Bab 4 - Titik Temu

35 3 0
                                    

Layaknya planet-planet dalam Tata Surya lainnya, Twin Planets juga berotasi sembari berevolusi terhadap Matahari dengan orbitnya. Planet kembar ini memiliki periode rotasi dan revolusi sendiri yang jelas berbeda dengan planet-planet lainnya.

Periode rotasi adalah waktu yang diperlukan planet untuk berputar terhadap porosnya, bisa disebut dengan waktu satu hari planet tersebut. Waktu di Twin Planets jelas berbeda dengan waktu di Bumi. Planet kembar itu berputar lebih cepat dibanding di Planet Bumi. Satu hari di Twin Planets sama seperti ratusan tahun di Planet Bumi.

Sedangkan periode revolusi adalah waktu yang diperlukan planet untuk mengelilingi Matahari dalam orbitnya, bisa disebut dengan waktu satu tahun planet tersebut.

Proses rotasi yang cepat tak membuat proses revolusi kedua planet kembar itu cepat pula. Semua itu sangatlah tergantung pada jarak orbit dan juga kecepatannya di Tata surya.

Memiliki ukuran yang hampir sama pun, tak juga membuat Planet Beneatheat memiliki revolusi yang sama dengan Planet Atopice. Itu jadi salah satu penyebab kedua planet itu memiliki suhu yang ekstrem perbedaannya. Planet Atopice yang cenderung dingin dan Planet Beneatheat yang cenderung panas.

Persis seperti hari itu. Terik Matahari begitu menyengat di Planet Beneatheat. Panas yang tak sepanas biasanya menimbulkan keadaan yang tidak nyaman bagi semua makhluk hidup disana.

Bunga-bunga tak jadi bermekaran, daun-daun berganti warna menjadi lebih gelap. Binatang yang dijadikan alat transportasi pun mulai mogok akibat sering kehausan di jalan saat membawa penumpang. Belum lagi beberapa binatang yang juga terserang gatal-gatal akibat wabah kutu di hawa panas. Keringat para pekerja kasar yang tercium tajam serta kondisi tubuh manusia di planet itu yang jelas kegerahannya.


***

Seperti pagi-pagi biasanya, Papa Troy bangun terlebih dahulu dan membuka jendela supaya ada ventilasi di seluruh ruangan rumah.

Bergegas menuju kandang Poporoy, pria paruh baya itu pun mulai melakukan rutinitasnya disana.

Trixie yang baru bangun dari tidurnya, menguap sebentar lalu bangun sambil merenggangkan kedua belah tangan ke arah atas, samping kiri dan kanan.

"Duh! Panasnyaaa," ujarnya sambil keluar menuju dapur dan mengipas-ngipas wajah dengan kedua tangannya sendiri.

"Pagi, anak manis!" sapa Papa Troy yang sudah berada di meja makan sambil menyeduh secangkir teh.

"Hmm...Pagi rasa siang ya, Pa?!" ucap Trixie pelan.

"Suhu Planet Beneatheat mencapai 35°C sih menurut monitor yang Papa lihat tadi di radar milik Poporoy," ucap Papa Troy sembari mengelap keringatnya.

"Ooo pantes aja ya! Hoamm!! Trixie menguap selebar-lebarnya.

"Husstt! Tutup mulutnya tuh. Kamu nih anak perempuan kok kayak gitu?" sindir Papa Troy.

"Kayak apa? Kayak Papanya lha! Wahahha...." tawa Trixie membangunkan Mama Troy.

Baru selangkah menuju dapur untuk mengambil air minum, tiba-tiba Mama Troy oleng dan jatuh tepat di tangan Papa Troy yang membelakangi Trixie.

***

"Waduh, Ma! Untung aja gelasnya gak sampai jatuh," ucap Trixie sambil melihat mamanya penuh kuatir.

"Lho kamu nih bagaimana? Harusnya untung Mama gak jatuh dong," ujar Papa Troy.

"Ehhh iya ya..tapi..ehh ya uda untung dua-duanya gak jatuh dech biar seri," Trixie menimpali.

The Twin PlanetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang