01: Si Jenius pembuat onar

28 9 9
                                    

"Heran deh gue, Lo ga bosen tiap hari telat?"

Hanya ada 2 orang yang tersisa di depan gerbang SMA Garuda Nusantara, si ketos dan si tukang buat onar.

"Ya Enggaklah, kan tujuan gue buat ngehindarin apel pagi." Setelah mendengar ucapan orang di hadapannya, si ketos menunduk dan menghela nafas lalu kembali menatap cewe yang berdiri di depannya

"Gue yang liat aja bosen, gue bakal kasih keringanan kali ini, tapi kalo besok gue liat Lo telat lagi, gue ga segan segan bikin Lo ngerasain pelatihan militer, inget itu Xilemia Abiru Keenara."

"Nah gitu dong, sesekali jangan kasih gue hukuman kek!!" Cewe si pembuat onar yang kerap di panggil Nara itu semakin melebarkan senyumnya, dan itu menyebalkan.

"Kali ini doang, besok besok Lo bakal dapet hukuman."

"Gue ga peduli si, siapa Nama Lo? Ah. . . Samudra Raksa Chaleandra, jadi ketos sekolah ini namanya samudra Raksa, cakep juga nama Lo." Raksa ; si ketos heran, jadi selama ini Nara tidak tau namanya? padahal ia sudah menjadi ketua OSIS sejak kelas 11.

*****

Nara berjalan di koridor, ia melihat sekeliling dan melihat Mading, disana terdapat sebuah pengumuman dan ucapan selamat untuknya.

Kemarin ia berhasil memenangkan olimpiade kimia nasional, lagi dan lagi Nara menjadi pemenang.

"Telat lagi Lo?"

Nara baru saja membuka pintu ruang kelasnya dan hendak berjalan ke bangkunya, namun di bangkunya sudah terisi oleh Adit, dan 3 sahabatnya yang lain duduk di atas meja juga berdiri di samping.

"Ya kalo gue baru masuk jam segini Lo pikir aja ini telat pa kagak?" Nara berjalan pelan ke arah bangkunya, "minggir Lo."

Setelah Adit beranjak dari bangku Nara, ia langsung melempar tasnya ke arah Gilang dan duduk.

"Lo ga keringetan jadi Lo ga di hukum, otomatis Lo ga cape, tapi kok di liat liat Lo kek orang yang punya beban hidup ye?" Ucapan Hema membuat Nara yang awalnya menutup mata kini mulai membuka mata.

"Cape gue keliling rumah buat nyari kunci motor, eh ternyata ketinggalan di apart." Jawab Nara lesu.

"Ini adalah bukti bahwa Lo emang goblok." Balas putra.

"Heh! Ngapain kalian disini? Balik ke kelas kalian!"

Adit, putra, Gilang, dan Hema menoleh dengan serentak, yang mereka lihat adalah pak Dirja dengan buku Fisika di tangannya.

"Eyy pak, santai aja... Kita juga mau balik kok ini." Ucap putra sambil menarik turunkan alisnya.

Tanpa berkata apapun lagi, ke 4 sahabat Nara pergi, dan setelah itu hanya ada suara dari pak Dirja yang sedang menjelaskan materi fisika.

*****

"Bu Kinan parah anjing tadi! Masa iye ada ulhar kimia dadakan? Gue belom belajar."

Gilang membuka percakapan saat makan di kantin, Nara yang awalnya fokus memakan siomay kini mulai tertarik dengan perkataan Gilang.

SAMUDRA BIRU || Zhong ChenleWhere stories live. Discover now