52. Kehilangan

101 17 23
                                    

note: siapkan tisu

Koro-sensei memang berhasil mengalahkan Yanagisawa dan Shinigami, namun tak ada satupun orang di sana yang bersorak. Mereka menangis meratapi kepergian Haira Akari, terutama Karma dan Nagisa.

Akabane Karma, laki-laki yang diberi julukan 'setan merah' oleh Akari, seorang yang kuat baik fisik maupun mental, rapuh saat itu juga. Ia tak sanggup melihat Akari yang sudah memejamkan mata dalam dekapan Nagisa, laki-laki itu membuang muka dan menangis hingga tubuhnya bergetar.

"Akari, inikah yang kamu maksud dengan pergi dan nggak akan kembali?" Gumam laki-laki surai crimson red itu dengan nada sendu.

Sementara Nagisa, sang ular biru dan pembunuh yang tenang, kini dialah yang menangis paling keras. Ia menarik Akari dalam dekapannya, menyembunyikan wajahnya di dalam ceruk leher gadis yang ia sayangi itu.

"Aku lebih tinggi darimu, jadi aku pemenang pertaruhan itu. Aku ingin menagih hadiahku. Aku ingin kamu kembali, Akari." Bisik laki-laki surai sky blue itu dengan suara bergetar di telinga kiri Akari. Laki-laki itu tahu gadis itu sudah pergi meninggalkannya, tapi ia tak dapat menerima kenyataan itu.

Melihat Koro-sensei yang mendarat, Nagisa melepaskan Akari dari pelukannya dan kembali menggendongnya bridal style, kepala gadis itu berada di sebelah kanannya. Walaupun kepala Akari mendongak, sebagian poninya menutupi matanya, seolah tak ingin melihat orang lain menangisinya. Nagisa berjalan mendekati Koro-sensei, masih dengan isak tangis.

"Koro-sensei, Akari..." Ucap Nagisa dengan suara bergetar. Ia tak sanggup melanjutkan ucapannya.

Di belakang Nagisa, Karma dan teman-temannya masih menangisi Akari. Dua guru mereka juga tampak sedang menahan tangis.

"Biarkan dia beristirahat." Ucap Chiba pelan pada Nagisa, meminta agar Nagisa tak lagi menggendong Akari dan membiarkan gadis itu berbaring.

"Jangan turunkan, Nagisa-kun. Sensei tidak ingin dia bersentuhan dengan bakteri yang ada di tanah." Perintah Koro-sensei pada Nagisa. Para murid E-gumi menoleh pada guru mereka.

"Mina-san, masa lalu yang hilang tidak akan kembali. Sensei sendiri sudah banyak berbuat salah. Tapi kita bisa belajar dari masa lalu agar kita tidak mengulanginya." Tutur Koro-sensei. Dari dalam tubuhnya keluar banyak tentakel berbentuk seperti benang putih dan tentakel-tentakel itu membawa sebuah benda bulat berwarna merah.

"N-Nani... kore?" Tanya Nagisa.

"Darah dan sel syaraf milik Akari-san." Balas Koro-sensei yang membuat E-gumi terkejut.

"Sensei mengumpulkannya sebelum menyentuh tanah dan menyimpannya dalam membran khusus yang sensei buat dengan memanipulasi udara." Jelas gurita itu lagi.

"D-Dalam pertarungan seperti itu?" Tanya Nagisa terkejut.

"Sensei selalu menyiapkan tentakel yang akan selalu sensei pakai untuk melindungi kalian. Hanya tentakel ini yang tidak pernah sensei gunakan untuk bertarung." Jelas Koro-sensei sambil mengambil Akari dari Nagisa. Dua tentakel tangannya ia gunakan untuk memegang Akari dalam posisi berbaring, sedangkan tentakel-tentakelnya yang berbentuk seperti benang putih melakukan operasi pada luka gadis itu. Tubuh Akari bersinar, terutama pada bagian lukanya.

"Sekarang, sensei akan menyatukan sel demi sel secara bergantian. Lebih cepat. Lebih akurat. Dalam satu tahun ini sensei sudah mengembangkan kekuatan ini. Jadi jika hal seperti itu kembali terjadi, hal yang sama tidak akan terulang." Ungkap gurita kuning itu.

"Ada juga sel yang tidak bisa sensei perbaiki, jadi dari pada dibiarkan berlubang, sensei akan menutupnya dengan lendir sensei. Dalam beberapa hari, sel miliknya akan menyembuhkan diri dan menggantinya." Tambahnya.

A GIRL FROM THE OTHER LAND [Karma x OC x Nagisa]Where stories live. Discover now