03 | Seorang diri

1.7K 203 25
                                    

🎶 Playing song : Melly Goeslaw - mungkin 🎶

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🎶 Playing song : Melly Goeslaw - mungkin 🎶

SELAMAT MEMBACA

“Tak ada yang bisa memahamimu, selain dirimu sendiri.”


• LAKSA DAN LUKANYA

     Karena kecelakaan tahun 2010, dimana semesta merenggut kedua orang tuanya. Yang tersisa hanyalah dirinya dan sang Abang, dimana penderitaan di mulai—meninggalkan jejak luka yang teramat dalam.

     Laksa, kala itu tak ada yang mampu ia ingat. Semuanya terjadi begitu cepat. Yang ia tahu ketika pertama kali membuka mata, dirinya sudah berada di rumah sakit. Dan yang lebih membuatnya hancur adalah, ia sudah kehilangan kedua orang tuanya.

     Laksa seperti kehilangan dunianya, kehilangan arah dan tujuan hidup. Sepanjang hari ia habiskan hanya berdiam diri di atas kursi roda dan menatap ke jendela luar—masih berharap jika semua itu hanyalah mimpi, dan kedua orang tuanya lekas menjemputnya—keluar dari rumah sakit lalu mengajaknya berkeliling kota.

     Puncaknya, pertama kali Laksa melihat sang Abang meneriakinya dan menamparnya. Hingga hal itu menyadarkan Laksa, jika dirinya harus bisa merelakan semua dan melanjutkan hidup. Sesulit apapun itu.

     Dan ketika dirinya sudah mulai menerima keadaan, pahit pun kembali ia telan. Yang ternyata, ada efek di balik kecelakaan itu. Benturan pada kepalanya, berubah menjadi hal fatal—kanker otak, itulah yang di katakan oleh Dokter.

     “Kok, bengong? Mikirin apa?”

     Pandangan Laksa sontak beralih, yang tadinya hanya menatap kosong ke luar jendela—memikirkan kejadian tak terduga di masa lalu. Kini, menemukan Arshi yang sudah memasuki kamarnya dengan membawa sebuah nampan kecil yang di lengkapi dengan mangkuk serta satu gelas air minum.

     Laksa tersenyum pias, “Abang kenapa gak kerja?” tanya Laksa pelan.

     “Gimana Abang mau kerja, kalau kamu sakit?” Arshi lekas meletakkan nampan itu di samping ranjang tidur Adiknya. Perlahan, duduk di tepian kasur dan menatap Laksa lekat. “Abang gak bakal bisa ninggalin kamu kalau lagi sakit gini, Dek.”

     Ada perasaan bahagia sekaligus sedih. Bahagia, karena ia jadi memiliki sedikit waktu dengan sang Abang. Sedih, karena Abangnya harus meninggalkan urusan kerjanya demi dirinya.

     “Tapi Abang jadi ninggalin kerjaan.” Laksa menunduk dalam. Ia sedikit menyesal, andaikan dirinya tidak jatuh sakit.

Laksa Dan LukanyaWhere stories live. Discover now