Eight

1.4K 225 13
                                    

"ugh..."

mata (name) mengejap saat cahaya lampu menyilaukan matanya. ia mencoba bergerak namun malah mendapati lakban besar yang mengikat lengannya di kursi.

demi Tuhan, kepalanya sakit bukan main. Mikey benar-benar memukulnya tanpa perhitungan. ia bisa merasakan bahwa darah kering menyelimuti sebagian wajahnya saat itu. sebuah keajaiban karena ia masih hidup setelah pendarahan walau tubuhnya menjadi sangat lemas.

"kau... sudah bagun?"

perempuan itu tersentak dengan sosok Rindou di depannya yang berposisi terikat di kursi sama dengannya. yang membedakan adalah Rindou sudah babak belur seperti di hajar habis habisan.

"Ri-Rindou-san, apa yang terjadi?!"

Rindou terbatuk-batuk saat hendak menjawab
"hanya masalah kecil"

(name) tak semudah itu percaya dengan ucapannya. permasalahan kecil darimana jika orang didepannya ini sudah dalam kondisi babak belur begitu.
"kecil bagaimana, Rindou-san terluka!"

"(name) juga"
(name) agak terkesiap. benar juga bahwa dirinya juga terluka bahkan lebih parah dari Rindou. ia akui kepalanya sakit tapi melihat Rindou yang terlihat sama sakitnya dengan dirinya membuat (name) mengabaikan rasa sakitnya sejenak.

dan ini kali pertama Rindou memanggilnya namanya selain Kau atau Bocah

"percakapan manis kalian benar-benar memuakkan"
sosok Mikey muncul yang membuat kedua insan berlawanan jenis itu menatap waspada. mau bagaimanapun, sudah jelas semua kekacauan ini asalnya dari Mikey.

jantung (name) kembali berpacu. ia menjadi sangat takut dengan Mikey mengingat apa yang pria itu lakukan padanya beberapa saat lalu.

"masuk, teman-teman"

sesaat setelah Mikey berucap. seluruh petinggi Bonten memasuki ruangan itu. tak bisa dibayangkan seberapa terkejutnya mereka melihat dua orang yang terikat itu. terutama Ran. tatapannya menggelap melihat adiknya dalam kondisi buruk.

bahkan, Sanzu yang notabenenya adalah nomor dua tak tahu menahu soal semua ini.

"apa yang terjadi, Bos?" tanya Sanzu ragu

"Mochi" untuk sekian kali Mikey hanya mengucap satu kata. Mochi dapat memahami perintah Mikey yang satu ini. ia maju untuk mendekati (name) dan Rindou yang menatapnya tajam.

"apa menurut kalian, (name) berguna bagi kita?" tanya Mochi tiba-tiba

"ada apa ini?" jawab Sanzu. hanya dia yang berani berucap saat itu

"jawab saja, bajingan"

pria dengan katana itu mendengus kesal
"sialan. ya, dia sangat membantu khususnya untuk tim penjualanku dan yang lainnya. sejak dia kemari pemasukan kita dari obat melejit"

"aku setuju" ucap Kakucho

"aku benci mengakuinya, tapi jujur Sanzu ada benarnya" sahut Koko

Mochi menyeringai puas dengan respon rekan rekannya disana. pandangan kini secara bergantian menatap (name) dan Rindou
"ya... anak ini memang berguna bagi perkembangan kita. Bonten membutuhkannya untuk terus menghasilkan uang..."

"...dan Haitani ingin melepasnya dari Bonten"

"Apa?!"

"bukti apa yang kau punya sampai bilang begitu, brengsek" umpat Ran yang kesabarannya mulai tipis

"Rindou mengucapkannya dengan sendirinya. berlandaskan dengan rasa iba, orang ini berpikiran untuk bisa membebaskan (fullname)"

"APANYA YANG SALAH?! AKU HANYA BERKATA JUJUR DENGAN HATI NURANIKU!" teriakan Rindou menggema ke seluruh sudut ruang. Mochi tak menggubrisnya dan malah mundur bersamaan dengan Mikey yang maju

EXPERIMENTAL [ BONTEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang