06 | Biarlah tersimpan

1.1K 102 17
                                    

🎶 Playing song :  Super Junior K

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎶 Playing song :  Super Junior K.R.Y - In my dream 🎶


SELAMAT   MEMBACA

"Terkadang apa yang kita rasakan, apa yang kita alami dan apa yang terjadi dalam hidup kita sekalipun itu luka, orang lain tak berhak untuk tahu. Kecuali dirimu dengan Tuhanmu."

•LAKSA DAN LUKANYA•

    

     "Abang ... Ini sakit."

     "Abang mau pulang."

xxx

     Hanta dan beberapa temannya benar-benar meninggalkan Laksa seorang diri di bilik kamar mandi umum yang terletak paling ujung. Dengan keadaan kepala serta setengah bajunya yang basah kuyup.

     Bibir itu sedikit membiru, gigi yang saling bergemelutuk serta bahu yang sedikit bergetar. Laksa sungguh merasa jika tubuhnya menggigil kedinginan.

     Namun apa daya, Laksa tak mampu melakukan apapun. Dirimya yang lemah, dirinya yang selalu di kuasai oleh rasa takut—Laksa hanya bisa memeluk tubuhnya sendiri. Ia tak berani keluar juga tak berani meminta pertolongan.

     Laksa hanya seorang remaja lelaki yang menutup diri dari keramaian. Dan baginya, orang yang hanya bisa ia percaya selain Tuhannya adalah Kakaknya sendiri.

     Brak! Brak! Brak!

     Gedoran pintu yang teramat keras dari luar membuat Laksa terhenyak. Iya semakin merapatkan tubuhnya di pojok kamar mandi, menutup mulutnya agar ta mengeluarkan suara.

     "Ada orang gak di dalem?!" ada teriakan lantang seorang gadis dari luar. Malahan bukannya menjawab, Laksa hanya terdiam dengan telapak tangan yang masih menutupi mulutnya.

     Brak! Brak! Brak! Gedoran pintu itu kembali terdengar dan kali ini semakin kencang.

     Laksa yang akhirnya memilih untuk berdiri dengan langkah tertatih—mencoba meraih ganggang pintu. Tetapi belum sempat ia membuka nya, pintu itu sudah terdorong kuat dari luar membuat Laksa sedikit limbung ke belakang. Lalu tatapan mereka bertemu dan saling adu pandang dengan wajah terkejut.

     "Lo?" gadis itu menggantungkan ucapannya dengan alis yang saling bertautan. "Lo bukanya Laksa, kan? Temen sekelas gua?" lanjutnya.

     Laksa tak menjawab, ia hanya menutupi seragamnya dan berniat untuk pergi dari sana secepatnya.

     "Bentar," cegahnya yang langsung mencekal lengan Laksa, lalu kedua bola matanya mentatap tubuh Laksa dari atas hingga bawah. "Lo kenapa, Sa?"

Laksa Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang