Ssstt... We Were Married - 1

575 71 11
                                    

Irene gak pernah berpikir kalo hidupnya bakal kaya gini, dengan usapan lembut dari Ibu pada punggung tangannya dan tatapan memohon dari Ibu nya Irene mendesah kesal. Ayah juga ikut menatap Irene, senyum di bibir Ayah membuat Irene tak nyaman.

"Dia anak sahabatnya Ibu, anaknya baik, sopan, nurut sama orangtuanya, sholeh. Ibu dan Ayah gak mungkin jodohin kamu sama orang yang gak bener." Ibu terus menyebutkan kebaikan-kebaikan lelaki yang akan dijodohkan oleh Irene.

Ibu kini duduknya menghadap Irene "Dia punya perusahaan agensi, udah mapan, udah punya rumah. Kamu gak akan kesusahan kalo nikah sama dia."

Dahi Irene mengerut "Kok kesannya Ibu dan Ayah kaya jual aku sih? Aku gak mau nikah sama dia! Aku masih kuliah Bu, semester 5!" Tolak Irene lagi, kemudian dia lari ke dalam kamarnya meninggalkan Ibu dan Ayah yang menatap anaknya dengan tatapan sedih.

Nikah? Ya Irene bakal nikah cuma gak sekarang, bayangin aja Irene baru memasuki semester 5 dan udah disuruh nikah? Dan yang lebih parah dijodohin pula, semuanya membuat Irene gak habis pikir. Gimana bisa dia hidup sama seseorang yang gak dia cintai untuk seumur hidup? Gimana sama kuliahnya? Gimana sama kehidupan percintaannya?

Ya sebenernya Irene gak punya pacar sih, cuma akhir-akhir ini dia lagi deket sama temen sejurusannya. Dia gak mungkin lah terima perjodohan itu gitu aja, tapi lagi-lagi apa dia punya kuasa atas hidupnya? Yang membuatnya sedih, dia gak pernah dapat hak itu.

Ibu mengetuk pintu kamar Irene, ditangannya ada segelas susu cokelat hangat yang biasa Ibu siapkan sebelum Irene tidur. Irene dan Ibu kini duduk di kasur Irene, sambil menghabiskan susunya, Ibu terus mengelus rambut Irene.

"Ibu dan Ayah cuma takut sama pergaulan sekarang Rene, kami gak mau kamu dapet suami yang nantinya gak bisa tanggung jawab, amit-amit." Kata Ibu sambil mengetuk-ngetuk ujung ranjang sambil terus bergumam amit-amit.

"Irene anak Ibu dan Ayah satu-satunya, kita gak mau kamu salah pilih. Makanya kita putusin buat jodohin kamu sama dia, Ibu udah kenal betul sama dia Rene. Anaknya baik, tutur katanya lembut, gak sombong, dan yang paling penting dia sayang sama orangtuanya. Kalo kamu nikah sama dia Ibu dan Ayah ngerasa aman."

Irene mengusap wajahnya, lalu menghela nafasnya "Irene gak mau Bu, udah berapa kali Irene bilang? Irene gak mau, Ibu ngerti kan?"

Ibu ikutan menghela nafasnya "Tolong dipikirin sekali lagi Rene, karena Ibu dan Ayah gak akan menolak dia meski kamu nolak."

Irene bangkit, lalu merebahkan badannya dan menutup selimut "Yaudah Ibu dan Ayah aja yang nikah sama dia!"

****

Perihal Irene mau dijodohin dan dinikahin sama orangtuanya udah pasti dia ceritain ke sahabatnya lah. Sehun, Wendy, dan Seulgi bersama Irene kini berkumpul di kantin fakultas untuk membicarakan ini semua.

Mereka sama-sama memesan minuman, Irene sangat menyukai es teh manis tapi kali ini es teh manis itu sama sekali gak disentuh sama Irene. es teh tersebut hanya diaduk-aduk oleh Irene hingga es batunya mencair dan sekarang warnanya sudah tidak merah lagi.

"Jadi gini..."

Setelah mendengar penjelasan Irene dari A sampai Z, mereka semua mengangguk gak tau deh tuh ngangguk paham atau formalitas aja.

Sehun nyender di tembok kantin yang cat nya udah mulai pudar, dia menyedot-nyedot jus alpukat lalu berkata "Gue kira perjodohan cuma ada di sinetron doang, sampe gue nemuin bestie gue dijodohin sama orangtuanya."

Wendy dan Seulgi yang menyadari kalo Irene gak baik-baik aja langsung menyenggol Sehun, ini cowok gak ada peka nya sama sekali. Temenan dari jaman SMA gak bikin Sehun jadi lebih peka sama perasaan sahabatnya.

Eternal Mixtape • MINRENE SHORT STORYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora