🐨Rindu🦋

600 72 13
                                    

Guyuran hujan masih setia membasahi bumi dan seorang pria tinggi dengan setelan jas rapi itu turut setia melangkah di bawah guyurannya.

Tak perduli akan tubuhnya yang sudah basah kuyup, bahkan mungkin demam sudah menanti di depan mata, akan tetapi ia tetap melangkah, entah kemana tujuannya

Pikirannya melayang jauh, ia kembali mengingat masa mudanya ketika dirinya dan seorang gadis berwajah lucu itu menembus derasnya hujan untuk sampai di halte bus.

Mereka bergandengan tangan, berlari kecil disertai gelak tawa bahagia disaat bersama.

Tak perduli seragam sekolah yang basah, buku-buku yang mungkin saja rusak dan diri mereka yang mungkin saja akan sakit. Karena saat itu, dengan berdua saja sudah membuat hati merasa baik-baik saja

Haruto tersenyum ketika mengingat peristiwa itu. Masa indahnya bersama orang yang paling ia cintai di kala itu. Memadu kasih tak perduli tempat, karena yang mereka pikirkan hanyalah menghabiskan waktu untuk bersama.

Ia rindu, tentu saja. Semua kenangan manis yang tiba-tiba berputar di kepalanya membuat hati kecilnya meronta untuk merindu.

Bisakah ia mengulang waktu? Ia ingin kembali ke masa itu lagi. Mengulang semua dari awal dan merubah takdir yang terlanjur ia terima. Namun bukankah itu terdengar sangat mustahil? sekalipun tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

Cuaca perlahan semakin menggelap. Kilatan petir turut menyambar menambah suasana mencekam di kala derasnya hujan.

Tapi lagi-lagi Haruto tak perduli, ia memilih menikmati suasana ini untuk menutupi kerinduannya

"Kyu.. aku kangen.." ucapnya seraya memejamkan mata. Direntangkannya kedua tangannya lebar-lebar agar air hujan dapat menerpa tubuh indahnya bersamaan dengan angin yang berhembus cukup kencang

Namun tak lama, Haruto merasa tak ada guyuran air yang mengenai tubuhnya lagi. Ia merasa heran, derasnya air masih terdengar namun tubuhnya seolah terlindungi

Dengan segera ia membuka mata dan lantas mendapati seorang wanita yang kini memayunginya dengan sebuah payung pelangi berukuran besar

"Ayo pulang, kamu bisa sakit nantinya" ucapnya

Haruto menatap wajah cantik yang kini memandangnya marah. Wajah inilah yang selalu menemaninya ketika terbangun untuk menyambut hari dan sosok ini pula yang menjadi cinta pertamanya dahulu

"Yera.."





.....




"Kyu, lo liat ga mukanya si Haruto tadi? Melas banget anjir.. serius gue puas banget ngerjain dia" Jeongwoo tak henti-hentinya tertawa dan membahas ekspresi cemburu Haruto yang entah di mana letak kelucuannya

"Lo yakin tadi kita ga berlebihan?"

"Berlebihan gimana sih Kyu? Sekali-kali biar Haruto dapat pelajaran gitu. Masa lo doang yang disakitin. Ini kehidupan nyata Kyu, bukan sinetron"

Junkyu menghela nafas, benar memang yang Jeongwoo katakan. Namun jauh dalam lubuk hatinya ia merasakan sedikit ke khawatiran. Semoga saja, suaminya baik-baik saja

"Ga usah mikirin Haruto. Mending lo ajak Eunsa main kek, dari tadi dia keliatan bosen banget nyemilin empeng yang ga ada isinya" ucap Jeongwoo yang membuat Junkyu malu. Bagaimana pria ini bisa tau isi pikirannya?

"Siapa juga yang mikirin Haruto" elak Junkyu

Ia lantas memilih untuk bermain bersama sang anak yang kini sudah mulai belajar berbicara

"Eunsa coba hitung 2 tambah 1 berapa hayo..."

"Kyu.. lo ga salah ngasih pertanyaan. Dia masih kecil banget lo suruh ngitung matematika SD?" Jeongwoo yang tadi fokus pada ponselnya kini  menatap tak percaya pada Junkyu

"Ya abisnya gue gabut banget. Btw, mana sih cewek lo? lama banget dah!"

"Ya sabar, bentar lagi juga nyampe"

"JEONGWOO.."

Dengan tiba-tiba seorang gadis tinggi dengan kulit seputih susu muncul dan memeluk Jeongwoo dari belakang. Hal itu sontak membuat Jeongwoo dan Junkyu sama-sama terkejut.

Gadis cantik itu lantas melingkarkan kedua tangan mulusnya mesra pada leher Jeongwoo yang oleh Junkyu justru terlihat seperti hendak mencekik pria itu.

"Tuh baru aja diomongin udah datang" ucap Jeongwoo yang lantas berdiri dan menghadap sang kekasih yang  baru ia resmikan seminggu lalu

"Maaf ya, tadi jalanan macet. Biasalah, air got meluap"

"Iya ga apa-apa. Oh iya kenalin, ini Junkyu yang sering aku ceritain dan di sebelahnya ada Eunsa. Anak Junkyu dan Haruto"

"Halo kak Junkyu. Kenalin aku Junghwan pacarnya Jeongwoo. Halo Eunsa.."

"Saya Junkyu. Senang bisa ketemu kamu. Wah Jeongwoo emang ga salah pilih soal asmara. Buktinya dia bisa dapat gadis secantik kamu" puji Junkyu tulus

"Kak Junkyu bisa aja" ucap Junghwan yang menjadi salah tingkah

"Ya udah ayo duduk semua, kamu mau pesan apa sayang?" Tanya Jeongwoo yang mendahului duduk

"Emm samain sama kamu aja"

"Kalau kamu Kyu?"

"Ah ga usah, masih kenyang" bohong Junkyu, padahal cacing diperutnya sudah minta diisi lagi. Roti selembar mana terasa

"Ga usah sungkan. Gue samain aja ya"

"Ya udah kalau lo maksa" putus Junkyu yang diam-diam berseru senang

"ihh Eunsa lucu banget sih.. kak aku boleh gendong dia ga?" Tanya Junghwan yang memang dari tadi tak memutus pandangannya ke arah bayi lucu yang duduk di kereta bayi itu

"Oh boleh dong, nih buat pancingan" ucap Junkyu bersemangat

"Heh, gue mau nikah dulu baru produksi ya Kyu. Emang lo"

"Heh! Sembarangan kalau ngomong. Tapi bener sih" Junkyu berseru tak terima namun kemudian ia malah cengengesan

Junghwan hanya tertawa kecil, seraya meletakan Eunsa di pangkuannya.

Dikecupnya pipi gembil sang bayi berkali-kali sembari menahan diri agar tak memeluk terlalu keras akibat gemas "Uuh lucunya, jadi pengen punya juga" gumam Junghwan tanpa sadar yang membuat Jeongwoo tersedak ludahnya sendiri

"Tuh kode tuh, halalin udah" goda Junkyu yang membuat Junghwan gelapan menyadari ucapannya barusan

"Eh ngga gitu maksudnya.. "

"Beneran juga ga apa-apa, sayang. Jadi kapan kamu siapnya?" Tanya Jeongwoo menggoda yang membuat Junghwan bungkam dengan semburat merah di pipinya

Ah indahnya melihat pemandangan itu. Junkyu jadi iri pada sepasang kekasih dihadapannya, mengingat lamarannya dahulu disertai dengan rasa marah dan tangis air mata yang begitu dramatis.

Ia jadi rindu masa pacarannya dulu. Sangat indah dan romantis bahkan mengalahkan manisnya kisah Dilan 1990 bagi Junkyu.

Jika tau akan begini, mungkin ia lebih memilih menghentikan waktu ketika ia muda dahulu. Tentu saja agar kenangan pahit ini tak perlu ia rasakan

"Aku rindu kamu yang dulu Haru" ucapnya di dalam hati
.
.
.
.
.
.
.
.
.
948 word

Selamat malam, jangan lupa bernafas

Treat Me Better, Please (GS)✅Where stories live. Discover now