Seokjin menerima dering dari ponsel pintarnya ketika dia sedang berbagi keluh kesah dengan kakak perempuannya lewat panggilan video di laptop. Dia lantas meminta izin untuk mundur sebentar dari layar pada kakaknya dan menerima panggilan yang masuk di ponselnya.
Seokjin cukup terkejut saat melihat nama si pemanggil. Dia tidak pernah mengira bahwa nama yang tertera sekarang akan menghubunginya lebih dulu. Ini kali pertama sejak mereka mulai bertukar nomor telephone.
"Yeoboseyo?"
Seokjin mendapat balasan dari sebrang. "Seokjin-ssi, apa kau sedang sibuk? Kenapa kau membutuhkan waktu lama untuk mengangkat panggilanku?"
"Eo, sangat-amat sibuk. Maka dari itu, kenapa kau menghubungiku?" Tidak tahu ... Seokjin benar-benar tidak tahu mengapa dirinya ingin sekali mengatakan kalimat itu. Ini adalah kali pertama calon istrinya menghubungi dia lebih dulu, sejauh waktu mereka saling mengenal. Seokjin begitu penasaran, tapi dia juga ingin sedikit mempermainkan Im Sojung.
"Kalau begitu, maafkan aku. Aku akan menutup―"
Interupsi Seokjin lakukan sehingga Sojung gagal melanjutkan kalimatnya. "Yak, apa kau akan tetap tidak mau menghargaiku sebagai calon suamimu? Mengapa kau tidak khawatir padaku sementara aku terus menerima komentar miring dari masyarakat karena dianggap kurang pantas untuk bersanding denganmu?"
"Maaf ...."
Seokjin menarik napasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Lagi-lagi, Im Sojung mengungkapkan permintaan maafnya tanpa kalimat penjelas. "Kau meminta maaf untuk apa?"
"Komentar miring yang kau dapatkan hari ini. Itu semua di luar kendaliku, tapi aku bisa memperbaikinya kalau kau mau."
Tanpa sengaja, Seokjin justru mendengus dan tiba-tiba merasa sangat marah. "Tidak perlu, aku bisa menanggungnya sendiri. Jangan perbaiki apapun, karena itu sama sekali tak melukai harga diriku."
"Kau yakin kau bisa melewatinya sendiri?"
"Kenapa kau bilang begitu? Kau bertanya seolah-olah kau tak berniat ikut menanggungnya bersamaku."
"Seokjin-ssi, aku sudah menawarkan bantuanku. Jangan membuat situasi seperti aku telah melakukan kesalahan!"
"Geurae, aku yang melakukan kesalahan. Maafkan aku, Im Sojung." Seokjin memberi penekanan pada kalimat berikutnya, "Tapi apa kau tahu? Daripada mendapat komentar miring dari orang yang tidak mengenalku, hanya dihargai sebagai rekan oleh calon istriku ... lebih melukai harga diriku."
Seokjin langsung memutus panggilan tak lama dari kalimat yang baru saja selesai dia ungkapkan. "Aku sudah bilang bahwa aku sibuk, jadi mari kita akhiri panggilannya."
Seokjin mendengus, berpikir betapa tidak masuk akalnya seorang Im Sojung. Gadis itu jelas-jelas tahu bahwa Seokjin terluka karena komentar jahat yang didapatkannya, kenapa hanya menawarkan perbaikan situasi yang terlanjur memburuk? Kenapa tidak langsung menghampirinya, pun bertanya langsung bagaimana perasaannya saat mendapat komentar buruk begitu?
Ah ... memikirkan betapa jahatnya Im Sojung membuatnya frustrasi. Gadis itu terus mempermainkannya. Seokjin selalu dibuat tidak sabar karenanya.
"Menyebalkan! Benar-benar menyebalkan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken
Fanfiction#1 ― bangchin #1 ― politik Im Sojung, adalah putri tunggal dari pasangan Im Sohyeong dan Jeong Namra. Im Sohyeong sendiri adalah pimpinan perusahaan penyiaran nomor satu di Korea Selatan. Im Sohyeong juga merupakan putra pertama orang nomor satu di...