21 - On My Mind

222 11 1
                                    

Seperti biasa Shera sedang menyeduh teh di ruang pantry waktu beberapa cewek dari divisi marketing berkumpul disalah satu meja. Mereka tampak seru sekali membicarakan sesuatu, tentu saja yang jadi narasumber adalah Amel, si sales paling cantik se-antero Aldeco.

"Terus elo tahu siapa orangnya?" tanya salah satu dari antara mereka pada Amel.

"Itu dia masalahnya. Menurut info yang beredar mukanya ketutupan rambutnya. Jadi ga kelihatan jelas." jawab Amel.

"Yah, patah hati berjamaah dong kita?" ujar yang lainnya.

"Yah semoga saja itu bukan ceweknya. Bisa saja itu ART-nya mungkin atau saudaranya?" bantah Amel.

"Sadis lo anggep tuh cewek ART-nya. Kalau ternyata beneran gimana?" seru yang lain lagi.

"Ish... pokoknya enggak mungkin lah. Masa pak Ravel semudah itu jatuh cinta?" sahut Amel.

Shera tersentak mendengar kalimat Amel barusan. Ternyata dari tadi yang mereka bicarakan itu Ravel? Sebentar, tadi dia dengar Amel menyebut kata cewek, siapa kira-kira yang dimaksud oleh Amel? Selama kemarin dia ketemu Ravel tidak ada cewek lain yang datang menjenguknya. 

Shera kembali ke kubikalnya belum sempat duduk Ria sudah menghampirinya.

"Shera, lo sudah dengar berita hot gosip hari ini ?" seru Ria.

"Hot gosip apaan?" jawab Shera santai sembari duduk dan menyesap tehnya.

"Ish elo gimana sih masa belum dengar?" tukas Ria lagi. 

"Bukannya elo dekat sama orangnya?" timpal Karin.

"Ada apaan sih? Serius gue ga tahu." tegas Shera.

"Kata anak-anak marketing pak Ravel sudah punya pacar." ujar Ria.

Mita yang sedari awal tidak tertarik mendengar jadi ikutan nimbrung ke meja Shera.

"Hah? Yang bener lo?" sahut Mita.

"Seriusan! Gue tadi dikasih tahu sama Amel waktu ketemu sama dia di toilet." jelas Ria.

"Oh tentang itu, iya gue juga barusan dengar waktu ke pantry tadi. Sumbernya sama dari si Amel." balas Shera.

"Terus elo tahu siapa pacarnya?" tanya Karin pada Shera.

Shera mengendikkan bahunya.

"Gosipnya tuh cewek sempat terlihat waktu pak Ravel lagi zoom meeting. Kejadiannya beberapa hari yang lalu kata Amel." tambah Ria.

Seketika wajah Shera menegang, jantungnya berdebar, disesapnya lagi teh dari cangkir yang ada digenggamannya. Astaga! Beritanya sudah sampai ke kantor ini? Berarti yang sedari tadi mereka obrolin itu adalah dirinya? Shera berusaha tenang dihadapan teman-temannya, nafasnya diatur sedemikian rupa supaya jangan sampai ada orang lain yang tahu kejadian sebenarnya. Bisa riuh satu kantor ini nanti pikirnya. 

"Kelihatan ga sosoknya gimana?" tanya Karin pada Ria.

"Mukanya ga begitu jelas karena ketutupan rambut. Jadi cuma keliatan sekilas saja soalnya kejadiannya cepat banget. Yang jelas dari sosoknya kelihatan perempuan, rambutnya panjang sebahu. Kata orang-orang sih mereka belum pernah lihat cewek itu sebelumnya di kantor pak Ravel." jelas Ria panjang lebar.

Shera menghembuskan nafas lega mendengar kalimat Ria. Untunglah tidak ada yang tahu wajahnya bakalan lain cerita kalau sampai ada yang mengenalinya.

"Wah, banyak yang sedih dong fansnya pak Ravel. Betewe elo ga ikutan sedih Sher?" tanya Karin pada Shera.

"Hah? Sedih? Kenapa gue harus sedih?" Shera berusaha acuh tak acuh.

"Kan dulu elo sempat dekat sama dia, gue kirain kalian bakal lanjut." ujar Ria.

I'm Already YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang