Lagi banyak pikiran? Jangan mikir banyak-banyak nanti sakit" pesan Umi.

"Enggak Umi, cuma emang ceroboh aja" Asiy nyengir.

"Ya udah hati-hati, kalau ada apa-apa cerita aja sama umi atau enggak sama Azam"

"Iya Umi"

"Ya udah Umi mau ke dapur dulu" Asiy mengangguk dan Umi berlalu ke dapur.

Asiy menghela napas kasar. Ia tak mungkin menceritakan semua ini ke Umi apalagi ke Azam. Sikap dingin Azam akhir-akhir ini yang justru membuatnya ingin menangis dan Asiy mungkin hanya akan memendamnya sendiri.

"Mbak asiy" panggil Nadia membuat Asiy menoleh.

"Kenapa?"

"Mau ngajakin nonton drakor. Loh? mbak Asiy kenapa? Lagi ada masalah?" Nadia menatap menyelidik. Apa di jidatnya ada tulisan 'masalah' sampai semua orang tahu kalau dia ada sedang ada masalah?

"Nggak ada kok, ayo nonton di kamar kamu aja" Asiy menggandeng Nadia masih dengan senyumnya, meyakinkan kalau dirinya baik-baik saja.

"Kalau ada masalah cerita aja sama Nadia Nadia kan yang juga sering cerita sama Mbak Asiy.

"Enggak kok, apaan sih"

"Ya udah kalau nggak mau. Nangis aja nggak apa-apa, kayak Nadia ke Mbak Asiy sama mas Azam biasanya.

"enggak Nadia, cuma lagi kepikiran mas Azam" Asiy menutup pintu kamar Nadia yang baru dilaluinya, mereka duduk di atas sofa yang menghadap televisi. Di depan mereka sudah ada laptop yang disiapkan Nadia tapi tadi sebelum memanggil Asiy.

"Kenapa? Mas Azzam marah ya? Mas Azam emang suka gitu kalau marah, diem. Tapi nggak papa kok mas aza marahnya bentaran, kecuali kalau marah gara-gara Umi sama abah. Kayak dulu. Nadia pernah pergi enggak bilang sampai mau magrib, ngerjain tugas. Mas Azam nyari kemana-mana nggak ada karena Najwa perginya emang agak jauh nggak kayak yang biasanya kerja kelompok.

Sebenarnya mas Azam marah bukan karena udah capek nyariin. Tapi karena Abah sama Umi nyariin dan khawatir. Mas Azam biasa aja kalau misal Abah sama Umi enggak bingung, mas Azam memang gitu, asal nggak ada sangkut pautnya sama umbi dan Abah biasa aja. Tapi kalau udah bikin kecewa apalagi Umi enggak bakal mas Azam lupain, sekalipun Abah sama Umi udah nggak apa-apa gara-gara.

Asiy tertegun demi mendengar cerita itu, kemarin ia sudah membuat kecewa Umi dengan membatalkan janji bagaimana caranya meminta maaf? Selama menikah Azam selalu bersabar saat Asiy tak kunjung bisa dan tetap memaafkan kalau Asiy melakukan kesalahan.

"Terus kamu gimana minta maaf ya saat itu?"

"Mas Azam suruh Nadia minta maaf sama Umi. Kalau Umi udah maafin insya Allah mas Azam maafin, walau nggak dilupain. Terbukti sampai sekarang mas Azam sering wanti-wanti biar kalau pergi izin dulu dan jangan lama-lama.

(´∩。• ᵕ •。∩')

Asiy keluar kamar Nadia dengan air mata berderai karena film yang ditontonnya beneran membuatnya sedih.

"Kamu kenapa, siy?" tanya Umi sedikit panik.

"Nggak papa Umi, habis nonton film sama Nadia dan ceritanya bikin nangis Umi"

"Kamu-"

"Assalamualaikum Umi, neng Asiy, ada yang mau ketemu neng Asiy" seorang pengurus datang membawa kabar.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, siapa?" tanya Umi.

"Tidak tahu Umi, dia hanya bilang ingin ketemu neng Asiy"

love you in my prostrationWhere stories live. Discover now