~Lembaran 18🍁~

8.6K 688 24
                                    

"Jika menghalu tidak di perbolehkan,
Setidaknya dunia ku lebih indah
Daripada halu ku"

Tau ah kata²nya ngasal

Enjoy~


"Kring... kring... kring...!"
Bunyi bel istirahat pun berbunyi menandakan istirahat bagi siswa siswi dari pelajaran dan waktu istirahat yang paling di nanti oleh semua pelajar.

Heru dan lainnya pergi ke kantin, tapi sebelum itu mereka terlebih dahulu ke kelas Gibran berniat untuk mendekatkan diri.

Dan tanpa sengaja ia bertemu dengan Agam dan Daffa yang terlihat cemas serta tergesa-gesa.

"Berhenti!" titah Heru membuat kedua orang tersebut refleks berhenti dari langkahnya.

"Beruntung lo disini, hah..." celetuk Daffa dengan nafas yang tak beraturan.

"Kalian kenapa sih? kek lagi di kejar hantu aja," gumam Lana.

"Itu Gibran hmm..." ujar Agam menggantungkan ucapannya yang membuat mereka penasaran.

"Kenapa sama Gibran?" tanya Heru, terdapat nada khawatir di sana.

"Iya Gibran kenapa? kasitahu sama kita," ujar Milka dengan wajah cemas takut terjadi sesuatu dengan Gibran.

"Itu, tadi ada yang beritahu ke kami kalau Gibran ada di taman belakang sekolah dan parahnya Gibran ada di atas pohon," jawab Daffa.

Tadi ketika mereka berjalan ke kantin mereka bertemu dengan seorang siswa yang memberitahu mereka kalau Gibran ada di taman belakang sekolah.

Langsung saja mereka ingin menghampiri Gibran tetapi di tengah koridor tak sengaja ia bertemu dengan Heru dan lainnya, langsung saja mereka memberitahu juga.

Daffa dan Agam sudah menjadi teman Heru serta lainnya, walaupun mereka masih kesal mengingat perbuatan mereka dulu kepada Gibran namun akhirnya mereka baikan.

"Ya ampun anak itu benar-benar nggak ada kapoknya," ucap Heru dengan frustasi.

"Udah kita samperin si Gibran nanti kalau kelamaan jadi monyet pula," monolog Vano.

Sungguh bercanda di waktu yang tidak tepat, lagi panik-paniknya orang yang mengkhawatirkan Gibran, malah ia sendiri yang bercanda.

"Punya teman tolol banget," sarkas Theo.

"Dahlah kita samperin Gibran aja," ucap Heru.

Mereka pun langsung berjalan ke arah taman belakang sekolah.

Ketika sampai, mereka pun langsung mencari Gibran di pohon.

Masalahnya adalah pohon di sini sangat banyak bahkan ada yang berbuah membuat mereka harus mencari dari satu pohon ke lainnya.

Mereka pun berpencar mencari pohon dengan seonggok manusia yang membuat mereka pusing tujuh keliling,7 belokan, 8 tanjakan, 5 jurang siap meluncur jika anda mau hubungi nom xxxx ini.

Bahkan Daffa menanyakan keberadaan Gibran pada kucing Oren yang lewat.

"Meong lihat Gibran nggak?" ucap Daffa dengan polosnya yang membuat si Oren bingung dengan tingkah manusia satu ini.

TRANMIGRASI ALGIBRANWhere stories live. Discover now