Behind Her Smile | 30

633 69 14
                                    

Keesokan paginya, kondisi Jennie sudah jauh lebih baik. Sekarang ia sudah kembali ke hotel untuk membereskan barang-barangnya dan langsung bertolak ke bandara untuk pulang ke Korea.

"Bener udah enakan? Ga pusing atau gimana?" tanya Mama Kim memastikan.

"Iya mamaku sayang, udah 3 kali mama nanya itu mulu." Jennie gemas pasalnya daritadi mamanya menanyakan hal yang sama.

"Kalo ngerasa ada yang gaenak langsung bilang mama ya, jangan ditahan, jangan maksain diri, okay?" sungguh Mama Kim sungguh khawatir sekarang.

"Iya mama, gemes deh." ucapnya lalu mencium pipi sang mama.

"Yaudah yuk, udah ditungguin di bawah." Mereka langsung turun kebawah dan pergi menuju bandara.

-

"Jen, diluar rame, lo masih kuat kan?" tanya manager pada Jennie yang sibuk membongkar tasnya.

"Hah? Oh iya gapapa, btw kacamata gue mana ya?" karena kepalanya yang sedikit pusing, jadi ia memutuskan untuk memakai kacamata hitam supaya efek flash kameranya tidak terlalu parah.

"Nih, lo sendiri padahal yang nitipin ke gue." kata manager sambil menyerahkan kacamata hitam yang sedari tadi Jennie cari kemana-mana.

"Yaudah yuk, keluar."

Mama Kim sudah keluar terlebih dahulu dan langsung menuju ke rumah sakit untuk menemui dokter yang menangangi Jennie, karena setelah ini Jennie langsung check up ke rumah sakit.

-

"Gimana, masih pusing?" tanya Mama Kim pada Jennie yang baru sampai dan hanya dibalas anggukan oleh Jennie.

"Dirawat sehari lagi ya? Ini badan kamu juga masih panas banget loh." tanya Mama Kim dengan lembut.

"Permisi nyonya, maaf mengganggu waktunya, Dokter Park sudah bisa ditemui sekarang." kata seorang suster menginterupsi. Dan setelahnya mereka pun masuk ke ruangan sang dokter.

"Gimana Jennie? Keluhannya apa?" tanya dokter ramah.

"Lemas, pusing, mual, sama demam tinggi." jawab Jennie masih lemas.

"Ini hasil pemeriksaannya kemarin." kata Mama Kim sambil menyerahkan hasil pemeriksaan Jennie di rumah sakit sebelumnya.

"Tes lab dulu ya, biar lebih tau penyebabnya apa."

Setelahnya Jennie langsung diarahkan ke ruang khusus dan mengambil sampel yang diperlukan. Beberapa saat kemudian, hasilnya pun keluar.

"Ya. seperti dugaan saya, berdasarkan hasil lab kamu sakit tipes, dan tolong ikuti saran saya untuk mau dirawat paling tidak 2 hari. Saya paham dengan jadwal padat kamu, jadi saya mohon untuk utamakan kesehatan kamu." kata dokter tersebut dengan lembut sekali.

"Kalo dirawat dirumah boleh?" tanya Jennie mencoba bernegosiasi.

"Boleh kalau kamu mengikuti semua yang saya sarankan."

Tanpa pikir panjang, Jennie langsung menyetujuinya, karena konser yang akan datang itu di Australia, kampung halaman Chaeyoung. Jadi, Jennie tidak mau merusak momen indah disana.

Dan disinilah ia sekarang, di kamarnya, tempat ternyaman dan teraman baginya. Sedari tadi, yang ia lakukan hanyalah melamun. Namun, acara melamunnya pun diusik oleh suara telpon yang tak henti-hentinya bergetar. Setelah melihat nama penelpon Jennie pun terpekik senang.

"UNNIE!!!"

"Pelan-pelan astaga, lagi sakit juga malah teriak-teriak."

"Hehe, habisnya kangen banget lama ga ketemu, btw kok lo tau kalo gue sakit?"

BEHIND HER SMILE | JENNIE KIMWhere stories live. Discover now