25. Amarah

123 30 71
                                    

Tidak ada yang lebih menyakitkan didalam hidup mu, selain ketika dirimu ditinggalkan oleh satu satunya orang yang membuat dirimu bertahan. Rasanya, menyakitkan. Melihat bagaimana orang paling brengsek di dunia, sekaligus yang paling kau hormati tiada didepan matamu. Darah yang berdesir sangat cepat didalam tubuh, menandakan betapa sangat terpukul nya hati. Tak lupa tatapan kosong, yang didalamnya sedang terajut sebuah kebencian baru. Disana, tak jauh dari tempat dirinya berdiri, sang ayah---pria brengsek tak punya hati, juga pria paling dihormati nya pergi meninggalkan dirinya sendiri dalam Kegelapan.

Tatapannya berubah menjadi sendu, tak kala tubuh Ayah nya jatuh ke tanah tanpa nyawa. Wajahnya seketika dipenuhi peluh. Tubuhnya menegang. Dan kepalan dikedua tangannya menguat. Kedua mata berwarna abu-abu itu langsung menatap tajam sosok yang dengan berani membunuh pemimpin Kerajaan Kegelapan, Ayah nya, pria yang dihormati nya.

Saireen---sosok yang berani membunuh Raja Kegelapan menoleh dengan tatapan penuh amarah. Ia juga tak kalah marah. Dendamnya, sudah terbalaskan. Pria yang meregang nyawa ditangannya, adalah pria yang sama dengan yang telah membunuh kedua orang tuanya.

Impas, 'kan?

Tatapan kedua nya bertemu, dengan penuh amarah yang sama membara nya. Namun, samar-samar, wolve dapat melihat tatapan penuh kesedihan dari kedua mata berwarna ungu tersebut. Sayangnya, kebencian sudah mengambil seluruh sisi manusia nya. Ia tak peduli lagi. Walaupun tahu jika yang dirinya lakukan sia-sia, ia tetap maju. Menerjang tubuh Saireen dengan berbagai macam gerakan dan kekuatan, yang dengan mudah nya di tangkis oleh pemudi itu.

Saireen menyeringai, menampilkan gigi putih nan rapihnya. Ia menatap remeh melihat siapa lawannya kali ini. Bukannya ia sombong, tapi apakah kalian lupa siapa dirinya? Sang Shavelona dan Zephyrine. Menyatu dalam satu tubuh yang dinamai Saireen. Sang reinkarnasi dari Dewi Theana, Dewi segalanya. Sang calon Dewi, yang terpilih ketika para Dewa dan Dewi sedang memperundingkan masalah ini. Hanya satu yang terpilih dari dua reinkarnasi. Dan, ia lah, Saireen lah yang terpilih itu.

Hingga tanpa sadar, Saireen sudah mengembalikan keadaan menjadi seperti semula. Anggota klan Zephyrine yang terluka, menatap Saireen yang sedang bertarung dengan putra mahkota Kerajaan Kegelapan. Anggota yang berasal dari bulan pun sama. Mereka tahu, mereka semua tahu, bahwa Saireen sudah melakukan sesuatu kepada mereka sampai mereka bisa melewatkan adegan Saireen yang mengalahkan Raja Kegelapan.

Efek kekuatan yang digunakan Saireen cukup manjur. Terlihat beberapa pasukan mengeluarkan isi perutnya. Terkecuali, anggota klan Zephyrine. Karna, mereka sudah terbiasa dengan kekuatan seperti ini.

Saireen terus menangkis pedang milik wolve. Tak membiarkan pedang hitam itu menyentuh kulit nya. Wolve yang terbakar dendam tak mau mundur begitu saja. Sampai sebuah intrupsi yang hanya didengar olehnya membuat ia menghentikkan gerakannya.

Saireen menatap bingung kepada wolve yang tak bergeming dihadapannya. Lalu kemudian, keadaan disana berubah menjadi waspada, tak kala putra dari Raja Kegelapan menghilang bak ditelan bumi. Saireen tersenyum kecil. Ayah dan Anak sama saja. Tidak ada bedanya. Sama-sama mengandalkan kekuatan mengejar angin, itu Saireen yang menamai. Dan, mengingat opini nya tentang bahwa ini adalah perang tak sungguhan membuatnya kembali mendapat opini baru. Apakah, ada perang, lagi?

Kedua matanya melirik kearah tempat sang Raja Kegelapan meregang nyawa. Tak ada apapun disana. Yang tadinya ada tubuh dengan luka berat, dengan nadi tak bergerak. Sekarang sudah kosong melompong, menyisakan bercak-bercak darah.

Kini, semuanya dapat bernafas dengan lega. Peperangan telah usai. Mereka berhasil mengalahkan Raja Kegelapan. Tidak sia-sia mengorbankan banyak nyawa, demi merenggut satu nyawa berbahaya. Itu yang dipikirkan mereka.

saireen : to eternal peaceWhere stories live. Discover now