04| Hong Jay

741 119 24
                                    

    "Woi!"

Saat keduanya menengok, sebuah sepatu melayang tepat di dahi gadis itu. Dia tersungkur ke belakang dengan memegangi dahinya.

   "Jangan ganggu temanku. Dasar orang gila!" ucap Kana dengan berlari mengambil sepatu dan memakainya kembali.

   "Pergi saja. Dasar, memangnya kau tidak pernah lihat pria tampan sampai-sampai temanku mau kau goda, ha?"

   "Uh! Aku hanya meminta nomornya, apa urusannya denganmu!" balasnya tak mau kalah.

   "Jay tidak suka gadis seperti kau. Pergi sana!"

Kana pun menarik lengan Jay, membawanya menjauh dari gadis tadi. Jika saja tidak ada Jay, Kana mungkin sudah memukul wajahnya, sekali saja. Sejujurnya Kana hanya mengatakan asal tadi, tetapi terkesan seperti cemburu. Dia kesal lantaran gadis itu dengan sengaja menabraknya dua kali.

   "Kau kelihatan marah sekali?"

   "Bagaimana tidak. Dia sengaja menabrakku dua kali, siapa yang tidak marah?"

Pulangnya, Kana tertidur di kamarnya, karena kelelahan. Bahkan ada sekitar sepuluh panggilan dari ayahnya, dia tak sempat menjawabnya. Malamnya, Kana terbangun karena ART dirumahnya membangunkan gadis itu untuk mandi dan makan malam.

   "Ayo nona Kana, mandi dulu!"

   "Iya, bi!"

Kana beranjak dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi. Selepas mandi, dia hendak mengambil ponsel untuk melihat apakah ada pesan untuknya. Begitu menyalakan layarnya, ada panggilan tak terjawab dari ayahnya. Ada beberapa pesan juga, dengan cepat Kana menelepon ayahnya.

   "Halo pa? Ada apa?"

   "Kamu itu lama sekali angkat teleponnya. Sepupu kamu mau datang ke seoul, nanti kamu tolong bantu dia bawa barang-barang ke kamar di sebelah kamarmu!"

   "Koji mau datang? Serius?"

   "Sebentar lagi dia akan lulus SMP. Jangan buat masalah, kalian berdua sering tidak akur kalau bersama."

   "Iya, kapan dia datang?"

   "Sebentar lagi sampai. Tunggu saja!"

   "Oke!"

Tak beberapa lama, setelah panggilan dimatikan. Terdengar suara di bawah memanggil nama Kana, dengan cepat dia berlari menuruni anak tangga dengan ponsel yang sudah dia letakan di atas kasur.

   "Kojii!"

Kana berlari dan memeluk sepupu dekatnya itu. Setelah sekian lama, akhirnya mereka bertemu.

   "Kau datang tidak mengabari aku?" tanya Kana sembari melepas pelukannya dan menjitak kepala Koji.

   "Uh, sakit. Akhirnya aku bebas haha, bisa lepas dari rumah!"

   "Memangnya bibi tidak mengizinkan kau ke sini?"

   "Bahkan untuk keluar bermain saja dibatasin. Aku main tidak puas!"

   "Kaukan bocah nakal, tentu saja bibi tidak percaya jika kau bilang akan pulang lebih cepat!"

   "Kau sama bawelnya dengan mama. Sudahlah, bantu aku bawa koper."

   "Hei! Aku ini perempuan, mana bisa membawa kopermu yang keliatannya saja sangat berat!"

   "Perempuan tetapi berjiwa laki-laki. Sudahlah, bawa saja!"

   "Sialan kau!"

****

Kana bersekolah kurang lebih tiga bulan, setelahnya ujian akhir semester. Gadis itu pindah saat pertengahan semester, dia berasal dari keluarga yang memiliki campuran. Ayah Kana asli Korea sedangkan ibunya asli Indonesia. Kana lahir di Indonesia, itulah mengapa dia sangat fasih berbahasa Indonesia, tetapi tak kalah fasih menggunakan bahasa korea.

Kana (Lookism)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang