Unspoken: Nineteen ― 19

200 39 11
                                    

Dua penjaga yang ditunjuk istana untuk mengawal mereka, pergi dengan mobil yang berada di depan mobil mereka. Sementara mobil yang mereka tumpangi, dikendalikan oleh Sekretaris Kang yang ditemani Seokjin di samping. Sojung, Soojin dan Sekretaris Jang, mereka duduk di kursi penumpang bagian belakang.

Perjalanan mereka berlangsung lancar. Sekretaris Kang mengikuti arah mobil penjaga dengan baik, jarak yang dibuatnya juga tidak terlalu jauh atau sebaliknya.

Mereka berangkat sebelum matahari terbenam, jadi di perjalanan, mereka sempat melihat matahari yang terbenam―karena mereka masih berada di jalan sekitar laut.

Awalnya benar-benar tidak ada kendala, sampai akhirnya matahari terbenam dan hari semakin gelap. Mobil yang digunakan para penjaga mengalami kebocoran ban, nahasnya tak hanya satu, tapi dua ban roda mobil mereka bocor dan hal itu memaksa mereka untuk menepi.

"Ini sangat berbahaya kalau kalian terus memaksa berjalan," ujar Seokjin usai memeriksa kondisi ban mobil yang digunakan dua penjaga mereka. "Apa kita tidak punya ban pengganti?"

"Tidak ada, Ketua. Ban pengganti yang kami bawa hanya cocok dengan ban milik mobil yang Ketua gunakan. Ban mobil yang kami gunakan, hampir tidak pernah mengalami kendala, apalagi kebocoran, oleh karena itu kami tidak membawa ban pengganti untuk mobil kami juga," jelas salah satu penjaga kepada Seokjin.

"Lalu mau bagaimana?" Sojung bertanya, dia ikut bergabung dan mendekat di sisi suaminya setelah mengetahui situasinya. "Kalian tidak mungkin melanjutkan perjalanan dengan kondisi ban seperti ini."

"Kalau memang diizinkan, kami mungkin akan mencari bantuan. Usai keluar dari jalanan sepi ini, kita akan menemukan pemukiman warga. Berhubung waktu masih belum terlalu malam, mungkin masih ada warga yang bersedia membantu." Penjaga yang lain, mengungkapkan maksudnya pada Seokjin dan Sojung.

"Kalau begitu, apa kalian berniat untuk pergi dengan mobil kami?" Seokjin bertanya.

Kedua penjaga di hadapannya kompak mengangguk. Mereka tampak ragu, karena ini bisa saja menyinggung Seokjin atau bahkan istrinya―Im Sojung. Namun, mereka sedang berhadapan dengan manusia baik hati. Seperti suaminya yang mengizinkan para penjaga menggunakan mobil untuk mencari bantuan, Sojung juga mengizinkan mereka.

Mereka berlima akhirnya berdiri di belakang mobil yang para penjaga tinggalkan. Suasananya benar-benar sepi, tidak ada satu pun dari mereka yang berniat untuk membuka suara dan memulai obrolan. Mereka hanya membuat diri mereka sibuk dengan hal yang bisa mereka lakukan di situ.

"WAH!" Tiga puluh menit berlangsung seperti satu jam bagi Soojin. Dia benar-benar bosan dan merasa bahwa waktu ini harusnya tidak berjalan selama ini. "Kim Seokjin, kau yakin bahwa mereka tidak kabur dan meninggalkan kita di sini?"

Seokjin yang sebelumnya melamun, menjadi punya fokus saat kakaknya melontarkan pertanyaan. "Tidak mungkin. Mereka sedang mencari bantuan."

"Eonnie, mari kita tunggu sebentar lagi. Mereka pasti sedang dalam perjalanan untuk kembali ke sini." Sojung mengatakan itu untuk menjadi penengah―antara Soojin yang merasa ditinggalkan kedua penjaga dan Seokjin yang percaya pada mereka bahwa keduanya sedang mencari bantuan.

Soojin akhirnya mengikuti saran Sojung. Dia menambah batas sabarnya. Dia menunggu sebentar lagi, sampai rasa bosan dan kesalnya datang kembali.

"Ah, *andwaegetda!" Soojin kembali merasa tidak sabar setelah melihat jarum jam di tangannya sudah berputar sejauh setengah lingkaran. Waktu sudah berlalu tiga puluh menit sejak Kim Soojin kehilangan kesabaran untuk kali pertama.

"Im Sojung, kau sungguh tidak berpikir bahwa mereka meninggalkan kita? Ini tidak masuk akal. Sudah satu jam waktu berlalu, tapi mereka tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka akan kembali," keluh Soojin pada adik iparnya.

UnspokenWhere stories live. Discover now