Part 2

9.8K 1K 19
                                    

Setelah beberapa hari Haidar koma, akhirnya dia sadar dari komanya. Saat pertama kali membuka matanya, dia melihat ruangan berwarna putih yang ia yakini sebagai rumah sakit. Ruangan ini cukup luas untuk dirinya sendiri, dia yakin ini pasti ruangan VIP. Tapi jika ini ruang VIP, siapa yang akan membayar tagihannya? Tolonglah, dia tidak sekaya itu untuk membayar tagihan, yakali dia harus mengutang.

Cklekk

Haidar menoleh saat mendengar suara pintu terbuka, dia melihat ada lima orang pemuda yang tengah menatap kearahnya. Satu pemuda menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan, satu pemuda yang menatapnya dingin, dua pemuda yang menatapnya acuh dan satu pemuda yang menatapnya dengan tatapan benci.

"Kalian siapa?" tanya Haidar.

"Akhirnya lu bangun juga anak sialan, ga usah pura-pura gak kenal," ucap William dengan senyum miring yang terlihat menyebalkan di mata Haidar.

"Gua emang ga kenal ya sama kalian, jadi ga usah sok akrab sama gua," ucap Haidar sinis.

"Lu inget nama lu?" tanya Justin Hartono.

"Inget lah!" ucap Haidar.

"Santai dong, gak usah ngegas," ucap Daffa Zidan Alfaro.

"Biarin suka-suka gua dong, siapa lu ngatur-ngatur gua?"

"Lu baru bangun dari koma kok jadi ngeselin sih."

Tanpa membalas ucapan orang itu, Haidar celingak-celinguk mencari keberadaan teman-temannya.

"Nyari apa?" tanya Laskar.

"Teman-teman gua mana?" tanya Haidar tanpa menjawab pertanyaan dari Laskar.

Sedangkan yang lainnya hanya mendengarkan saja. "Emang lu punya temen?" tanya Justin.

"Punya lah, ambilin gua minum dong!"

Karena Daffa yang paling dekat, akhirnya dia mengambilkan minum untuk Haidar. Setelah selesai minum Haidar mengembalikan gelasnya kepada Daffa.

"Makasih babu."

"Enak aja lu, ganteng gini dibilang babu," ucap Daffa.

"Halah masih ganteng gua kali." Daffa dan Justin yang mendengar ucapan Haidar langsung menyemburkan tawanya.

"Lawak dia bro," ucap Justin sambil memukul bahu Daffa.

"Kalo ketawa ya ketawa aja gak usah pake mukul segala babi," ucap Daffa kesal.

"Refleks elah."

"Pinjem hp," ucap Haidar.

Laskar langsung memberikan ponsel milik Haidar kepada pemiliknya. Haidar langsung membuka kamera untuk melihat wajahnya, saat melihat wajahnya dia kamera dia merasa terkejut karena wajah itu bukanlah wajahnya lalu ia langsung mematikan ponselnya.

"Itu tadi siapa kok kaya wibu?" tanya Haidar.

"Itu lu lah siapa lagi," jawab William.

"Kenapa gua jadi kaya wibu gini?"

"Mana gua tau, emang udah dari sananya kali kalo lu kaya wibu."

Wajah Haidar itu ganteng plus manis hanya saja tertutupi dengan penampilan cupunya dan kacamata khas wibu.

***

Hari ini Haidar sudah diperbolehkan pulang ke rumah, dia dijemput oleh pemuda yang mengaku sebagai kakaknya kemarin. Sebenarnya ia tidak perduli mau mengaku-ngaku sebagai kakaknya ataupun sebagai ayahnya, yang penting dia tidak membayar tagihan rumah sakit. Soalnya dia missqueen (dibaca : miskin).

TRANSMIGRASI HAIDAR [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora