Bab 7 : Balerina

497 51 0
                                    

Update!!

Vote dan komen jangan lupa yaa, vote bisa sekarang atau kalau udah selesai baca, tapi lebih cepat lebih baik

Happy Reading 🧡🧡

***

"KAU AKAN TAMAT, AVERYL!!"

Refleks Averyl melempar ponselnya. Dia terkejut. Bisa-bisanya saat panggilan video baru tersambung gadis gila itu langsung berteriak dengan wajah yang memenuhi layar.

"Horor," gumam Averyl sambil mengelus dadanya. Kemudian dia mengambil ponselnya kembali.

"Kau gila?"

"Tentu saja tidak, aku hanya ingin menyampaikan kabar gembira untukku," balas Catherine yang di seberang sana asik mengunyah cupcake yang Averyl yakini buatan Kakaknya.

"Diavolo di rumah?"

Catherine melirik cupcake di tangannya. "Kau benar-benar teliti. Ya, dia baru sampai kemarin, katanya dia akan menyusulmu. Itu kabar gembiranya!" seru Catherine di akhir kalimat.

"Ku pikir dia bergurau tentang kedatangannya." Averyl menghela nafas berat. Sudah ia duga, kabar gembira bagi Catherine adalah kabar buruk untuknya.

Terlintas sesuatu di pikirannya. "Tapi ... untuk apa dia pulang? Kita semua tau kebiasannya yang tidak bisa diam di satu tempat, iblis itu tidak akan datang jika bukan untuk hal yang menarik baginya."

Catherine berdecak kagum. "Wah! Kau memang seorang D'Angelo sejati Avey, kau mengenal betul sifatnya." Catherine bertepuk tangan.

Wajah Averyl menjadi datar. "Itu rahasia umum, bahkan bawahan ku tau hal itu," balasnya.

"Ani,—"

"Kau pasti sering menonton drama Korea, bukan? Sampai bahasanya terbawa-bawa," sindir Averyl.

Catherine menutup mulutnya karena keceplosan.

"Bagaimana jika Don tau?" tanya Averyl berkedok ancaman.

"Tidak!" pekik Catherine. Bisa gawat jika kakak tertuanya tahu kalau dia menggemari drama Korea, lebih tepatnya para aktor dari negeri ginseng itu.

"Kau menyukai siapa? Lee Min Ho? Park Hyun Sik? Kim—"

"Masih ingat, huh?"

Suara itu.

CATHERINE SIALAN!

Averyl mematikan panggilan video secara sepihak dengan buru-buru.

"Catherine," geram Averyl.

***

Masih pagi. Dan pagi-pagi begini Averyl sudah dihadapkan dengan empat manusia kurang kerjaan. Walaupun enggan bertemu, Averyl tetap memasang senyum terbaiknya.

"Selamat pagi, Nardo, Juno, Neo, dan Flora!" sapa Averyl.

"Kita mau ngomong," ucap Nardo.

"Rame-rame?"

"Gue mau undur tantangan bela diri ke yang terakhir, diganti tantangan satu lagi, kami udah tentuin tantangannya," cetus Flora langsung pada intinya. Ini masih terlalu pagi, jangan sampai emosinya tersulut karena meladeni tingkah Averyl.

Averyl menimbang perkataan Flora. Pasti mereka menemukan sesuatu yang menurut mereka akan menjatuhkannya. Menarik, kira-kira apa itu?

Averyl's GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang