🐨Cukup kamu

615 66 10
                                    

Pagi berganti siang dan siang berganti malam, detik, menit dan jam terus berlalu hingga tanpa terasa 5 tahun pun berlalu dengan cepat

Hari demi hari telah terlewati namun tak banyak kisah yang bisa di ceritakan oleh sorang wanita yang telah menjalani beratnya kehidupan di masa mudanya.

Semua berlalu tanpa terasa dan perlahan luka lama mulai memudar

Semenjak peristiwa perkelahian Haruto dan Hyunsuk, Junkyu tak lagi menjumpai kedua pria itu. Mereka seakan menghilang begitu saja, tanpa kabar yang Junkyu sendiri sebenarnya juga tak terlalu ingin tau.

Bagi wanita itu, kehidupannya sekarang sudah lebih dari cukup.

"Kyu, mama sama papa mau ke pasar dulu. Nanti kamu yang jemput Eunsa ya!" Jisoo, seorang wanita terhebat dalam hidup Junkyu kini menghampiri sang putri yang sedang mencuci piring di dapur

"Iya ma, hari ini Kyu libur kok" balas Junkyu yang lantas memfokuskan dirinya pada sang ibu

"Ya udah mama tinggal ya"

"Papa berangkat dulu Kyu" Suho yang baru turun dari lantai dua turut berpamitan

"Iya, mama sama papa hati-hati" balas Junkyu seraya melihat punggung ringkih kedua orang tuanya yang mulai menjauh

Ada secercah rasa bersalah di hatinya. Ketika di usia dewasanya belumlah ia berhasil membahagiakan kedua orang paling berjasa di hidupnya itu.

"Hah.. Kyu pengen banget bahagiain mama dan papa. Tapi Kyu ga tau masih ada kesempatan atau engga" Junkyu berujar disertai helaan nafas berat. Meski peristiwa itu sudah terjadi bertahun-tahun lalu namun wajah kecewa kedua orang tuanya masih tergambar jelas di pikiran Junkyu

"Ah, aku harus menjemput Eunsa" Junkyu melirik jam dinding di ruang tamu. Waktu sudah menunjukan pukul 10 pagi, itu tandanya sang buah hati sudah pulang dari sekolahnya

Eunsa yang saat ini berusia kurang dari 6 tahun sudah menginjak bangku taman kanak-kanak yang berlokasi tak jauh dari kediaman Junkyu

Dengan segera wanita itu melepas sarung tangan yang ia gunakan untuk mencuci perabot lantas ia berlalu ke kamar untuk mengambil kunci motor matic yang ia beli dengan uang hasil kerja kerasnya sendiri

...

"Aku duluan ya, mama udah jemput" Eunsa, gadis lucu dengan pipi tembam itu kini berpamitan dengan kedua temannya di sekolah

"Di jemput mama lagi? Emang kamu ga punya ayah ya.." ucap salah seorang temannya

"Iya, sampai mau lulus juga kamu cuma dijemput ibu kamu" timpal temannya yang lain

"Aku punya ayah kok" jawab Eunsa tak terima, ketika ia dikatai tak memiliki ayah

"Tapi kenapa kita ga pernah lihat? Kamu bohong ya"

"Engga, aku beneran. Papa lagi kerja aja makanya ga bisa nganterin"

"Oh ya? Tapi kenapa kamu ga punya foto keluarga bareng ayah. Di rumah kamu cuma ada foto kamu sama mama kamu aja "

"Huuu ga punya ayah.."

"AKU PUNYA!"

"Kalau gitu tunjukin dong"

Eunsa terdiam dengan mata berkaca-kaca, ia tak terima namun juga tak bisa memberi bukti apa-apa

"Ayo Sherli kita pergi, jangan temenan sama orang ga punya ayah"

"Iya, aku juga ga mau"

Eunsa menatap kepergian kedua temannya dengan tangis. Isakan kecil yang perlahan menyesakan dada membuat Eunsa merasa begitu terluka. Ia tak tau rasa apa namanya ini, namun ia hanya ingin menangis dengan rasa perih di dada kirinya. Apakah ia sedang sakit?

Treat Me Better, Please (GS)✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt