Chapter 19

84 11 4
                                    

"Bukan begitu. Aku menumpahkannya karena kecelakaan."

Aku tahu dia mengejekku, tapi itu agak menusuk. Aku mengalihkan topik dengan alami ketika pura-pura tidak melakukannya.

"Ada apa dengan wajah Anda?"

"Wajah saya?"

"Saya pikir Anda membutuhkan sapu tangan untuk membersihkan wajah Anda. Anda terlihat sangat lelah."

"Oh, ini... bukan masalah besar, mungkin karena tadi aku adu panco."

"Adu panco?"

"Karena ajakan seseorang. Hanya melakukan sesutu saat orang dengan kekuatan fisik berkumpul dan merasa bosan. Ditambah, mereka sangat kompetitif."

Dengan ekspresi lelah, Tuan Davery membalikkan bahu kanannya agar longgar. Aku tidak tahu, tapi itu terlihat dia melewati masa yang sulit.

"Jika Anda memikirkan sesuatu yang baik, Anda tidak akan bosan."

"Yah, itu. Bagaimana pestanya?"

Kereta yang melewati gerbang berlari dengan cepat saat malam hari. Aku menyenderkan tubuhku didalam kereta yang bergetar dan membuka mulutku.

"Seperti biasa."

"Apakah semuanya berjalan dengan lancar?"

"Yah..."

Aku bisa mengatakan bahwa ada beberapa masalah, tapi ceritanya agak sulit untuk dikatakan.

Aku menatap keluar jendela kereta.

Tiba-tiba.

Aku terkejut.

Aku sangat terkejut sebelumnya. Saat di balkon.

Angin hanya menghembus, ilusi halus, dan bagaimanapun perkataan bermakna dari Putra Mahkota.

Suasana aneh mengisi ruangan. Aku tidak tahu semalu apa ku saat itu. Aku tidak melihat cermin, tapi mataku pasti sedikit bergetar.

Aku hampir salah paham.

Setelah dipikir-pikir, itu menghina.

Mungkin aku lumpuh dan berdelusi dengan diriku sendiri dalam waktu singkat itu? Akibatnya, pemikiran seperti itu mengalir dalam sekejap.

Aku hampir meragukan Putra Mahkota tertarik padaku.

Untungnya, pasangan tidak sengaja datang ke balkon, dan suasana yang misterius tersebar.

Berkat itu aku sadar.

Dan ketika aku sadar, aku berpikir dengan masuk akal. Itu panggilan yang akrab.

Garis Putra Mahkota, yang terasa signifikan, belum tentu begitu, dan dia tidak terlalu berhati dingin.

Apakah aku berpikir dia akan senang aku menolongnya? Dia hanya mengutarakan niatnya untuk membalas bantuan dengan cara yang sopan.

Dan arti dari perkataannya dia menantikan perbedaan saat bertemu lagi? Itu ucapan yang mirip dengan Sampai jumpa.

Dan bukan hal aneh walaupun aku benar-benar menantikannya. Ketika dia melihatku di kuil, aku memiki kesan yang sangat berbeda setelah beberapa hari, dan aku akan sangat penasaran jika aki tidak mengetahui tentang kain pesona.

Maksudku, semuanya tidak ada artinya.

Aku terhanyut oleh suasana yang terjadi di balkon dan salah dengar seolah-olah ada sesuatu.

Perasaan lega mengalir. Sangat beruntung pasangan itu terputus saat itu juga.

Jika tidak terjadi, dan jika aku masih terganggu dan salah memahaminya lalu berkata "Yang Mulia, maafkan saya.".

The Villain's Sister Suffers Today (TAMAT)Where stories live. Discover now