16

178 28 1
                                    

Anes menatap lapangan dimana para cowok sedang bermain basket. Kalau biasanya Anes bakal teriak jika melihat Ranvir bermain basket, kali ini Anes hanya diam memperhatikan.

Cewek itu sedang meminum minumannya yang rasa vanilla yang dia ambil dari loker tadi.

Tiba-tiba tatapan Anes tertuju pada Risa yang sedang duduk di pinggir lapangan bersama Manda, mereka berdua memegang botol air minum yang sisa setengah.

"Kok gue seneng banget ya pas dia lebih milih belain gue dari pada Hani?" gumam Anes yang terus menatap Risa yang tengah meneguk minumannya.

"Tapi tumben banget dia belain gue, biasanya dia nyari ribut mulu sama gue," sambungnya.

Merasa seperti diperhatikan, Manda segera menoleh. "Ris, Anes lagi liatin lo tuh."

Mendengar itu, Risa mengalihkan pandangannya dari lapangan menjadi ke arah Anes. "Gue cantik kali, makanya dia liatin gue mulu."

"Anjir pede banget lo. Eh tapi ko tumben banget lo belain dia?" tanya Manda bingung.

"Gue gak suka aja dia digitun sama orang selain gue," jawab Risa membuat Manda menoyor kepalanya.

"Aduuh, lo kenapa sih Man?!" kesal Risa mengelus kepalanya.

"Gue kira lo mau baikan sama dia," kata Manda yang tidak dihiraukan oleh Risa. Cewek berkuncir satu itu malah fokus ke arah lapangan. 

Suara teriakan dari para murid 12 IPA 1 kini menggema karena pertandingan dimenangkan oleh kelas mereka.

"Gak diraguin sih kalau mereka yang menang," gumam Anes sambil menatap Ikbal yang berlari ke arahnya diikuti oleh Ranvir dan Arkan.

"Gimana Nes, gue keren gak?" tanya Ikbal sedikit terkekeh.

"Keren. Lain kali ajar gue main basket ya?" pinta Anes yang diangguki Ikbal.

"Apasih yang gak buat kanjeng ratu."

"Alay," ucap Ranvir memutar bola matanya malas.

"Emang alay nih bocah berdua kalau udah ketemu," balas Arkan sambil tertawa.

"Biarin aja. Yaudah yok kita ke kantin, gue udah haus banget nih," ajak Ikbal memegang tenggorokannya yang terasa kering.

"Lo bertiga duluan aja, ada yang mau gue ambil di kelas."

"Emang siapa yang mau nungguin lo?" Setelah mengucapkan itu, Ranvir segera berjalan menuju kantin.

"Ya udah entar lo nyusul ya," ucap Ikbal lalu menarik Arkan agar menyusul Ranvir.

Setelah ketiga orang itu pergi, Anes segera berlari menuju kelasnya untuk mengambil nasi goreng buatannya tadi.

****

"Gue gak sangka ternyata cewek tadi suka sama gue, seganteng itu ya gue?"

Ranvir dan Arkan menatap Ikbal dengan tatapan ngeri. Bisa-bisanya cowok itu memiliki tingkat kepercayaam diri yang sangat tinggi.

"Bukan lo yang ganteng, tapi mata tuh cewek yang katarak," ucap Arkan membuat Ikbal meliriknya sinis.

"Suka-suka lo deh, cowok ganteng mah ngalah aja."

"Ganteng kalau dilihat dari ujung sedotan."

"Ar, lo gak ada niatan cari ribut kan sama gue?" tanya Ikbal dengan manahan emosinya. Jika biasanya dia yang sering memancing emosi Ranvir, kali ini Arkan yang memancing emosinya.

Tawa Arkan pecah meluhat ekspresi wajah Ikbal yang memerah.

Tiba-tiba Anes datang dengan memegang kotak makannya.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang