konferensi¹

8.1K 862 169
                                    

Satu persatu bintang yang memukau mulai memunculkan diri, pria itu menatap indahnya langit akibat bertaburan bintang bintang kecil di langit hitam dari dalam kamar. Cestagav menyenderkan tubuhnya di dinding dekat balkon, isi kepalanya sedang tidak baik baik saja.

Cestagav menyebat vape miliknya, tepat jam sembilan malam, berita tv memunculkan wajah sang ayah yang sedang konferensi, pembicaraan topik itu sedikit membuat dadanya sakit, ya isi berita yang menayangkan bahwa valgas mengumumkan cestar anak bungsunya, seakan dia memang dengan sengaja menekankan kalimat bahwa cestar anak bungsunya tidak ada yang lain.

Cestar kembarannya mereka berbeda tigapuluh lima menit dengan cestar yang lebih dulu melihat dunia baru dirinya, kehidupannya dengan cestar jauh berbeda, cestar yang lengkap perhatian dari ayahnya dengan dia yang jauh dari keluarganya dan hanya mendapatkan uang transferan, tetapi dia sangat menyukai hal ini, bebas.

Alasan dia berdiri sendiri disini cukup mudah, karena keluarganya hanya menerima cestar, tidak mereka menerima keduanya tetapi cestar yang lebih mereka pilih, mereka tidak mengharapkan anak kembar, apalagi dengan fakta yang ada bahwa anak kembar harus dipisah jika tidak salah satu dari mereka akan lebih dulu meninggalkan dunia indah ini, ya itu adalah dirinya yang dijauhkan dari kembarannya sendiri.

Dari dia lahir mereka berdua sudah dipisah, dengan cestagav yang di bawa jose ke Indonesia beserta para pengasuhnya karena perintah dari valgas sedangkan cestar tinggal bersama keluarga kecilnya, tenang saja hidupnya dari kecil sudah dipenuhi dengan duit, jadi dirinya sama sekali tidak kekurangan duit.

"Bukannya kasih transferan lebih malah nyakitin hati aja, valgas setan" umpatnya

Cestagav beranjak dari tempatnya, tangan milik lelaki itu mengambil hoodie hitam yang tersangkut di gantungan baju, lalu memakainya dengan mudah, kalung bertali hitam bertengger di leher nya, dia berjalan keluar apartemen menuju sirkuit untuk menyaksikan sahabat nya bertanding dengan rivalnya.

***
Sorakan kemenangan terdengar di area sirkuit, cesta menatap sahabatnya dengan senyum yang dapat diartikan, nando bergedik ngeri melihat senyuman dari cesta, sedangkan kedua pria lainnya terkekeh.

"Jangan senyum senyum anjing"

Cesta menyengir "traktirannya jangan lupa bos" cesta memainkan kedua alisnya hingga naik turun, reksa yang mendengar langsung meninju lengan nando dengan kuat, sehingga nando meringis.

"Lo kalau seneng itu harus senengin temen yang lain, awas lo lupa traktir gua santet online nanti" ucap reksa sambil melirik duit yang berada di tas nando.

Gerald menghela nafas kasar, bisa bisanya orang waras sepertinya berteman dengan orang gila, melihat cesta melirik kearahnya membuatnya heran.

"Lo juga rald, abis transfer itu traktir juga anjing gausah sok sok gak ada duit bajing" lanjut reksa

Gerald mengumpat dalam diam, dia yang ditransfer mereka yang menghabisi duitnya "tai lo, ini duit untuk gua bertahan hidup dari kejamnya dunia anjing"

"CEILAH SOK BERTAHAN HIDUP, PADAHAL LO EMANG MAU MOKAD"

Plak

suara renyah terdengar, Cesta menampar wajah nando dengan reflek, melihat nando yang menatapnya tajam membuat cesta berlari kearah reksa mencari perlindungan dari pria itu.

"Maaf ya anak jubaedah, ngeliat muka lo kaya monyet jadi reflek nampar"

"BAJINGAN LO CES" nando berjalan mendekati sahabatnya yang sudah berlindung dibalik tubuh reksa, melihat itu gerald menahan tubuh nando.

"Udah anjing, kita ini jadi tontonan masyarakat jelata" ujar reksa

Ketiga remaja itu melirik kearah para rakyat jelata, benar saja tatapan mereka masih ter arah ke mereka berempat.

"berasa seleb korea gua, emang si soalnya muka gua ganteng tingkat dewa" ucap nando, nando mengangkat tangannya lalu menggerakan tangan itu kekanan kiri, melihat nando berprilaku seperti itu ketiga remaja lainnya langsung menutup wajah mereka.

"NANDO BANGSAT UDAH ANJING, GUA MALU BANGKE" gerald dengan kasar menarik tangan pemuda itu, sehingga tubuh pemuda itu terjatuh terduduk.

"HAHAHAHA ANJING MUKA LO JELEK AMAT NJING" tawa reksa menggelegar, bahkan cesta sudah memukul tubuh pria itu karena tidak tahan tertawa.

"Bangun lo anjing muka lo melas banget" cesta mengulurkan sebelah tangannya, dengan senang hati nando menerimanya.

"Babi lo gerald, gua sumpahin bapak lo blokir kartu lo baji-"

Ucapan nando terhenti, mata keempat remaja itu membulat mendengar sirine polisi semakin dekat, para penonton pertandingan sudah lebih dulu berlari meninggalkan sirkuit, tempat mereka yang berada di paling atas membuat mereka kesusahan kabur, sehingga lebih dulu para polisi mengepung area sirkuit.

Cesta berdecak "anjing sial banget gua hari ini"

"Mampus gua kena hukum bokap" gumam gerald

"Mati gua anjing mak gua ngamuk"

Keempat remaja itu mengangkat kedua tangan mereka saat senter milik para polisi mengenai wajah mereka, polisi yang mengepung tempat ini membuat mereka tidak ada pilihan lain selain menyerahkan diri, bahkan sudah ada beberapa polisi yang didekat mereka.

"Ikut kami" ucap salah satu polisi itu.

Cesta meringis kecil saat pergelangan tangannya diborgol, kedua sahabatnya sudah dibawa anggota polisi tadi, sedangkan cesta dan reksa dibawa salah satu polisi yang diduga sebagai bos dari mereka, dapat dilihat dari pangkat polisi itu.

Cesta dan reksa dituntun masuk kedalam mobil polisi, kini mereka berdua berada di dalam mobil, reksa menatap wajah cesta yang santai berbeda dengan dirinya yang harus disibukan dengan pikiran buruk jika sang ibu menyita motor miliknya.

"Tegang amat" bisik cesta

Reksa menatap datar wajah cesta yang seperti tidak ada beban "motor gua anjing kena sita nanti"

Cesta tertawa kecil "untung mak bapak gua ga perhatian ke gua" balasnya santai bahkan remaja itu menyenderkan tubuhnya dengan posisi tangan di borgol.

Reksa terdiam, dia menatap wajah cesta yang dengan mudah mengeluarkan kata yang menurutnya cukup dark, cesta yang merasa ditatap membalas tatapan itu.

"Jangan natap gua anjing, gay ya lo" tunding cesta.

Reksa menyeringai kecil "iya sini lo jadi uke gua"

Mendengar hal itu cesta bergedik ngeri, dia menjauhkan tubuhnya dari reksa yang menatap dirinya seakan dia adalah santapan, melihat reaksi cesta membuat reksa terkekeh.

"Lindo " 

.
.
.

Lindo: menggemaskan

WANJAYYY CERITA BARU BRO YAHAHA

Untuk axel bentar ya, ini dulu hoho, ga lupa ko ke babang axel.

Oke babai semuaaaa

ChestagavWhere stories live. Discover now