The Perks of Being Billionaire's Girlfriend - 4

1.2K 117 107
                                    

"Besok ikut aku yuk?" tanya Mino sambil mendorong trolley.

Lo bisa bayangin gak? Mino pake kemeja lengannya di gulung, terus 2 kancing atas kemejanya udah di buka, lagi dorong – dorong trolley. Gila, udah nangis aja mendingan.

Jadi seperti yang udah – udah, Mino dan Irene pulang bareng lagi. Terus tadi tuh kaya Irene bilang gak usah lah dianter, soalnya Irene mau ke supermarket dulu mau beli belanjaan, karena bahan – bahan makanan abis, dan sekalian belanja bulanan. (jadi kangen belanja bulanan, huff yuk korona bisa yukk??) maklum baru abis gajian cuy.

Tapi Mino bilang gak apa – apa, yaudah Irene mana bisa nolak? Lagi pula dia seneng juga kan ditemenin gini. Udah macem suami istri aja.

Irene mengambil 5 kotak susu full cream, "Kemana?" tanyanya kemudian kembali menatap ponsel untuk melihat daftar belanjaan.

"Ketemu kolega, kamu gak mau beli yoghurt?" tanya Mino sambil mengangkat satu kotak yoghurt dan dia pelihatkan ke Irene.

Irene menggeleng "Yoghurt yang dari kamu kan masih banyak, butter dimana ya?"

Mino ikut celingukan mencari butter, "Nih, Rene. Mau berapa?"

"3 aja cukup, besok jam berapa?" tanya Irene lagi.

Mino menaruh butter ke dalam trolley "Aku jemput kamu jam 7 malam."

Besoknya tepat jam 7 Mino dateng ke apartment Irene, dan ternyata Irene masih make up, maaf nih pak boss cewek kalo make up cukup buat sampe S3 nunggunya doang aja. Belum lagi kalo udah pake alis. Jangan pernah ganggu cewek pas lagi pake alis, sama galaknya kaya pas mereka lagi PMS.

Sekali lagi, Mino punya anak cewek makanya dia ngerti anaknya kaya apa.

"Udah?" tanya Mino begitu Irene keluar dari kamarnya menggunakan gaun putih dengan list gold yang sengaja Mino belikan untuknya.

Jelas Irene nolak ketika Mino membelikan gaun tersebut, namun Mino memaksanya dan berjanji untuk gak akan membelikan Irene apa – apa lagi. Baru abis itu Irene mau nerima ini gaun.

Acaranya di adakan di hotel berbintang 5, yaiyalah sekelas boss kaya Mino udah pasti aja kan. Tapi Irene tau sih kalo Mino sebenernya gak nyaman disini, makanya keliatan pengen cepet – cepet selesai. Apalagi banyak yang ngeliatin Irene kaya gini. Pengen Mino colok matanya, berani – beraninya ya kalian?

Mino dan Irene duduk disalah satu meja yang disediakan, setelah banyak menyambut para koleganya, capek juga kali.

"Kamu mau minum atau makan?" tawar Mino pada Irene.

Irene menggeleng "Kamu yang harusnya minum atau makan, aku tau ya kamu capek."

"Wow... wow...wow, Song Mino." Sapa seseorang yang datang entah dari mana.

Mino memasang wajah dinginnya "Kim Suho." Jawabnya, kemudian mereka bersalaman.

Suho menatap Irene "And who is she?" tanya Suho pada Mino tetapi matanya masih menatap Irene.

Mino langsung mengambil langkah inisiatif untuk menghalangi Suho, dengan cara berdiri tepat didepan Irene "My fiancé." Jawab Mino tegas.

Irene yang berdiri dibelakang Mino sontak melotot, hah? Apaan? Fiancé? Sejak mereka dekat dari 2 bulan yang lalu, Mino gak pernah sekalipun ngomongin masalah hubungan mereka, toh Irene juga fine – fine aja sama status hubungan mereka yang gak jelas ini, tapi kenapa tiba – tiba Mino bilang kalo dia itu tunangannya?

Suho mengangguk "And what's your name girl?" Suho masih mencoba untuk menjabat tangan Irene, dan lagi – lagi Mino halangi.

"Hands off, you can't touch my fiancé hand. Go away or something I don't care." Mino terang – terangan menyuruh Suho pergi.

Eternal Mixtape • MINRENE SHORT STORYWhere stories live. Discover now