Kembali

442 72 3
                                    

Byakkomaru pov:

Selama beberapa menit, kupeluk terus tubuh yang kurindukan itu

Selama bertahun-tahun, akhirnya aku bertemu lagi. Dengan orang yang kucintai

Sungguh, aku tak pernah menyangka akan merasakan perasaan manusia lagi setelah terdiam dialam bawah sadar orang-orang

"Byakkomaru?" Kudengar ia memanggilku

Aku tak menjawab apapun, hanya mengubur wajahku jauh diceruk lehernya

"Byakkomaru... Aku harus pulang sekarang."

Genggaman ku padanya mengendor

Perlahan-lahan, penggangan itu terlepas

Dengan kasar, ku hapus sisa-sisa air mataku

Aku menghela nafas

Tanpa menjawab apapun, aku memberikannya pedang yang dulu menancap tepat dijantungnya

Sebelum ia mengambil pedang itu, ku tusukkan pedangnya tepat kejantungnya

"Aku mencintaimu! Dan akan selalu begitu, Shinya!"

Dan setelah itu, ia menghilang sepenuhnya dari pandanganku

Isakkan demi isakkan terdengar diruangan hampa itu

Tanpa suara apapun selain suara isakkan ku

Tanpa satupun selain diriku

Tanpa apapun selain makhluk itu

??? Pov:

"Padahal, jika kau tidak membebaskannya, kau bisa menikmati seluruh keabadianmu dengannya"

"Aku tidak peduli. Jika dia bahagia disana, mengapa tidak?" Ucapnya

"Cih. Aku tau kau sakit hati" Dan dengan itu, aku pergi meninggalkannya sendirian lagi

Shinya pov:

Dengan masih keadaan shock, aku membuka mataku

Yang pertama kali ku lihat adalah atap putih rumah sakit

Kulihat kesamping, ada seseorang

Ia sedang tertidur

Surai ravennya terjuntai kebawah menunduk

Kepalanya tersandar dilenganku

Yang kusadari, netra Amethyst nya sedang tertutup

Saat seperti ini, adalah saat yang paling sempurna untuknya

Dengan tanganku yang lain, kuelus kepalanya

Air mata mulai terjatuh lagi kewajahku

"Oh... Betapa aku mencintaimu? Namun mengapa? Mengapa Semesta tak membiarkan kita bersama? You're everything to me, darahku, jantungku, hidupku, you complete my life, oh my dear, kau benar-benar sempurna."

"And u're my Angel, baby"

Tersentak, aku tak sengaja membangunkan Guren

"A-ah maaf Guren, aku gak bermaksud membangunkanmu..."

"Gapapa, yang penting kamu sudah bangun"

Kurasa, ia mengencangkan genggaman tangannya

"Jangan... Jangan lagi..."

"Iya... Aku gaakan ninggalin kamu lagi... Gurenie"

Dengan itu, ia memelukku seakan-akan tak ada Hari esok

Kurasa bahuku basah karna air matanya

Perlahan, kuelus punggung dan kepalanya

Diam-diam, aku memeluknya kembali

Semakin lama, aku tidak bisa lagi menahan rasa rinduku

Kala air mata mulai jatuh dari netra biru-lautku, pelukannya kukencangkan

"Aku janji! Akan membawamu ke Altar-Pernikahan!" Ujarku menangis bahagia

Isakannya mulai terdengar lebih jelas

"Iya! Aku juga janji akan membuat keluarga denganmu! Tidak seperti di Tahun 1897 dulu!"

𝐇𝐀𝐋𝐔; ɢᴜʀᴇsʜɪɴWhere stories live. Discover now