CAUGHT IN SCANDAL [VER-REVISI]

5 | Caught in scandal

                            

Caught in
scandal

Chapter 5

Action, comedy and romance.
18+, mengandung konten kekerasan.
Ini murni hanya cerita fanfic biasa, tidak ada maksud untuk menyinggung pihak manapun.

Bagi mereka yang tidak menyukai cerita ini bisa langsung tekan kembali dan keluar dari lapak kotor ini. Jangan sebarkan komentar negatif atau hate karena itu menyebalkan. Aku menerima kritik tapi tidak dengan hate… ok

Vote dan saran kalian adalah yang ditunggu…

.

.

Tay menghentikan mobilnya, lalu dengan isyarat mata menyuruh First turun. Yang dibalas tatapan tak percaya dari sang keponakan, "are you serious?"

"Hanya untuk beberapa bulan saja! Aku sudah memesan kamar khusus untukmu."

"Kau membiarkanku tinggal sendiri?"

"Memangnya selama ini kau tinggal dengan siapa?" Tanya Tay bingung.

"Situasinya berbeda sekarang! Kau membiarkanku sendirian tanpa pengawasan. Bagaimana jika aku diteror, mereka mengirimkan barang berbahaya padaku, psikis ku terganggu lalu..,"

"HOI!! psikis mu sudah terganggu sejak dulu. Lagipula keamanan di sini terjamin, tidak ada hal-hal yang kau sebut tadi akan terjadi." jelas Tay.

"Tidak ada jaminan penuh bahwa itu tidak akan terjadi padaku!" Bantahan First membuat Tay sakit kepala, tidak bisakah anak ini mendengarkannya sekali saja. Bukan tanpa alasan Tay membawa First kemari, hotel ini adalah tempat terbaik untuk bersembunyi sementara. Kenapa? Itu karena hotel ini telah terbukti, jaminan dan keamanannya sangat memuaskan.

Mereka juga sangat menjaga privasi pengunjung hotel ini. Media dan paparazzi tidak diizinkan masuk kemari ataupun menunggu di luar hotel. Selain pengunjung, staff, dan para pekerja hotel, tidak ada yang bisa masuk ke bagian dalam.

Dan baginya membawa First kemari adalah pilihan yang tepat. Tapi First terus menolaknya dengan berbagai macam alasan, ingin rasanya ia turun dan menyeret First keluar dari mobil lalu menendangnya masuk ke hotel dan meninggalkannya.

Tapi angan hanyalah sebatas angan. Seperti biasa Tay tawan kalah dalam perdebatan dan dengan sangat terpaksa ia harus membawa makhluk berisik ini pulang ke apartemennya, Ascott Sathorn Bangkok, apartemen mewah yang dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas, cafe, salon, spa, gym bahkan hingga bar juga tersedia. Dia telah tinggal disini sejak empat tahun yang lalu, penghuni kamar 173, yang terletak di lantai empat.

selama empat tahun menempati tempat ini Tay selalu menganggap ini adalah area kenyamanannya, yang tidak bisa diusik oleh orang lain. Tapi sekarang anggapan itu hancur dengan hadirnya First disini, bukan hanya ia akan kehilangan rumah yang tentram nan damai, tapi ia yakin hidupnya tak akan lagi tenang mulai sekarang. Jika sebelumnya setelah bekerja seharian dia bisa menghilangkan penat nya dengan pulang dan bersantai, namun sekarang sumber penatnya malah bersarang di rumah.

"Oho.. kau punya selera yang lumayan." First berujar remeh, melirik kanan-kiri memperhatikan hampir seluruh bagian apartemen milik pamannya. Begitu masuk dari pintu apartemen kita langsung disuguhkan dengan sepasang sofa ruang tengah yang berukuran besar, dilengkapi dengan TV yang ukurannya tak kalah besar, meja sofa yang terbuat dari kaca, dan juga jendela kaca bagian luar, yang membuat kita di dalam bisa melihat keluar gedung.