~Lembaran 4🍁~

18.2K 1.4K 35
                                    

19

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

19.00 malam.

Saat ini Gibran dan lainnya sedang makan malam, awalnya makan malam berjalan baik, tapi...

"Kak Al hmm... boleh nggak nanti aku tidur bareng kakak?" tanya Ravin dengan muka sok di imutin.

"Sayang, kenapa tiba-tiba ingin tidur bareng Al?" tanya Safirah menatap ke arah Rivan.

"Kenapa rupanya bun, Rivan cuma pingin dekat dengan kak Al bunda," jawab Ravin dengan mantap.

"Hmm... sayang kamu jangan dekat-dekat dengan Al, takut bunda nanti kamu di sakitin lagi sama Al," tutur Safirah tanpa memikirkan kata-katanya yang bisa menyakiti perasaan Gibran.

"Tapi Rivan pingin..." mohon Rivan dengan mata berbinar dan muka imut.

Sedangkan Gibran hanya santai memakan makan malamnya seolah tidak memiliki beban.

"Yasudah Rivan sayang, kamu boleh tidur dengan Al," putus Khalingga yang tak tahan di beri keimutan oleh Rivan.

"Yeayy... makasih pa," ucap riang Rivan dengan senyum menggemaskannya.

Mereka yang melihatnya pun tersenyum senang melihat kesayangan mereka ceria, kecuali Gibran yang menatap bengis dan Zafran menatap datar.

"Tidak, gw nggak setuju, bagaimana bisa kalian memutuskan sendiri dan tidak bertanya kepada gw boleh apa tidak, egois banget kalian!" sarkas Gibran tidak terima dengan berdiri dari kursinya dan menghentakkan kasar sendok yang di pegangnya.

"Memang kenapa jika dia mau tidur denganmu, bukannya kamu bersyukur jika ada adek yang menggemaskan seperti Rivan tidur denganmu," jelas santai dari Heru.

"Gw bukannya bersyukur, tapi gw jijik dekat dengannya," tukas Gibran dengan muka jijik di buatnya, hal itu sontak membuat lainnya menatap emosi.

"Al JAGA UCAPAN MU!" bentak Khalingga dengan menahan geram dan mengepalkan tangannya dengan kuat sehingga buku kukunya memutih.

"Terserah gw, mulut-mulut gw." cibir Gibran dengan raut watadosnya.

"Kamu, jangan sampai saya nampar kamu ya dan sudah saya peringati untuk menjaga ucapan mu," tukas Khalingga.

"Terserah, gw selesai," ujar Gibran dengan melangkah pergi ke kamarnya yang ada di lantai 2.

"Al jangan pergi kamu, saya belum selesai berbicara denganmu!" murka Khalingga yang tetap di acuhkan oleh Gibran.

"Terserah gw dan jangan harap lo tidur mah gw," tutur Gibran di tengah tangga dan menunjuk Rivan.

Tunjukan itu pun berubah menjadi mengancungkan jari tengahnya.

"The fuck man," tukas Gibran.

"DASAR ANAK TIDAK TAU DIRI!" bentak Khalingga yang bisa di dengar seluruh penjuru rumah.

TRANMIGRASI ALGIBRANWhere stories live. Discover now