Angry Boyfriend : 10

9.1K 1K 266
                                    

Kain dengan beludru kecil yang lembut ia peras secara perlahan hingga air hangat mulai menetes dibaskom berukuran sedang.

"Hiks pusing..."

Junkyu tersenyum sedih mengusap pipi Haruto yang juga ikut terasa panas. Ia mengambil termometer dan terkejut nominalnya menunjukkan 39,5° Celcius.

"Kamu demam tinggi" gumam Junkyu melihat hasil termometernya.

"Pusing sayang" rengek Haruto dengan suaranya yang mulai serak.

"Iya aku tau. Makanya mamam dulu ya?" tawar Junkyu tapi justru yang didapat hanya gelengan.

"Ndak mau mamam.." gumam Haruto dan Junkyu menghembuskan nafasnya sabar.

Satu, dua, ti—

"Maunya cium~"

Kan...

Junkyu mengusap wajahnya jengkel sekaligus sedih melihat kekasihnya jatuh sakit. Sudah ia duga, jika Haruto dalam mode seperti ini manjanya lebih lebih lebih berkali-kali lipat!

"Aku gak mau ikutan jatuh sakit karena ketularan kamu ya. Pokoknya harus makan" paksa Junkyu tak mau mengalah hari ini.

Haruto yang mendapatkan penolakan pun menyatukan kedua alisnya kesal. Ia merentangkan kedua tangannya dengan posisi berbaring persis seperti bayi ingin digendong.

"Hiks sayang aku maunya dicium gak mau mamam"

BRAK!

"Huwaaa sayang jangan ninggalin aku!"

Junkyu tak menghiraukan teriakan berat kekasihnya dikamar. Bibirnya mencebik sebal sementara wajahnya terlihat frustasi.

"Harusnya aku aja yang jadi seme!"

🍀🍀🍀

Grep'

Hampir saja jarinya ikut terpotong jika saja ia tidak memiliki reflek yang bagus. Junkyu mendesah pasrah lalu kembali melanjutkan kegiatan memotong daun bawangnya.

"Sayang kok kamu diem?"

Yup! Oknum yang baru saja memeluk pinggang Junkyu secara tiba-tiba seperti demit adalah Watanabe Haruto.

"Hiks sayang masih m-marah?" tanya Haruto lagi tapi kali ini kembali menangis dipundak Junkyu yang terasa nyaman untuk bersandar.

Beri kata-kata semangat untuk Junkyu sekarang— sungguh pemuda manis itu merasa kewalahan menangani kekasihnya yang sakit.

Ingin diantar kerumah asalnya pun, Haruto enggan. Jadilah Junkyu meminta ijin kedua orangtuanya agar diijinkan menginap.

Beruntung juga rumah pemuda Kim itu sepi karena ayah bundanya pergi kerumah nenek untuk menginap dan menemaninya yang sedang sakit.

"Aku lagi buat bubur buat kamu. Tunggu sebentar ya?"

Harus berbicara lembut, tidak boleh membentak. Jika Haruto kembali menangis Junkyu juga yang merasa kerepotan.

"Gak percaya. Ngomongnya sebentar padahal masih lama"

"Hahhhhhhhh" geram Junkyu yang menghembuskan nafasnya kasar.

"Tuhkan kamu marah hiks"

"E-eh! Enggak!" panik Junkyu menenangkan Haruto yang kembali menangis.

"Kamu mau makan biskuit? Atau buah dulu selagi nunggu aku?" tanya Junkyu mencoba menarik perhatian Haruto agar berhenti menangis.

"Maunya makan kamu"

JXNSNSMSKAKAKAKNZNSNSJunkyu

Bibirnya mengulas senyum manis lalu dengan sabar mengusap dahi Haruto yang terasa panas dan sedikit berkeringat.

Angry Boyfriend [END] ✓Where stories live. Discover now