Gloria Victis 10 - Mengantar Barang

2.6K 336 219
                                    

"Setelah mendapatkan makanan, kau melupakan keberadaan ku." ucap Aarseth ditengah-tengah.

Rebecca memalingkan wajahnya ke arah pria itu, pipinya masih bergerak mengunyah makanan di dalam mulut, "Huh?"

"Apa itu enak?" tanya Aarseth.

Rebecca mengangguk, "Ini enak, sarapan di sini selalu enak." jawabnya polos.

"Begitukah? Itukah alasan mengapa kau mengabaikan ku, Adik ipar?

"E-Ehh? Tidak seperti itu, hanya saja..."

"...?"

"Aku tidak ingin mengganggu Tuan sarapan, lagi pula berbicara di saat makan itu tidak sopan."

"Hmm? Tapi kita sering makan bersama sambil mengobrol, bukan begitu?" tanya Aarseth dengan senyum tipis.

"H-Huh...? Itu benar."

"Pffft--Haha..."

"Apa Tuan tersinggung?" tanya Rebecca.

"Tidak, mengapa aku harus?"

"Aku minta maaf, aku hanya tidak tahu harus bicara apa, aku tidak pandai dalam memulai obrolan." ucap Rebecca malu-malu.

Aarseth menaikkan alisnya melihat tingkah malu-malu Rebecca, sudut bibir pria itu terangkat membentuk seulas senyum tipis. Itu benar, gadis di hadapannya ini masih sangat polos dan naif.

Pada akhirnya, mereka melanjutkan obrolan mereka sambil menikmati sarapan pagi. Sarapan hari ini sungguh berbeda dari biasanya, ini pertama kalinya bagi Rebecca memiliki seseorang untuk menemaninya menghabiskan sarapan bersama dengan ditemani obrolan ringan. Entah bagaimana, rasanya tidak buruk, tapi begitu hangat dan menyenangkan hingga Rebecca sulit untuk percaya.

"Kalau begitu aku akan pergi." ucap Aarseth yang bersiap keluar dari ruang makan.

"Semoga beruntung hari ini." ucap Rebecca tulus.

Aarseth mengulurkan tangannya menyentuh hidung Rebecca dengan jari telunjuknya, "Kau juga, jangan terlalu memaksakan diri."

Setelah mengatakan itu, Aarseth segera memasang mantelnya kemudian berjalan keluar mansion menuju mobilnya. Rebecca tak lagi melihat pria itu setelah ia keluar dari ruang makan, namun Rebecca masih bisa mendengar suara mobil yang keluar dari pekarangan rumah.

Begitu Rebecca telah menghabiskan makanannya, gadis itu mengambil gelasnya untuk minum, namun di dalam gelas itu sudah tak ada lagi air yang tersisa karena telah ia minum sepenuhnya. Rebecca bangkit dari tempatnya bersiap mengisi gelasnya kembali dengan air, akan tetapi gerakannya segera dibuat terhenti kala suatu objek tiba-tiba mengalihkan perhatiannya.

"Ehh...?"

***

Sebuah totebag berwarna abu-abu tergeletak begitu saja diatas meja tanpa Rebecca sadari. Begitu membukanya, Rebecca dibuat tertegun kala melihat banyaknya lembaran dokumen yang sepertinya sangat penting.

"Sepertinya Tuan meninggalkan ini..." gumam Rebecca.

Rebecca kembali memeriksakan beberapa dokumen di dalam, tanpa sengaja gadis itu menemukan sebuah catatan kecil di salah satu map coklat, catatan itu berisi alamat/lokasi kamp militer dimana Aarseth bekerja. Map itu jelas kiriman dari mitra kerja Aarseth, itulah mengapa alamat pengiriman tertera di luar.

"Apa yang harus ku lakukan? Sepertinya ini penting... Map ini bahkan masih tersegel." - Rebecca membatin.

Rebecca mencoba bersikap tenang, gadis itu memilih untuk melanjutkan minumnya sebentar sebelum mengurus berkas-berkas yang tertinggal itu. Setelahnya, Rebecca keluar dari ruang makan mencoba mencari Boris untuk memberitahukan hal ini.

GLORIA VICTIS | DewasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang