7

267 25 0
                                    

"Assalamualaikum. Anes pulang, Mah!" teriak Anes sambil memasuki rumahnya.

"Waalaikumsalam. Kamu ganti baju dulu, habis itu makan. Mama udah masakkin makanan kesukaan kamu," ucap Deli, Mama Anes.

"Iya. Anes ke kamar dulu." Setelah mengucapkan itu, Anes berlalu menuju kamarnya.

Di rumah yang cukup besar ini, Anes hanya tinggal berdua bersama Mamanya. Sejak kecil, Anes belum pernah melihat Ayahnya. Anes tumbuh besar tanpa adanya sosok Ayah dan tanpa adanya kasih sayang dari seorang Ayah.

Setiap kali Anes menanyakan tentang Ayahnya, Deli hanya diam dengan tatapan kosong. Entah apa yang dipikirkannya.

Anes menghempaskan badannya ke kasur miliknya. Cewek itu mengambil boneka pinguin yang diberi nama Cici.

"Tau nggak Ci? Ranvir jahat banget, kalau ngomong sama aku ketus mulu. Coba aja sama Risa, gak pernah gitu," ucap Anes pada bonekanya.

"Apa Ranvir beneran cinta yah sama Risa? Menurut kamu gimana Ci?" tanya Anes pada bonekanya seolah-olah boneka itu temannya.

"Anes, Mama mau ke butik. Kamu jangan lupa makan yah," ucap Deli yang berada di ambang pintu.

"Iya Ma, hati-hati."

Anes kembali menatap boneka kesayangannya. "Cici, manurut kamu gimana? Aku ikut aja sarannya Ikbal atau Arkan? Nyerah saat lulus atau nyerah dari sekarang?"

****

Ikbal membuang tasnya di sudut kamarnya lalu berbaring di atas ranjangnya. "Ran, lo jahat banget sama Anes tau gak!"

"Jahat? Emang gue apain dia?" tanya Ranvir datar membuat Ikbal langsung mengubah posisinya menjadi duduk.

"Hah? Lo masih nanya gitu?"

"Udah sih Bal. Lo kaya gak tau Ranvir aja," ucap Arkan sambil menyetel gitar milik Ikbal.

"Bukan gitu, Ar. Emang lo gak liat kalau sama Anes, Ranvir bawaannya kesel mulu. Tapi kalau sama Risa, dia biasa aja," jelas Ikbal.

"Suka kali dia sama Risa."

"Beneran, Ran? Lo suka sama si Risa?" tanya Ikbal sambil menatap Ranvir yang sedang memainkan ponselnya.

"Gak usah ngaco."

"Terus lo suka sama siapa?" pertanyaan Ikbal kali ini membuat Arkan ikut manatap Ranvir.

"Gak usah kepo."

"Lo gay ya, Ran? Lo demen sama gue kan?" tuduh Ikbal membuat Ranvir langsung melemparkannya menggunakan boneka doraemon milik Ikbal.

"Anjing, gue lempar juga lo sampai ke hutan!" kesal Ikbal sambil memeluk boneka kesayangannya dengan erat.

"Apa sih, Bal. Boneka doang," ucap Arkan membuat Ikbal menatapnya dengan mata melotot.

"Boneka doang lo bilang? Sialan lo, lo gak tau seberapa penting mereka dalam hidup gue," ucap Ikbal sambil menunjuk sebuah lemari besar yang berisi koleksi bonekanya.

"Nih boneka berarti banget buat gue, setelah lo berdua," sambung Ikbal lalu mendudukan diri di karpet bulu dengan tangan yang terus memeluk boneka doraemonnya.

"Gue minta yang beruang boleh gak?" tanya Arkan.

"Beli."

"Pelit, lo!"

Ranvir hanya diam menonton pertengakaran sahabatnya yang sudah biasa terjadi.

"Oh ya, Ar kalau lo suka sama seseorang gak?" tanya Ikbal membuat Arkan terdiam.

"Woy, Ar. Jawab napa!"

"Iya."

"Hah? Iya apa nih?"

"Males gue ngomong dua kali," ucap Arkan datar. Hal itu membuat rasa penasaran Ikbal dan Ranvir semakin membuncah.

First LoveWhere stories live. Discover now