Buku Harian Rimuru

1.7K 135 9
                                    

Diablo membawa nampan yang diatasnya ada 1 cangkir klasik dan teko berisi teh kesukaan Rimuru.

Saat ia mengetuk pintu ruangan kerja Rimuru.

Tuk! Tuk!

"Rimuru-sama, saya masuk." ujar Diablo.

Keadaan di dalam sangat Kacau.

Rimuru yang berwujud Slime tengah di tarik oleh Shion dan Shuna.

Seperti hari-hari biasanya. Apalagi di musim panas, mereka berebut memeluk slime itu. Mungkin musim favorit Rimuru adalah musim dingin, jarang para monster memeluknya.

Diablo meletakkan teh itu di meja Rimuru, seolah tidak terjadi apa-apa. Ia tetap senyum dengan puas karena bisa menyajikan makan kesukaan Rimuru. Orang yang paling ia kagumi.

"Sankyu naaa~ (terimakasih - gaul)" ujar Rimuru.

"Lepaskan Rimuru-sama, Shuna-sama!" pekik Shion kesal yang masih menarik.

"Kau yang harus melepas Rimuru-sama, masih banyak hal yang harus aku selesaikan bersama Rimuru-sama!" lawan Shuna.

"Kenapa aku tidak boleh ikut, aku kan sekretaris Rimuru-sama!!" rengek Shion.

"Kufufuufffu," kekeh pelan Diablo.

"Ughhh~" erang Rimuru kesal.

Setelah beberapa jam perdebatan akhirnya mereka tenang dan kembali ke kesibukan masing-masing.

Rimuru tiduran di sofanya, sedangkan Diablo mengusap pipi Rimuru dengan handuk kecil yang basah-hangat.

"Diablo, aku punya skill anti nyeri," ujar Rimuru yang mengingatkan Diablo untuk tak perlu melakukan hal sia-sia.

"Maafkan saya Rimuru-sama, saya hanya mengikuti insting saya. Meskipun kini Rimuru-sama adalah slime, tapi dulu Rimuru-sama seorang manusia. Cara manusia menuangkan perhatian salah satunya ini." Diablo mengusap dengan lembut.

Rimuru tertegun. Pandangannya menatap kelangit-langit.

Kosong.

Untuk beberapa jam mereka tak saling bicara.

Hingga sore menjemput mereka. Sorot cahaya oren memasuki ruangan Rimuru.

"Sudah, berhenti mengusap, - _-"

"Ha-i ^^)" ujar senang Diablo.

Rimuru duduk menghadap Diablo yang masih berlutut di lantai.

"Ne, Diablo, apa sebelumnya kau bukan jelmaan iblis?"

Diablo menjawabnya dengan senyuman, "Saya pun tidak tau pasti, tapi kehidupan saya yang paling membahagiakan adalah bersama Rimuru-sama." ia mengucap hingga kilauan bintang gliter di kepalanya muncul.

Rimuru tersipu "-///-) bagaimana kau bisa mengatakan itu dengan mudah,"

"Bagai saya itu akan sangat mudah untuk saya kepada anda, Rimuru-sama."

"Kau tau, manusia sangat sulit melakukan sesuatu karena adanya perasaan. Tak semudah itu, padahal hanya berkata, dan aku masih terbawa sifat manusia ku." lalu Rimuru melihat mejanya.

"Mungkin aku tidak memerlukan buku harian.." ujar Rimuru dengan diri sendiri.

"Rimuru-sama," panggil Diablo yang tidak diperdulikan hanya beberapa detik.

Rimuru menatap Diablo, "Kau tau buku harian?"

"Saya kurang tau, namun kalau buku harian yang Rimuru-sama maksud, buku yang ditulis manusia hari ke hari, tentang pengalaman yang terjadi padanya, saya tahu itu."

"Sudah 2 tahun ini aku gagal menulis buku harian, ahhh~" desus lemah Rimuru.

"Kau bantu aku menulis buku itu,"

Rimuru berubah menjadi Slime. Ia mengambil buku harian di meja lalu melompat-lompat sampai ke sofa lagi.

Ia memberikan Diablo buku itu. Seperti ada cahaya illahi menerangi buku kosong itu. Mata Diablo berbinar-binar.

Buku itu langsung Diablo peluk. Ia mendongakkan kepalanya, menatap serius Rimuru.

"Saya akan melindungi kitab ini dengan segenap hati!"

"Iaa(tidak), itu hanya buku harian saja."

[END] Nikki Diablo, Dairys Diablo Bucin Nomor Satu RimuruWhere stories live. Discover now